JAKARTA, ITN- BAHASA Inggris merupakan Bahasa yang digunakan di seluruh dunia dan diakui sebagai Bahasa internasional. Populernya Bahasa Inggris membuat Bahasa yang satu ini dimasukkan dalam mata pelajaran mulai dari Sekolah Dasar hingga SMA/SMK. Tak hanya itu, ada banyak Lembaga dan tempat les yang secara spesifik mengajarkan Bahasa Inggris, salah satunya Desa Bahasa yang berada di Magelang.
Belum lama ini Indonesiatripnews.com bersama rombongan dari Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata berkunjung ke Desa Bahasa di Dusun Parakan, Desa Ngargogondo, Kecamatan Borobudur.
Di desa ini mulai dari anak-anak hingga orang dewasa pandai berbahasa Inggris bahkan banyak orang luar daerah juga luar negeri belajar di Desa Bahasa ini.
Awalnya di sini merupakan tempat belajar bahasa Inggris, pendirinya menyadari posisinya di sekitar Candi Borobudur yang banyak dikunjungi orang asing perlu didukung kemampuan bahasa inggris masyarakatnya, agar mampu berkomunikasi dengan baik kepada wisatawan asing.
Didirikan sejak tahun 1998 dan sempat vakum lalu kembali aktif tahun 2011, kini bahkan tempat kursus ini memiliki tempat penginapan khusus bagi mereka yang ingin belajar dari luar daerah. Kegiatan di sana merupakan eduwisata.
Keberhasilannya menggaet orang dari luar desa untuk belajar bahasa inggris disini karena metode yang dikembangkan dan diterapkan merupakan teknik listening dan drilling para peserta cukup mendengarkan, menirukan, dan mengucapkan.
“Musim libur ini banyak siswa yang memilih tinggal disini untuk liburan sambil belajar bahasa Inggris. Bahkan orang tuanya juga ikut menemani dan tinggal disini,” ujar salah satu pengelola Desa Bahasa, Hartono.
Paket belajar yang ditawarkan ada tiga, yakni paket 1 English Conversation Hanya 6 Hari, Paket 2 English Conversation Hanya 10 Hari, dan Paket 3a English Conversation Program Intensive Super Ekonomis 1 Bulan.
Biaya untuk paket 1 Rp3,5 juta (standar) dan VVIP Rp5 juta. Paket 2 Rp3,5 juta (standar) dan Rp6 juta VVIPA, sedangkan paket 3a Rp 3,5 juta standar dan promo Rp2,5 juta dengan masing-masing biaya pendaftaran Rp200 ribu.
“Bedanya standar dengan VVIP, yakni kalau standar siswa menginap di homestay rumah penduduk, sementara VVIP siswa tinggal di hotel yang berada di area belajar Desa Bahasa,” ujarnya. (evi)