GORONTALO, ITN- Provinsi Gorontalo yang memiliki julukan Kota Serambi Madinah memiliki berbagai destinasi wisata sejarah yang menarik, salah satunya Benteng Otanaha.
Benteng ini tak hanya terkenal di kalangan penduduk lokal, namun juga nasional bahkan international.
Nama Otanaha berasal dari dua kata, yakni Ota yang berarti benteng dan Naha yang merupakan nama penemu benteng. Tak hanya itu, kawasan Benteng Otanaha juga memiliki dua benteng lainnya, yakni Ulupahu dan Otahiya yang diambil dari nama istri dan anak Naha.
Benteng Otanaha berada di atas perbukitan Kelurahan Dembe 1, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Benteng ini jadi salah satu cagar budaya yang dimiliki Provinsi Gorontalo.
Benteng ini terletak kurang lebih 9 km dari Kota Gorontalo dan 2 km dari Danau Limboto dan Museum Pendaratan Pesawat Amfibi Soekarno. Untuk sampai ke lokasi, wisatawan bisa menyewa bentor (becak motor) atau naik kendaraan pribadi dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit.
Baca juga: https://indonesiatripnews.com/berita/wisata/bermain-dengan-hiu-paus-di-pantai-botubarani-gorontalo/
Benteng Otanaha yang menyuguhkan pemandagan yang sangat indah ini awalnya dibangun oleh Portugis, bangsa yang ikut menduduki Indonesia saat masa kolonial dulu. Benteng Otanaha sendiri jadi saksi bagaimana masyarakat Indonesia, khususnya Gorontalo, melawan Portugis yang berniat mencari rempah-rempah.
Benteng yang pada awalnya dibuat sebagai pertahanan dari serangan musuh ini menyuguhkan pemandangan yang sangat indah. Tak hanya itu ada beberapa yang unik untuk dinikmati, salah satunya material batunya. Perekatan batu benteng konon bahan-bahan yang dipakai terdiri dari batu, pasir, kapur, dan sebagai alat perekat adalah putih telur burung Maleo, burung endemic Sulawesi.
Ketiga benteng itu berbentuk bulat tanpa atap, khusus Otanaha, bentuknya bahkan menyerupai angka delapan. Masing-masing benteng berdiameter sekitar 20 meter.
Tak cukup besar untuk sebuah benteng, tetapi cukup strategis dari sudut pandang pertahanan. Di sekeliling dinding benteng terdapat celah untuk mengintai dan membidikkan senjata.
Ketiga benteng tersebut mengalami renovasi untuk memperkuat strukturnya pada 2009. Tapi arsitekturnya tetap dipertahankan sebagaimana aslinya.
Pemandangan indah terhampar di depan mata saat sampai di Benteng Otanaha dan Ulupahu. Danau Limboto dan pegunungan hijau disekitarnya terlihat jelas dan menyegarkan. Sebelum mencapai Benteng Otanaha, wisatawan harus melewati 384 buah anak tangga yang terdiri atas empat tempat persinggahan.
Benteng Otanaha tidak hanya menjadi obyek wisata bersejarah tetapi juga merupakan tempat yang cocok bagi wisatawan yang suka berfoto dengan latar belakang Danau Limboto.
Untuk dapat menikmati kawasan ini wisatawan dikenakan tarif sebesar Rp10 ribu per orang. Namun sayangnya kawasan wisata tersebut tidak dilengkapi dengan fasilitas toilet yang bersih dan masih memerlukan kreativitas dan inovasi dari semua pemangku kepentingan pariwisata. (evi)