JAKARTA, ITN- Liburan dengan menggunakan campervan akhir-akhir ini menjadi tren baru di masa pandemi, bahkan diperkirakan peminatnya semakin tinggi.
Dengan menggunakan campervan, tidak perlu berjumpa dengan keramaian, sehingga liburan di tengah pandemic lebih nyaman dan aman.
Campervan (atau van kemping ), menurut Wikipedia kadang-kadang disebut sebagai mobil kemping, karavan, atau rumah motor adalah kendaraan self-propelled yang menyediakan transportasi dan akomodasi untuk beristirahat. Istilah ini terutama menggambarkan van yang telah dipasang dengan bodi tambahan, sering kali dengan badan coach untuk digunakan sebagai akomodasi.
“Saya cukup yakin (peminat) campervan atau car camping ini akan terus meningkat karena cara menularkannya sangat mudah,” ujar CEO Consina, Disyon Toba pada acara diskusi pariwisata bertajuk Tourism Talks Club “Tren dan Perkembangan Industri Pariwisata Outdoor Indonesia” di Toraja Coffee House, Jakarta, Kamis (7/4/22).
Disyon mengatakan, “Saat ini sudah ada beberapa komunitas peminat Campervan di Indonesia, salah satunya yang beranggotakan cukup besar adalah Campervan Indonesia yang sudah memiliki beberapa chapter atau cabang”.
Menurutnya sejak tahun 2021 sampai sekarang, komunitas tersebut seperti tidak mengenal pandemi.
“Mereka ngumpul aja terus. Kalau mereka kemping, tempat kempingnya pasti penuh. Menariknya lagi yang datang bukan orang outdoor saja tapi juga orang umum dengan menggunakan peralatan kemping sederhana. Ada yang pakai tikar, ada yang tidur di mobil, ada yang beli tenda yang murah atau sedikit bocor lalu ditambah fly sheet lagi atasnya,” ungkapnya.
Menurutnya hanya dalam waktu satu tahun terakhir ini, anggota komunitas campervan tersebut sudah mencapai hampir 100 ribu orang.
Lebih lanjut Disyon menjelaskan, “Itu yang terdaftar di komunitas tersebut, diluar komunitas itu masih banyak sekali. Soalnya sekarang banyak klub mobil dan motor yang bukan komunitas campervan tapi melakukan itu, misalnya membawa tenda di mobil dan motor lalu buka pasang tenda di tempat-tempat yang dingin, tidak mau menginap di hotel”.
Ada beberapa indikator kalau campervan tengah diminati dan bakal semakin diminati, di antaranya penjualan produk perlengkapan berkemah terutama tenda melesat di era pandemi.
Selain itu banyak bermunculan camping ground atau tempat-tempat berkemah, termasuk untuk campervan.
“Ada yang cuma punya tanah 500 meter tapi pemandangannya bagus, lalu dibersih-bersihin, dikasih rumput, dikasih toilet sudah selesai. Jadi orang kemping di situ,” jelas Disyon.
Menurutnya ada pula yang bermodal besar, lahan berkemahnya ditata sedemikian rupa. Lahannya dibuldoser, dibuat yang bagus, dibuat area kafe, dan segala macam hingga menghabiskan Rp5 miliar sampai Rp10 miliar bahkan lebih.
“Pengelola tempat campervan pun berbeda satu sama lain, tergantung target konsumen atau pasar yang dibidik,” ujarnya.
Ada yang pengelolaannya sengaja membuat lokasi campervan-nya hanya bisa dicapai oleh mobil campervan jenis 4×4. Ada pula yang pengelolanya membuat akses jalannya mulus agar semua jenis campervan bisa masuk ke lokasi.
“Apapun tipe lokasi campervan-nya yang harus dimiliki sebuah lokasi campervan adalah toilet atau MCK yang bersih,” tegasnya.
Berdasarkan pengamatannya bahkan beberapa tempat kemping ada yang toiletnya terbuat dari keramik. “Sudah seperti di mall, karena target pasarnya orang-orang tajir dari Jakarta,” ujarnya.
Lokasi campervan terbanyak di Indonesia saat ini masih berkisar di Pulau Jawa, terutama di Jawa Barat. “Bisa jadi karena penduduk Jawa Barat yang banyak ditambah warga Jakarta dan sekitarnya sebagai target pasar yang sangat besar, membuat banyak pihak tertarik membuat campervan di Jawa Barat,” ungkapnya.
Sementara pada kesempatan yang sama dalam diskusi yang digelar Consina bersama The J-Team secara offline dan live di kanal media Instagram dan YouTube Consina serta Instagram Tourism For Us ini menghadirkan narasumber Co-Founder Fun About Indonesia Tour, Priadi Wibisono.
Priadi Wibisono mengatakan, “Agar aktivitas rekreasi luar ruang seperti camping, hiking, live in program volunteers tour, dan lain-lain lebih diminati, sebaiknya diisi dengan bermacam kegiatan atau konten-konten yang kaya pengalaman, menarik, dan tentunya bermanfaat”.
Menurutnya harus diperbanyak lagi paket-paket outdoor experience yang kaya pengalaman namun dengan harga yang terjangkau wisatawan. (evi)