JAKARTA, ITN- Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud dan rombongannya ke Indonesia selama 9 hari mulai tanggal 1 hingga 9 Maret 2017 akan menjadi ikon pariwisata Indonesia untuk menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), khususnya dari Timur Tengah. Bahkan Menpar Arief Yahya memproyeksikan tahun 2017 ini, bakal naik minimal 50% dari tahun 2016, angka growth yang sangat menjanjikan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani menilai, kunjungan Raja Salman bisa menjadi magnet untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, terutama untuk wisatawan asal Timur Tengah mengingat ketokohan dari Sang Raja.
“Setelah Raja Salman memastikan sudah menginjakkan kakinya di Tanah Air, saya sudah dapat memastikan bahwa akan semakin melonjak datangnya wisatawan asal Timur Tengah. Raja Salman ini magnet, yang pasti diikuti rakyatnya,” kata Haryadi.
Seperti diketahui, Menpar Arief Yahya berharap kunjungan akbar Raja Salman diharapkan naikkan 50% Wisman Timteng. Wisman Timteng pada tahun 2015, yakno 180 ribu, pada tahun 2016; 240 ribu, naik 30%, pada tahun 2017; 360 ribu, naik 50%.
Haryadi menambahkan, dengan kunjungan ini ada pengaruhnya terhadap wisatawan, karena otomatis ada exposure yang membuat masyarakatnya jadi tahu dan mendunia. “Pasti pemberitaan di Timteng juga jelas dan detail, sangat menguntungkan bagi negara kita,” katanya.
Selain itu, terkait kedatangan Raja Salman, lanjut Haryadi, pasti akan meningkatkan pemasukan bagi beberapa pemilik hotel yang diinapi oleh para rombongan Raja, serta beberapa pusat perbelanjaan. Terlebih kondisi wisatawan di Bali saat ini memasuki waktu low season (sepi) akan berubah kondisinya.
“Pasti ada pengaruh selama kunjungan kepada hotel, juga beberapa tempat perbelanjaan di mana mereka spending belanja seperti halnya turis yang lain. Untuk kunjungan ke Bali, ini momentumnya bagus, karena sekarang ini lagi low season di Bali. Dengan datangnya tokoh penting dari Arab Saudi bisa merubah suasana Bali, menjadi ramai,” papar Haryadi.
Saat ini, Hariyadi mengaku belum melihat dampak jangka panjang terhadap dunia perhotelan dengan kunjungan tersebut, dikarenakan kunjungan Raja Salman yang sifatnya goverment to goverment dan tidak melibatkan pihak swasta dalam agenda resminya. Tapi untuk pariwisata, dirinya meyakini dampaknya sangat panjang.”Yang menikmati nantinya hotel-hotel, Tapi buat pariwisata kita sudah pasti panjang imbas positifnya,” jelasnya.
Diakui, lengh of stay wisman asal Arab Saudi cukup lama, 12-13,5 hari. Spendingnya 2.200 USD data terbaru, dan 68% tinggal di hotel Bintang Lima.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata (Kemenpar), pada 2015 kunjungan wisman asal Timur Tengah sebanyak 180 ribu. Kunjungan ini meningkat signifikan pada 2016 sebanyak 240 ribu orang atau naik 30 persen. Dengan kedatangan orang nomor satu di negeri Al Jazeera ini ini, kunjungan wisman asal Timur Tengah diharapkan naik 50 persen.(*/evi)