JAKARTA, ITN- SAAT memasak, minyak goreng menjadi salah satu bahan utama yang wajib tersedia di dapur. Apalagi pada sajian lauk Nusantara yang pasti ada minimal satu lauk yang digoreng atau ditumis.
“Penggunaan minyak goreng memang sudah jadi kebutuhan masyarakat Indonesia sehari hari, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa di setiap rumah tangga pasti ada makanan yang diolah dengan cara digoreng,” ujar Dr Reisa Broto Asmoro.
Menurutnya untuk meminimalkan risiko berlebihan penggunaan minyak goreng maka harus diantisipasi saat menggoreng dengan jumlah takaran yang tidak terlalu banyak.
Minyak goreng yang melalui dua kali proses penyaringan dan memiliki manfaat seperti vitamin A juga banyak tersedia di berbagai merek minyak goreng, dan tentunya konsumen pasti ingin menggunakan minyak goreng yang stabil dan tidak mudah teroksidasi.
Hal ini membuat SunCo sebagai produsen minyak goreng ternama di Indonesia fokus memproduksi minyak goreng berkualitas dengan melalui lima tahapan proses yakni, tiga kali proses pemurnian, dan dua kali proses penyaringan agar menghasilkan minyak yang bening, tidak cepat menghitam, tidak mudah beku, dan karakternya seperti air. Sehingga ketika dipakai untuk menggoreng atau menumis menghasilkan makanan yang gurih, rasa gorengan yang crispy, dan tentunya “dikiiitt nempel dimakanan.”
Lebih lanjut Dr Reisa menjelaskan, “Konsumen perlu tahu minyak goreng baik itu seperti apa. Pertama, dipastikan terbuat dari bahan yang berkualitas bukan dari bahan yang berbahaya untuk tubuh. Kedua, memiliki titik didih yang tinggi sehingga kalau digunakan untuk menggoreng tidak mudah mengalami oksidasi”.
“Dan yang ketiga, berwarna bening tidak cepat menghitam sehingga meminimalkan resiko kanker. Kemudian tidak mudah beku yang menandakan bahwa kandungan asam lemak jenuhnya rendah sehingga bisa meminimalkan peningkatan kolesterol jahat yang bisa berisiko buruk bagi tubuh kita. Lalu terakhir karakternya harus seperti air, yaitu tidak lengket dan mudah mengalir, tentunya yang harus dikiiitt nempel dimakanan, karena apabila terlalu menyerap dimakanan bisa menimbulkan risiko obesitas dan penyakit lainnya,” jelas dokter yang menjadi host acara kesehatan terkemuka yaitu Dr OZ Indonesia.
Tidak hanya mengetahui seperti apa ciri-ciri minyak goreng baik, menurutnya masyarakat juga perlu mengetahui bagaimana cara memakai minyak goreng yang benar saat memasak.
Sementara ahli gizi, Rita Ramayulis, DCN, MKes yang telah banyak menerbitkan buku-buku tulisan mengenai hidup sehat mengatakan, “Salah satu kebiasaan yang salah saat memasak menggunakan minyak goreng adalah menggunakannya secara berulang-ulang hingga minyak berubah warna”.
“Saat memanaskan minyak goreng dengan suhu tinggi dan digunakan secara berulang akan mengakibatkan minyak mengalami kerusakan karena adanya oksidasi yang membuat makanan menjadi bau tengkik, berubahnya komposisi pada asam lemak tidak jenuh, berubahnya warna minyak, dan jumlah minyak lebih banyak terserap dalam makanan,” ungkapnya.
Penggunaan minyak goreng SunCo menurutnya bisa menjadi pilihan tepat bagi masyarakat Indonesia karena dapat mengurangi jumlah lemak yang masuk ke dalam tubuh.
Rita Ramayulis menambahkan, “Minyak goreng yang baik adalah terlihat jernih dan bening, memiliki aroma yang khas, semakin rendah jenis lemak jenuhnya maka semakin sehat. Hal ini dapat dideteksi dari kondisinya yang tidak mudah beku, teksturnya tidak terlalu kental tapi bening seperti air”.
Tidak hanya itu SunCo juga mendukung gaya hidup sehat yaitu dengan cara mengatur pola makan yang benar agar terhindar dari berbagai penyakit. Salah satu yang harus diterapkan adalah mengonsumsi makanan sehat, walaupun kebiasaan mengonsumsi makanan yang digoreng atau ditumis tidak dapat dihindari namun konsumen tidak perlu khawatir karena penggunaan minyak goreng “dikiiitt nempel dimakanan” tetap membuat hasil makanan tersebut baik untuk dikonsumsi.
“Pertama kali yang harus diperhatikan ketika memilih minyak goreng adalah jika warnanya semakin bening dan jernih maka semakin baik, tahapan pembuatan minyak goreng dilakukan lebih dari dua kali karena semakin banyak melewati proses penyaringan maka semakin rendah kandungan lemak jenuhnya. Sehingga menghasilkan minyak goreng yang tidak kental namun bening seperti air agar saat digunakan minyaknya ‘dikiiitt nempel dimakanan’,” tutup Rita Ramayulis. (*/evi)