Milameilia konsisten dengan konsep desainnya yang menjadikan kain tradisional batik sebagai material utama dari seluruh koleksi yang di pertunjukkan. Kali ini batik yang digunakan adalah batik Cirebon yang memadukan motif lereng asli tanah Jawa dengan motif atking yang merupakan peleburan budaya Jawa dan China serta batik Garutan dan batik Sragen.
Ada 13 koleksi yang ditampilkan dan terdiri dari tiga segmen yang memiliki nuansa serta garis yang berbeda. Segmen pertama adalah dress dengan bahan ringan melayang seperti halnya virus yang dapat masuk dengan mudah ke dalam raga manusia.
Segmen kedua adalah koleksi yang lebih tegas dengan motif garis garutan yang lebih modern namun tetap menyatu dengan alam dengan warna oranye seumpama lembayung.
Segmen ketiga yang merupakan segmen penutup adalah gown klasik romantik yang tetap memiliki sisi kekuatan dari perempuan.
Garis dari seluruh koleksi ini adalah virus milameilia yang tergores dalam setiap rancangan yang disajikan.
Keseluruhan tampilan koleksi virus milameilia ditutup oleh muse Jehan Imelda yang menjadi salah satu pencinta fashion terutama lokal brand seperti milameilia.
“Saya suka desain-desain dari milameilia karena membuat saya tampak stylish dan elegan tanpa terkesan berlebihan, membuatnya nyaman untuk digunakan sehari-hari atau di acara-acara khusus sekalipun,” ujar Jehan.
Koleksi dari milameilia signature dapat dilihat di butiknya yang berlokasi di Golden Office Durian Kav 4, Jalam Durian Raya No 44C, Jagakarsa Jakarta Selatan 12620.”Kami ingin menjadikan milameilia sebagai virus baru bagi fashionista Indonesia kedepannya hingga ke mancanegara,” tambah Mila Meiliasari. (evi)