SURABAYA, ITN– Hadir di Kota Pahlawan, Surabaya, penyelenggaraan MUFFEST 2021 akan berlangsung mulai tanggal 1 hingga 11 April 2021 di Pakuwon Mall. Berlangsung secara hybrid, konferensi pers dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang diwakilkan oleh Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur, Ir. Tiat Suwardi, M.Si; National Chairman IFC, Ali Charisma; Local Chairwomen IFC Surabaya Chapter, Yunita Kosasih; Branch Manager of Dyandra Promosindo, Agustien Dyah Ekawati; Senior Marketing Manager Pakuwon Mall, Dian Apriliana Dewi; Market Development Executive Wardah Cosmetic, Sabrina; Person in Charge MUFFEST Surabaya 2021, Alben Ayub Andal.
Memasuki tahun keenam penyelenggaraan, MUFFEST semakin memantapkan eksistensinya sebagai event fashion muslim terbesar dengan komitmen untuk terus berperan serta dalam upaya mempromosikan karya desainer tanah air dan menyukseskan tujuan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dan modest wear dunia.
“Dyandra dan IFC selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam penyelenggaraan MUFFEST dan berkomitmen untuk mendorong kreativitas anak bangsa dalam menciptakan produk lokal dengan standar, mutu, dan kreasi yang dapat bersaing di mancanegara serta memberikan kontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional,” ujar Branch Manager of Dyandra Promosindo, Agustien Dyah Ekawati dalam sambutannya, Jumat (2/4/2021).
Sementara Ali Charisma salah satu National Chairman Indonesian Fashion Chamber menyampaikan dampak besar dirasakan industri fesyen dari masa pandemik yang berkepanjangan.
“Masa pandemi yang berkepanjangan dengan dampak besar sekali terhadap industri fesyen, kami sadar bahwa kami perlu bergandeng tangan, bergerak bersama dengan menyesuaikan perubahan kondisi sekarang sehingga industri fesyen di Indonesia mulai menggeliat lagi,” ungkapnya.
Ali mengatakan, “MUFFEST ditargetkan untuk membangun industri fesyen bukan hanya di ibukota Jakarta, tetapi juga daerah-daerah potensial lainnya, sehingga kami menjemput bola dengan menghadirkan MUFFEST di kota-kota besar di Indonesia”.
MUFFEST juga mengajak pelaku dan pengguna fesyen untuk sadar dan memahami pentingnya sustainable fashion. Sesuai konsep sustainable, peserta MUFFEST kali ini tidak harus membuat koleksi baru, namun bisa memanfaatkan koleksi lama dengan syarat disesuaikan perkembangan tren terbaru supaya diterima oleh pasar secara luas,” ujar Ali.
Disampaikan oleh Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur, Ir. Tiat Suwardi, M.Si, Gubernur Jawa Timur menyampaikan rasa terimakasih nya terhadap IFC dan Dyandra yang telah menggerakan ekonomi kreatif khususnya dibidang fesyen.
“Dengan adanya vaksin, kegiatan ekonomi perlahan mulai meningkat. Sehingga tepat untuk memulai kegiatan ekonomi di Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya. Pemerintah Jatim sangat mendukung penyelenggaraan kegiatan ini dan berterima kasih kepada IFC dan Dyandra yang telah memprakarsai untuk memulai kembali menggerakkan ekonomi kreatif, khususnya bidang fesyen. Kegiatan yang mendukung UKM sektor fesyen muslim ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Jatim untuk memfasilitasi UKM. Kegiatan ini bukan hanya untuk masyarakat Jatim dengan ibukota Surabaya saja, karena ada 18 provinsi lainnya yang terkait erat dengan Jatim. Kami berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan dengan cita-cita yang lebih besar, bukan hanya untuk Surabaya, tapi untuk daerah lainnya di Indonesia Bagian Timur. Dengan pertumbuhan ekonomi yang mulai meningkat, kami berharap di tahun-tahun berikutnya dapat bekerjasama untuk mendukung kegiatan MUFFEST,” ungkapnya.
Disambut dengan antusiasme yang tinggi dari para pelaku industri fesyen muslim Jawa Timur atas kehadiran MUFFEST di Surabaya, diharapkan dapat menggiatkan kembali pasar busana muslim di tanah air, khususnya pada momen yang potensial menjelang bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
Menurut Yeti Topiah, penyelengaraan MUFFEST di Surabaya dengan konsep hybrid merupakan solusi terbaik di masa pandemi bagi pelaku bisnis modest/muslim fashion, terutama yang berada di daerah untuk tetap bisa branding dengan mengikuti fashion show dan ada wadah untuk jualan produk.
“Menjelang Ramadan adalah waktu yang tepat, karena biasanya ini puncak bisnis modest/muslim fashion. Mudah-mudahan dengan MUFFEST datang ke daerah-daerah akan memudahkan pelaku usaha untuk berjualan dan konsumen untuk berbelanja, tidak perlu harus jauh-jauh ke Jakarta. Sehingga bisa membangkitkan ekonomi daerah, khususnya sektor modest/muslim fashion” ujar Yeti Topiah.
Harapan yang sama disampaikan salah satu Desainer nasional, Hannie Hananto yang berharap dengan terselenggaranya MUFFEST di masa pandemi dapat mengangkat kembali sektor usaha fesyen muslim di daerah dan memulihkan industri fesyen muslim nasional.
“Bisnis fesyen muslim di masa pandemi memang terdampak, tapi tetap jalan apalagi yang berjualan secara online. Masyarakat tetap butuh dan membeli baju untuk Ramadan dan Lebaran, jadi masih ada kesempatan buat kita, para desainer dan brand fesyen muslim. Kita harus semangat untuk tetap membuat koleksi baru,” ungkap Hannie.
Ia mengatakan,” Sangat penting kita mengikuti event seperti MUFFEST untuk branding dan berjualan sehingga mempermudah konsumen mencari produk kita. Kita tidak bisa ikut event seperti MUFFEST sekali saja, tapi harus berkelanjutan, konsisten berulang kali sampai pangsa pasar yang dituju aware terhadap brand atau produk kita”.
Selain kegiatan pameran dan fashion show, MUFFEST di Surabaya akan menghadirkan kegiatan interaktif dan inspiratif yaitu Seminar “The New Beginning Trend Fashion 2021/2022″ dengan narasumber Dina Midiani selaku Koordinator & Trend Expert, Taruna K. Kusmayadi selaku Team Riset dan Penulis, dan Sofie selaku Team Decoding yang dipersembahkan oleh KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF, talkshow tentang Zero Waste Fashion dan Hijab Creation bersama Aryani Widagdo, bincang tentang Bisnis Kebaya dengan Lenny Agustin, dan Styling Sarung bersama IFC Community. Tak kalah menarik yaitu Live Shopping. (*/evi)