JAKARTA, ITN- BEBERAPA tahun belakangan ini, kedai atau kafe kopi banyak bermunculan di berbagai tempat, khususnya di kota-kota besar. Tingkat konsumsi kopi dan tren jumlah penikmat kopi pun terus meningkat membuat bisnis ini sangat prospektif
Di Indonesia, bisnis kopi tumbuh menjadi salah satu komoditas pasar yang cukup besar dengan pertumbuhan sebesar 19,6 persen dari industri kopi yang dapat dibuktikan dengan makin menjamurnya kedai-kedai kopi di berbagai daerah.

“Industri kopi di Tanah Air tumbuh karena didukung perkembangan gaya hidup yang semakin baik dan berkembangnya dunia digital, terutama penggunaan internet sebagai tempat promosi kopi Indonesia,” ujar Chief Operating Officer PT Artisan Kuliner Indonesia, Eduardus Chandra saat jumpa pers pembukaan Kedai Kopi Marco di Mal Gandaria City, Mainstreet Lantai UG, Jakarta Selatan, Rabu (23/8/17).
Di Indonesia, kini tak hanya para pelaku industri skala besar saja yang meramaikan pasar kopi, pelaku industri kopi rumahan pun semakin bergerak maju dan berani bangkit bersaing bersama komoditas penting lainnya.

“Didukung kecintaan masyarakat Indonesia terhadap kopi lokal yang semakin meningkat, kini kopi lokal tak hanya tumbuh di dalam negeri saja. Indonesia telah menempati posisi ketiga dunia dalam jumlah ekspor kopi per tahun,” ujar Eduardus lebih lanjut.
Menurutnya, dunia merespon baik dan memuji kualitas kopi Indonesia, untuk itu petani harus terus meningkatkan mutu kopi yang diekspor.
Ia mengatakan, “Di Indonesia ada perubahan tren kebutuhan kopi, semacam gerakan dari penikmat kopi yang mulai membutuhkan cita rasa kopi asli Indonesia, meskipun gaya sajian dari luar negeri masih tetap memiliki pasarnya tersendiri”.

Banyaknya nama dan jenis kopi yang ditawarkan kedai kopi terkadang membuat orang yang baru pertama kali ngopi perlu banyak bertanya untuk mendapatkan kopi yang pas.
Kedai Kopi Marco (KKM) yang berada di bawah naungan PT Artisan Kuliner Nusantara yang menaungi restoran masakan Padang Peranakan ini mengusung Kopi Padang. “Kami ingin kopi lokal lebih dikenal dan tradisi ngopi di Sumatera Barat bisa diterima masyarakat. Di Padang masyarakatnya terbiasa minum kopi sampai tiga kali dalam satu hari,” ungkapnya.
Dengan konsep semi-self service, pengunjung dapat memesan makanan dan minumannya langsung di kasir, lalu pramusaji segera mengantarkan ke meja pengunjung. Konsep ini dianggap lebih cepat dalam penyajian hidangan.

“Kedai kopi yang baru pertama kali dibuka dengan menu makanan Padang ini memiliki konsep yang lebih cepat dan simple dari outlet kami yang lainnya, yakni di Lotte Shopping Avenua, Pacific Place, Pondok Indah Mall, Grand Indonesia, dan Lippo Mall Puri. Di lima tempat tersebut belum ada Kedai Kopinya,” ungkap Eduardus.
Sebagai teman minum kopi, Chef Marco sendiri memberikan banyak pilihan menu, mulai dari hidangan berat seperti Nasi Dendeng Cah Pade buat si penyuka pedas, hingga camilan ringan seperti Sagon Bakar, Krim Bru Lim atau Lim Pau. Dua hidangan terakhir tersebut merupakan menu baru yang hanya bisa ditemui di Kedai Kopi Marco.
Krim Bru Lim sendiri merupakan cream brulee yang menggunakan bahan tradisional seperti kelapa, kopi, dan durian. Sedangkan Lim Pau adalah steamed bun atau bakpao yang diisi dengan ayam panggang khas Marco dan rendang hitam kayu bakar.

Selain lezatnya ,Nasi Dendeng Cah Pade yang ditawarkan, KKM juga menawarkan menu yang menggugah selera, seperti Nasi Ayam Panggang, Nasi Barramundi Panggang, Nasi Rendang, Nasi Udang Balado, Nasi Goreng Rendang, dan masih banyak lainnya dengan harga mulai Rp35.000 hingga Rp52.000.
Chef Marco Lim selaku chef utama di KKM menjamin semua bahan dan bumbu asli berasal dari Sumatera Barat hal inilah yang menurutnya membuat setiap makanan yang disajikan di Marco terjaga keaslian rasa, bahkan membuat Marco terpilih menjadi Indonesia Best Restaurant sejak 2015 hingga 2017. “Untuk kopinya kami pakai jenis robusta. Original rasa Padang tidak bisa diubah, itu ciri khas kami,” ungkapnya.
Kedai kopi memberikan pilihan yang sederhana. Tak perlu banyak jenis, memesan kopi di sini hanya ada pilihan, yaitu disajikan dengan es atau panas, tambah susu atau tidak. Meski hanya sedikit pilihannya, rasa kopinya cukup membuat siapa pun yang sudah mencobanya ingin kembali lagi untuk meneguk kenikmatan kopi jenis robusta ini.

Pada kesempatan tersebut Chef Marco menawarkan Indonesiatripnews.com untuk mencoba kopi yang disajikan dingin (es kopi), rasa manisnya memang pas dan juga tidak ada rasa asam. “Apa yang kita sajikan kopi di sini sebuah experience, bagaimana orang Padang menikmati kopi. Karena budaya orang Padang di sana berbeda, kopi Padang mereka itu es kopi dan sudah ada gulanya,” ungkap Chef Marco.
Lebih lanjut Chef Marco mengatakan, “Kopi yang kami gunakan berasal dari industri rumahan yang terkenal di daerah Padang. Jadi rasanya akan sama persis seperti yang biasa ditemukan di Padang. Di sini, pelanggan akan merasakan pengalaman minum kopi layaknya kebiasaan orang Padang”.
Harga segelas kopi yang ditawarkan kedai yang buka mulai pukul 10.00-22.00 WIB ini mulai dari Rp32.000 hingga Rp38.000. Selain kopi minuman lain yang ditawarkan di Kedai Kopi Marco, yakni Teh Tarik, Es Teh Tawar dan dingin, Es Teh Manis dan dingin, Es Durian, Milshake Durian, Alpukat Kelapa Durian, serta Es Jeruk Limo Puruk dan Jahe Lemon yang rasanya segar. (sasha/evi)