JAKARTA, ITN- KOPI, teh, dan cokelat bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri yang membuat wisatawan berkunjung ke Indonesia. Apalagi setiap daerah di Indonesia memiliki kopi, teh, atau cokelat khasnya masing-masing.
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai penghasil kopi, teh, dan Kakao terbaik di dunia, serta mewujudkan Indonesia sebagai destinasi wisata agro dunia, Kementerian Pariwisata RI bekerjasama dengan PT Kayoemi Brothers, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Perdagangan menggelar Konvensi Kopi, Teh, dan Cokelat (KKTC) Indonesia 2017.
Konvensi yang digelar selama empat hari mulai 18-21 Mei 2017 di Main Purpose Hall La Piazza Kelapa Gading, Jakarta Utara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam upaya meningkatkan mutu dan penjualan ketiga komoditas tersebut.
“Konvensi ini merupakan ajang yang mempertemukan petani, pengusaha, asosiasi, dan pemerintah terkait pengembangan ketiga komoditas tersebut,” ujar Ketua Pelaksana KKTC 2017, Kuntari Sapta Nirwandar dalam sambutannya pada acara pembukaan KKTC 2017 di Jakarta, Kamis (18/5/17).
Diharapkan melalui konvensi ini akan ada wadah untuk menjalin jejaring yang luas antara petani, pelaku bisnis, konsumen, dan investor kopi, teh, dan cokelat sehingga produktivitas meningkat.
Selain itu menurutnya melalui konvensi ini juga diharapkan tercipta etalase menjanjikan bagi pengusaha lokal dan investor asing.
“Dari kopi, teh, dan cokelat dapat kita tarik menjadi empat angel yang saling berkaitan, yakni potensi, presentasi, kebijakan, dan pariwisata. Indonesia mempunyai potensi dalam komoditi kopi dan cokelat, dan ini menjadi potensi yang luar biasa sehingga Indonesia menjadi eksportir,” ujar Asisten Deputi Bidang Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintahan Kemenpar RI, Tasbir.
Ia mengatakan “Untuk mendatangkan buyer dari luar negeri tentunya kita harus mempersiapkan presentasi yang berkualitas yang cukup meyakinkan”.
Sedangkan kebijakan, melalui event ini kita duduk bersama dengan pembicara dari berbagai Kementerian bagaimana kopi, teh, dan cokelat ini disepakati menjadi satu gerakan ekonomi besar yang betul-betul dapat menggerakan semua potensi itu menjadi menyejahterakan bangsa, dengan memperhatikan bagaimana kemasan, kualitas, dan pesaingnya. Hingga akhirnya masyarakat Indonesia dapat mencintai dan membeli produknya sendiri.
Yang terakhir dari segi pariwisata, event ini merupakan bagian dari wisata MICE, kegiatan exhibition untuk menggerakan ekonomi nasional. “Diharapkan dapat mendatangkan buyer dari luar negeri dua atau tiga tahun kedepan,” jelas Tasbir.
Minum kopi dan teh sudah menjadi gaya hidup, saat ini pemakaian alat atau mesin kopi manual kembali digunakan. “Bagi yang mempunyai produk kopi usahakan hal itu menjadi produk wisata dan menjadi tempat singgah tamu, perlihatkan bagaimana mulai membuat kopi (atraksinya). Kalau bisa dilakukan, akan muncul paket-paket wisata agro tourism,” ujarnya.
Event ini diikuti dari berbagai kalangan antara lain, Pemerintah Kabupaten Oku Selatan, Pemerintah Kabupaten Lahat, PTPN VIII, produsen dan UKM di bidang usaha kopi, teh, dan cokelat.
Selain itu digelar acara seminar dan talkshol bertema “Perkembangan Komoditi Kopi, Teh, dan Kakao serta pengembangan Wisata Agro Indonesia”.
Pengunjung dapat menyaksikan berbagai macam kegiatan diantaranya roasting class workshp, lomba kreasi cokelat untuk SMK se-Jakarta serta workshop teh Nusantara. (evi)