- iklan -

JAKARTA, ITN- BANYUWANGI dinobatkan menjadi kota festival terbaik di Indonesia dengan 72 festival, setelah Solo yang memiliki 52 festival.

“Jika dilihat dari jumlahnya, Banyuwangi memiliki 72 festival dan ini menjadi terbanyak di Indonesia, sehingga saya nobatkan Banyuwangi sebagai kota terbaik penyelenggaraan festival, The Best City Festival,” ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya pada acara peuncuran Banyuwangi Festival 2017 di Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jakarta Pusat, Jumat (3/2/17).

Untuk tahun ini, Banyuwangi Festival 2017 disemarakkan dengan 72 gelaran event besar yang menjadi ikon daerah dan event anyar yang akan menjadi magnet baru pariwisata Banyuwangi sepanjang tahun ini.

foto. evi/itn.com
foto. evi/itn.com

Menurutnya, Banyuwangi Festival yang digelar sejak 2012 ini gencar dipromosikan di media digital menjadikan Banyuwangi sebagai destinasi yang paling populer di Tanah Air maupun mancanegara, sehingga tren kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) ke daerah ini terus meningkat.

Menpar mengatakan, “Sampai November 2016 kunjungan wisman ke Banyuwangi mencapai 75 ribu sekitar 30% mengunjungi Gunung Ijen, sedangkan wisnus sebanyak 2,7 juta atau jauh melampaui target yang ditetapkan. Keberhasilan ini antara lain karena strategi menggunakan digital tourism”.

Menurut Menpar Arief Yahya, jika ingin memajukan pariwisata diperlukan tiga hal yang harus diangkat, yaitu atraksi, akses, dan akomodasi. Banyuwangi sudah memiliki atraksi yang diangkat lewat festival ini.

“Akomodasi di Banyuwangi juga sudah ada peningkatan. Karena adanya Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes. Bumdes kini men-support homestay yang ada di Banyuwangi,” ungkapnya.

Akses menurutnya jadi kendala, khususnya bandara. Seperti diketahui Bandara Blimbingsari di Banyuwangi belum menjadi bandara internasional. “Selesaikan aksesnya maka yang lain akan mudah. Jadikan Bandara Blimbing sebagai bandara internasional kalau mau jadi destinasi internasional,” tegas Arief Yahya.

Sementara pada kesempatan yang sama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan, “Penyelenggaraan Banyuwangi Festival tidak hanya untuk mempromosikan pariwisata, namun juga untuk memaksimalkan potensi daerah dan memberikan semangat ke masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah serta sebagai wadah dalam menampung potensi kreativitas anak muda.

“Banyuwangi Festival dihadirkan tiap tahun ibarat rangkuman bagi segenap potensi Banyuwangi, mulai seni dan budaya, kekayaan alam, dan kreativitas rakyat. Termasuk event dan kreasi baru juga akan kami sajikan. Tahun ini bakal lebih kaya kandungan budaya dan potensi kreativitas masyarakat,” ungkapnya.

banyuwangi3Dari 72 gelaran event disajikan event besar yang telah menjadi ikon daerah seperti Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (27-30 September 2017), Banyuwangi Ethno Carnival (11 November 2017), Festival Gandrung Sewu (8 Oktober 2017), Banyuwangi Beach Jazz Festival (2 September 2017), dan Jazz Ijen (6-7 Oktober 2017), selain event anyar yang akan menjadi magnet baru antara lain; Banyuwangi Sail Yacht Festival (15 September 2017) dan Festival Bambu (12-13 Mei 2017).

Sebagai kegiatan telah digelar Festival Sedekah Oksigen dan Festival Jeding Rijig (toilet bersih) yang berlangsung di Desa Banjar, Kecamatan Licin, Banyuwangi pada 25 Januari 2017 yang lalu.

“Tahun ini kami juga menggelar event baru  Festival Sastra (26 -30 April 2017) dan Festival Teknologi Inovatif (19-22 Juli 2017). Tujuannya tak lain untuk merangsang minat anak muda pada sastra dan inovasi teknologi. Kalau difestivalkan, tumbuh perhatian pada dua bidang tersebut,” ujarnya lebih lanjut.

Sejumlah tradisi asli Banyuwangi juga difestivalkan antara lain Barong Ider Bumi (26 Juni 2017), Seblang (30 Juni & 5 September 2017), Tumpeng Sewu (24 Agustus 2017), Kebo-keboan (14 September & 1 Oktober 2017), hingga Petik Laut (4 & 23 Oktober 2017).

”Kami juga menggelar Agro Expo (13-20 Mei 2017), Festival Durian (20 Mei 2017) dan Fish Market (3 Oktober 2017) untuk menguatkan dan mempromosikan produk pertanian serta perikanan. Misalnya, bakal ditampilkan durian merah yang menjadi buah khas Banyuwangi,” paparnya.

Selain itu festival Barong Ider Bumi (26 Juni 2017), Seblang (30 Juni & 5 September 2017), Tumpeng Sewu (24 Agustus 2017), Kebo-keboan (14 September & 1 Oktober 2017), hingga Petik Laut (4 & 23 Oktober 2017).

Bupati Banyuwangi menambahkan, ”Kami juga menggelar Agro Expo (13-20 Mei 2017), Festival Durian (20 Mei 2017) dan Fish Market (3 Oktober 2017) untuk menguatkan dan mempromosikan produk pertanian serta perikanan”.

Untuk sport tourism, selain menggelar International Tour de Banyuwangi Ijen (27-30 September 2017) juga  ada Banyuwangi International Ijen Green Run (23 Juli 2017), Banyuwangi International BMX (22-23 April 2017)  dan Kite and Wind Surfing Competition di Pulau Tabuhan (26-27 Agustus 2017). (evi)

- iklan -