- iklan -

ENDE, ITN- PANCASILA  selain sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia, bagi Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki arti yang bernilai karena sejarahnya.

Pagi hari dengan cuaca yang cerah, tampak terlihat masyarakat Kabupaten Ende menyambut meriah pelaksanaan prosesi/parade Kebangsaan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila yang berpusat di Dermaga Tengau dan Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa pagi (31/5/16).

Penyambutan plakat Burung Garuda yang dibawa oleha Wakil Bupati Ende Djafar Achmad di pelataran Pelabuhan Soekarno Ende. Foto evi
Penyambutan plakat Burung Garuda yang dibawa oleha Wakil Bupati Ende Djafar Achmad di pelataran Pelabuhan Soekarno Ende. Foto evi

Parade Kebangsaan merupakan sebuah event bertema kebangsaan yang berakar kuat dari sejarah panjang Republik Indonesia  khususnya sejarah keberadaan Sang Proklamator Bung Karno selama masa pengasingan di Kota Ende.

Pada event tersebut tampak ratusan peserta parade dari berbagai etnis mulai dari siswa-siswi Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat, dan lainnya mengenakan pakaian adat masing-masing daerah serta bergabung bersama TNI/Polri yang mengenakan seragam kesatuan.

Selain kapal besar dari Pelni, ratusan kapal kecil ikut mengiri kapal yang membawa Lambang Burung Garuda. Foto. evi
Selain kapal besar dari Pelni, ratusan kapal kecil ikut mengiri kapal yang membawa Lambang Burung Garuda. Foto. evi

Parade kebangsaan yang menghadirkan masyarakat dari berbagai etnis di Kabupaten Ende berlangsung meriah selama satu hari penuh sejak Senin (30/5/16) di Pulau Ende hingga prosesi laut dari Pulau Ende, Selasa (31/5/16) dilanjutkan dengan prosesi darat dan pagelaran seni budaya serta malam renungan di Taman Renungan Bung Karno di bawah Pohon Sukun.

Tarian Orowoko yang dibawakan tiga etnis, yakni Jawa, Bali dan Sabu siap menyambut kedatangan Wakil Bupati Ende yang membawa Lambang Burung Garuda. Foto evi
Tarian Orowoko yang dibawakan tiga etnis, yakni Jawa, Bali dan Sabu siap menyambut kedatangan Wakil Bupati Ende yang membawa Lambang Burung Garuda. Foto evi

Sebagian besar masyarakat Ende baik peserta parade maupun undangan mengenakan sarung tenun khas Ende. ITN.Com yang hadir bersama rombongan Kementerian Pariwisata RI mendapatkan kesempatan untuk mengikuti jalannya kegiatan tersebut dengan mengenakan sarung tenun khas Ende.

Kegiatan pun dimulai dengan acara utama, yakni prosesi yang dipimpin Wakil Bupati Ende bersama rombongan dari Pelabuhan Pulau Ende ke Pelabuhan Bung Karno Ende dengan peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, SKPD, dan TNI/Polri, serta perwakilan etnis.

Antusias masyarakat Ende pada kegiatan parade begitu besar dan rela menunggu berjam-jam ditengah teriknya matahari.
Antusias masyarakat Ende pada kegiatan parade begitu besar dan rela menunggu berjam-jam ditengah teriknya matahari.

Prosesi tersebut antara lain penjemputan dan penerimaan rombongan Pulau Ende oleh Bupati Ende, pimpinan DPRD Kabupaten Ende, dan anggota Forkompimda yang diiringi dengan Tarian Orowoko yang dibawakan tiga etnis, yakni Jawa, Bali dan Sabu.

Pada kesempatan tersebut dilakukan penyerahan plakat Lambang Burung Garuda, Bendera Merah Putih, dan Lambang Daerah, dilanjutkan dengan pembacaan narasi tentang Soekarno pertama kali tiba di Pelabuhan Bung Karno Ende.

“Keberadaan Soekarno di Kota Ende, adalah sebuah fakta yang sangat berarti bagi keberadaan Republik Indonesia. Kota Ende dengan seluruh dinamika kehidupan sosial budayanya telah memberi spirit istimewa bagi Sang Proklamator dalam merenungkan nilai-nilai Pancasila,” ujar Bupati Ende, Ir Marselinus YW Petu dalam sambutannya.

Anak-anak Ende dengan baju adat tenun ikat Ende. Foto. evi
Anak-anak Ende dengan baju adat tenun ikat Ende. Foto. evi

Lebih lanjut Bupati Ende mengatakan, “Ende menjadi rahim Pancasila, dan Pancasila adalah rumah kita. Dengan demikian sangat tepat kita katakan Pancasila Rumah kita, dari Ende untuk Indonesia”.

Diharapkan dengan kegiatan ini nilai-nilai perbedaan dalam keberagaman, nilai-nilai semangat nasionalisme menjadi bagian keseharian kehidupan sosial budaya masyarakat Kabupaten Ende dan Indonesia pada umumnya.

Parade kebangsaan juga memiliki kekuatan sebagai event pariwisata yang merupakan salah satu sektor unggulan Kabupaten Ende.

“Hal itulah yang mendorong Kementerian Pariwisata, dalam dua tahun ini memberikan dukungan bagi penyelenggaraan parade Kebangsaan ini berdasarkan standar penyelenggaraan event pariwisata yang bersifat nasional dan internasional,” ungkapnya.

Sehingga menurutnya pada gilirannya, Parade Kebangsaan memiliki kekuatan dan nilai jual untuk menarik kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan asing ke Kabupaten Ende.

Situs Bung Karno Ende. Foto evi
Situs Bung Karno Ende. Foto evi

Selesai sambutan Bupati, Lagu Ende “Deku Dengu” yang dibawakan Amatus Peta dari kelompok pemerhati seni budaya mengiringi rombongan peserta parade untuk selanjutnya menuju POM Ende, Markas Polisi Militer (tempat tahanan politik), Situs Bung Karno, Gedung Imakulata Ende, Makanm Iu Amsi-Ende, dan Lapangan Pancasila/Pohon Sukun.

Di Situs Bung Karno Ende, peserta rombongan disambut tarian dari etnis Sikka didampingi etnis Alor dan etnis Kupang, dilanjutkan kurator membacakan narasi tentang keberadaan Bung Karno beserta keluarga selama di rumah pengasingan.

Sedangkan kegiatan di Lapangan Pancasila Ende dilakukan kegiatan peletakan plakat (Lambang Daerah, Burung Garuda, dan Bendera Merah Putih). Evi

- iklan -