JAKARTA, ITN- DALAM rangka merayakan ulang tahunnya yang ke 45, Taman Burung Jurong menghadirkan proyek “Home Tweet Home”, yang bertujuan menyoroti pentingnya pelestarian spesies burung di Asia Tenggara, antara lain burung Jalak Bali [Bali Mynah] dan Jalak Suren [Black-winged Starling] yang terancam punah.
Sebagai langkah awal, pada hari Minggu pagi lebih dari 30 pemandu taman Wildlife Reserves Singapore (WRS) dengan penuh kasih sayang melukis 45 rumah burung yang akan digunakan dalam program penangkaran dua spesies burung yang terancam punah – burung Jalak Bali [Bali Mynah] dan Jalak Suren [Black-winged Starling] di habitat asal mereka di Indonesia.
Pada bulan Juni, para pengunjung Taman Burung Jurong dapat melihat beberapa di antara rumah burung tersebut, dan bahkan dapat mencoba melukisnya dalam versi mini untuk sumbangan kecil bagi dana konservasi Wildlife Reserves Singapore.
“Saat ini sekitar 45 jenis burung Asia Tenggara dinyatakan terancam punah, dan mereka menghadapi berbagai ancaman, antara lain, kehilangan habitat asli serta perburuan untuk perdagangan satwa piaraan ilegal,” ujar Deputy Chief Executive Officer dan Chief Life Sciences Officer, Wildlife Reserves Singapore, Dr Cheng Wen-Haur dalam pers release yang diterima ITN.Com, Jumat (27/5/16).
Ia mengatakan, “Kami tetap berkomitmen untuk memberi satwa yang terancam kepunahan suatu kesempatan untuk bertahan di masa depan melalui dukungan kami secara terus menerus kepada pelestarian burung di Asia Tenggara dan di dalam negeri”.
“Kami berharap dapat meningkatkan kesadaran serta kepedulian para pengunjung kami akan nasib burung-burung ini dan mengajak mereka berpartisipasi dalam usaha kami untuk menyelamatkan burung-burung tersebut,” ungkap Dr Cheng.
Menurutnya seluruh 45 rumah burung yang telah dilukis sebagai bagian dari proyek Home Tweet Home akan dikirim ke mitra konservasi regional WRS yaitu Yayasan Begawan dan Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga.
Sejak tahun 2012, WRS telah menyediakan dukungan pendanaan serta nasehat para pakar bagi perawatan satwa, operasi, pengembalian, dan pengelolaan dalam penampungan kepada Yayasan Begawan di Bali, Indonesia. Melalui Proyek Jalak Bali [Bali Mynah Project], kemitraan ini bertujuan melibatkan dan mendidik masyarakat setempat dan menciptakan suatu populasi satwa liar berkelanjutan. Diperkirakan saat ini hanya tinggal kurang dari 100 burung Jalak Bali di alam liar.
Pusat Konservasi Pembiakan Satwa Cikananga mulai bermitra dengan WRS pada tahun 2014 untuk memelihara dan membiakkan beberapa koloni satwa Jawa di penampungan, di antaranya Jalak Suren (Black-winged Starling). Proyek ini meliputi kolaborasi dalam suatu program pelepas-liaran dan perlindungan, di samping upaya-upaya pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas. Saat ini tinggal sedikitnya 2,000 burung Jalak Suren di alam liar.
Anaïs Tritto Cikananga, Kurator Pusat Konservasi Pembiakan satwa Cikananga mengatakan, “Di Cikananga kami sangat senang akan menerima rumah burung baru dari WRS untuk mendorong pembiakan Jalak Suren”.
“Kami sedang dalam proses merenovasi salah satu bangunan kami dan rumah burung ini sangat cocok untuk ditempatkan di kandang burung besar kami. Rumah burung ini dirancang dengan baik untuk memenuhi kebutuhan pembiakan spesies ini dan mungkin bisa dipasang di tempat pelepasan kami di kemudian hari untuk meningkatkan sukses program pelepas-liaran,” tambahnya.
Saat ini Taman Burung Jurong menjadi tempat tinggal 17 Jalak Bali (Bali Mynahs) dan 15 Jalak Suren (Black-winged Starling), dan baru-baru ini menyambut kehadiran dua ekor anak Jalak Bali serta seekor anak Jalak Suren. Melalui penangkaran burung-burung ini, taman ini bertujuan memelihara suatu populasi burung yang berkelanjutan dengan perawatan manusia.
Pada setiap akhir pekan, dari tanggal 4 hingga 26 Juni, bagi masyarakat yang ingin melukis rumah burung mereka sendiri bisa melakukannya dengan imbalan sedikit sumbangan ke dana konservasi Wildlife Reserves Singapore. Masyarakat juga bisa belajar tentang pelestarian burung yang terancam punah melalui suatu peragaan interaktif.
Tak hanya itu, pada perayaan Ulang Tahun Taman Burung Jurong yang ke 45, pengunjung juga bisa menikmati berbagai aktivitas yang menyenangkan, mulai dari tontonan memberi makan, aktivitas seni dan kerajinan, melukis wajah, sampai acara temu maskot. Ikuti Birthday Baby Trail untuk menemukan anak-anak burung 2016, dan kunjungi Pusat pembiakan dan Riset, dimana para “Bird Nannies” [Pengasuh Burung] bekerja keras untuk merawat dan menyapih anak asuh mereka.
Pengunjung yang ingin memperoleh kesempatan memenangi keanggotaan keluarga untuk setahun di Taman Burung Jurong, bisa mengunjungi situs www.birdpark.com.sg dan memberi ucapan selamat ulang tahun pada taman ini, dari tanggal 30 Mei hingga 26 Juni 2016.
Kegiatan | Keterangan |
Mascot Meet and Greet Datang dan beri salam untuk red cardinal, blue macaw dan eagle. Permainan Stalls dan Kegiatan Kerajinan Melukis wajah, tatu glitter, photo booth dengan perlengkapannya yang membuat rumah untuk burung. Baby Trail Berulang Tahun Saksikan anak burung baru lahir 2016 High Flyers Show Penampilan Khusus oleh Burung Pioneer | Tempat: Entrance Waktu: 12:30, 2:30 sore waktu: 10.00 pagi – 4.00 sore Tempat: Various
Tempat: Pools Amphitheatre Waktu: 11.00 pagi, 3.00 sore |
Tentang Taman Burung Jurong
Taman Burung Jurong, yang dibuka pada tahun 1971 merupakan taman burung terbesar di Asia, dan menawarkan tempat berlindung di lereng bukit seluas 20.2 hektar kepada 5,000 ekor burung dari 400 spesies, dimana 15% di antaranya terancam punah. Taman burung ini terkenal karena kandang burung yang besar, di mana orang bisa berjalan-jalan seperti Lory Loft, Jungle Jewels serta Waterfall Aviary yang baru saja dipercantik. Pameran unik lainnya meliputi Pantai Penguin dan Gua Pelikan. Dalam setahun kira-kira 800,000 pengunjung mengunjungi taman burung ini.
Dengan komitmen terhadap pelestarian, taman burung ini merupakan yang pertama di dunia yang membiakkan burung Malayan black hornbill (1995) dan burung Cenderawasih 12 kawat (2001) dalam penampungan sehingga memperoleh penghargaan Breeders’ Award dari American Pheasant and Waterfowl Society. Pada tahun 2006 dan 2007, Taman burung ini menerima penghargaan Conservation & Research Award untuk Proyek Pelestarian Oriental Pied Hornbill dari IV International Symposium on Breeding Birds in Captivity (ISBBC). Taman ini mempunyai Pusat Pembiakan dan Riset, yang bertugas memastikan kesejahteraan, pembiakan, dan penyebaran burung, dan taman ini juga merupakan pusat penampungan burung yang berhasil diselamatkan yang ditunjuk oleh otoritas pemerintahan. Taman Burung Jurong merupakan sebagian dari Wildlife Reserves Singapore dan satu-satunya taman di kawasan Asia Pasifik yang mempunyai rumahsakit burung.
Jurong Bird Park terletak di 2 Jurong Hill Singapore 628925. Anda bisa mendapatkan informasi lebih lanjut di www.birdpark.com.sg
Tentang Wildlife Reserves Singapore
Wildlife Reserves Singapore (WRS) adalah perusahaan induk atraksi-atraksi Jurong Bird Park, Night Safari, River Safari dan Singapore Zoo yang telah banyak memperoleh penghargaan. WRS berdedikasi terhadap pengelolaan atraksi santai kelas dunia yang mendukung pelestarian dan riset, sambil mendidik para pengunjung mengenai satwa dan habitat mereka.
WRS, yang merupakan organisasi swa-dana juga bekerja sama dengan berbagai mitra, organisasi, dan institusi, yang bertujuan melindungi keberagaman hayati lokal dan global. Setiap tahun, Jurong Bird Park menyambut kira-kira 800,000 pengunjung, Night Safari 1,1 juta, River Safari 1 juta, dan Singapore Zoo 1,7 juta. Atraksi teranyar organisasi ini adalah River Safari, yang secara resmi dibuka pada tanggal 28 Februari 2014.
Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi situs berikut : www.wrs.com.sg wrs.sg wrs.ig @tweetWRS. (*/Evi)