BALI, ITN- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, meluncurkan program revitalisasi toilet destinasi wisata di Bali dan di 5 (lima) destinasi super prioritas.
Program ini merupakan upaya Kemenparekraf/Baparekraf dalam menghadirkan toilet yang nyaman bagi wisatawan sekaligus memenuhi unsur kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlangsungan lingkungan yang menjadi perhatian utama wisatawan pascapandemi.
“Revitalisasi toilet destinasi wisata ini merupakan kegiatan kolosal yang melibatkan publik, institusi pendidikan, dan media. Revitalisasi ini agar destinasi wisata memiliki toilet yang bersih, Indah, sehat, dan aman. Kegiatan ini juga membuka banyak sekali peluang padat karya bagi masyarakat,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (17/3/2021).
Selain di Pantai Kuta, kegiatan ini juga berlangsung serentak di lima titik destinasi super prioritas. Yakni toilet di kawasan Wisata Sade Bawah, Mandalika, Nusa Tenggara Barat; toilet Desa Wisata Liang Ndara, Labuan Bajo; toilet di Pantai Pulisan, Likupang; toilet di Pusat Informasi Geopark Sigulatti, Pangururan Samosir, Danau Toba; serta toilet Desa Wisata Segajih, Borobudur.
“Sekitar Desember 2020 kita dibanjiri video bagaimana sampah di Pantai Kuta yang menumpuk. Tapi saat ini kita lihat sendiri berkat peran aktif dari Pak Bupati dan jajaran, pemerintah provinsi juga masyarakat semuanya menghadirkan toilet juga pantai yang bersih,” ujar Sandiaga Uno.
Lebih lanjut ia menambahkan dengan menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat dalam mendukung program ini. Termasuk partisipasi masyarakat yang juga ikut berkolaborasi dalam pengelolaan sampah.
“Partisipasi aktif masyarakat untuk menjaga daerahnya, bukan hanya menjadi destinasi super prioritas tapi juga sangat berkualitas,” tambah Sandiaga.
Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta; Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Hari Santosa Sungkari; Deputi Bidang Koordinasi pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenkomarves Nani Hendiarti; Plt Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Dan Nusa Tenggara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ni Nyoman Santi; serta Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa, Direktur Tata Kelola Pariwisata berkelanjutan, Indra Nitua, dan Direktur Pengembangan Destinasi Regional II, Wawan Gunawan.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hari Santosa Sungkari, mengemukakan, terdapat sembilan (9) toilet destinasi wisata di Bali yang telah dan akan direvitalisasi. Sementara di 5 destinasi super prioritas masing-masing masih ada di satu titik lokasi destinasi wisata.
“Ini merupakan pilot project, namun kita kita berharap hal ini dapat menjadi percontohan dan terjadi penularan bagi masyarakat lokal dan pemerintah daerah untuk dapat mewujudkan toilet yang bersih, indah, sehat, dan aman,” ujar Hari Santosa Sungkari.
Lebih lanjut Hari menambahkan, bahwa dalam pelaksanaan program revitalisasi toilet pihaknya bekerja sama dengan Asosiasi Toilet Indonesia untuk menghadirkan toilet berstandar global. Tidak hanya yang sesuai dengan standardisasi kesehatan, tapi juga selaras dengan standar keamanan Covid-19. Mulai dari ventilasi, termasuk material bahan yang digunakan.
Hal ini diharapkan dapat mendongkrak tingkat daya saing pariwisata Indonesia. Berdasarkan data Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF) pada 2019, dari 14 pilar yang menjadi penilaian daya saing pariwisata Indonesia, ada tiga pilar yang posisinya di atas 100 dari 141 negara dan harus jadi perhatian, yakni environmental sustainability, tourist service infrastructure, serta health and hygiene di mana kebersihan termasuk di dalamnya.
“Apalagi setelah pandemi, orang pasti akan mempertimbangkan destinasi yang serius menangani itu termasuk toilet,” tambah Hari.
Lebih lanjut Hari mengatakan, pihaknya tidak hanya sekadar melakukan revitalisasi namun juga memberikan bimbingan teknis juga pendampingan kepada masyarakat dan komunitas setempat dalam mengelola serta menumbuhkan kesadaran kebersihan di masyarakat.
“Karena membangun toilet itu gampang, tapi memelihara dan mengelolanya membutuhkan skill. Di samping itu kita juga memberikan pendampingan dalam pengelolaan sampah, bagaimana mengurangi penggunaan plastik. Sementara di hilir bagaimana kita menyalurkan sampah-sampah itu tidak harus semua ke tempat pembuangan sampah, tapi bisa juga di-recycle menjadi pupuk atau lainnya,” ungkap Hari Sungkari, didampingi Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf/Baparekraf, Wawan Gunawan.
Dalam acara ini Kemenparekraf/Baparekraf menghadirkan program padat karya “Aksi Bersih Pantai” yang melibatkan lebih dari 50 masyarakat di sekitar pantai Kuta.