- iklan -

JAKARTA, ITN- BERKUNJUNG ke sebuah pameran adalah sebuah pengalaman baru yang unik. Bagi pecinta budaya, khususnya kain-kain tradisional nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar pameran Adiwastra Nusantara 2017, yakni kain tradisional produksi usaha kecil dan menengah (UKM) dan perajin.

Dengan tema “Wastra Adati Nusantara, Warisan Budaya Tak Lekang Zaman – Traditional Textiles of the Archipelago, a Timeless Cultural Heritage”,  pameran ke-10 ini sebagai upaya mempromosikan aneka ragam produk kain unggulan warisan budaya Indonesia sebagai bagian dari Pesona Indonesia.

Pameran yang digelar selama lima hari (5-9/4/17) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta ini menggelar serangkaian acara, satu diantaranya Kompetisi Kain Besurek.

Pameran Adiwastra Nusantara 2017 Gelar Kompetisi Kain Besurek“Kain Besurek merupakan batik khas Bengkulu yang bermotif kaligrafi Arab, umumnya kaligrafi ini dipadu dengan motif bunga Rafflesia yang merupakan simbol khas Bengkulu,” ujar Tuti Chalid salah satu panitia pameran pada jumpa pers Pameran Adiwastra Nusantara 2017 di Kemenpar, Jakarta Pusat, Senin (3/4/17).

Besurek memiliki arti bersurat atau tulisan, berasal dari dua kata, yakni be(r) yang artinya mempunyai atau memiliki, dan surek bermakna surat atau tulisan, sehingga besurek artinya kain yang mempunyai tulisan atau surat.

Jenis kain ini sebenarnya suda ada sejak abad ke-16 bersamaan dengan masuknya Islam ke Wilayah Bengkulu, dan diperkenalkan kepada para pedagang Arab dari pekerja asal India. Dahulu bertulisankan huruf Arab yang bisa dibaca, namun seiring perkembangan zaman sebagian besar hanya berupa hiasan mirip huruf Arab.

Menurut Tuti, kompetisi ini selain untuk mempromosikan kain tersebut agar lebih menasional dan mencari pembatik-pembatik kain Batik Besurek, sekaligus memperkenalkan karya-karya terbarunya. Kain para pemenang kompetisi ditampilkan dan ditampilkan menjadi salah satu dari empat ikon kain Indonesa selain kain batik Pekalongan dan Betawi karya Hartono Sumarsono di acara pameran.

Ia mengatakan, “Saat ini pembatik kain Besurek bukan hanya di Bengkulu tapi sudah ada di sejumlah daerah di Sumatera, seperti Riau dan Jawa”.

Di pameran kain nusantara ini, para pengunjung bisa mengisi akhir pekan dengan keluarga. Apalagi jika selama ini menghabiskan libur hanya jalan-jalan ke mal. Pameran ini bisa dijadikan alternatif yang menarik, karena tempatnya cukup nyaman dan ada fasilitas tempat makan.

Siapapun yang berkunjung ke pameran ini akan memeroleh informasi yang cukup lengkap mengenai sejarah batik, mulai dari penciptanya, juga tentang makna motif-motif yang ada pada selembar kain batik atau tenun. Setiap motif dalam selembar kain tenun atau batik adalah sebuah filosofi hidup yang mengajarkan bagaimana sebaiknya menjalani kehidupan sekarang ini.

Pameran Adiwastra Nusantara 2017 Gelar Kompetisi Kain Besurek
foto. rri

Pameran yang dibuka secara gratis ini juga menjadi surga belanja bagi para pecinta kain etnik. Selain harganya yang lebih murah, pengunjung akan dihadapi begitu banyak pilihan yang cukup membingungkan karena semuanya  bagus. Namun jangan khawatir, pengunjung juga dapat membeli kain atau baju batik dengan harga Rp30.000, meskipun ada juga yang harganya hingga Rp100 jutaan per item.

Selain pameran, di acara ini juga ada peluncuran buku “Batik Betawi”, pagelaran Bali Menari untuk Adiwastra Nusantara yang menampilkan “Pacitran Saraswati” dengan maestro penari Bulantriusna Djelantik dkk, serta kuliner khas dari berbagai daerah di Tanah Air.

Terkait dengan pameran, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Esthy Rekho Astuti pada keterangan tertulisnya memberikan dukungan penyelenggaraan pameran yang diikuti 400 peserta dari seluruh Indonesia.

“Pameran ke-10 ini selalu diminati wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara yang  ingin berburu kain dan fesyen desain terbaru dengan pilihan lengkap dan bermutu tinggi,” tuturnya. (evi)

 

- iklan -