JAKARTA, ITN– MENDENGAR kata Selayar atau Kepulauan Selayar teringat penyanyi bernama Aty Kodong (Aty Selayar) pemenang pemenang juara 2 di ajang D Academy 1 (DA1) yang disiarkan Indosiar. Aty tinggal di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Kepualauan Selayar yang merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan sangat berpotensi untuk pengembangan wisata bahari.
Sebanyak 22 pulau kecil yang berada di Kepulauan Selayar, seperti Pulau Kakabia, Karumpa Kecil, Sangi Sangiang, Kalao, Pasitallu Timur, Pasitallu Tengah, Pasitallu Barat, Tanamalala, Batu, Kauna, Lantigiang, Tinabo Besar, Tinabo Kecil, Tarupa Besar, Tarupa Kecil, Belang-belang, Rajuni Kecil, P Mandeh, Tambolongan, Nambolaki, Pasi Gusung, dan Betang memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, selain peluang investasi di sektor pariwisata bahari.
“Kabupaten Selayar mempunyai beragam potensi unggulan yang belum terkelola secara maksimal, karena itu Kepulauan Selayar merupakan pilihan tepat bagi kalangan dunia usaha maupun investor untuk berinvestasi,” ujar Bupati Kepualauan Selayar Muhammad Basli Ali pada acara Selayar Tourism Investment Forum 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (3/4/17).
Mengapa Kepulauan Selayar tepat untuk berinvestasi? Beberapa alasannya, yakni Kepualauan Selayar merupakan atol ke-3 terbesar di dunia (setelah Kepualauan Maldives dan St. Marshall, ditetapkan sebagai Cagar Biosphere Dunia pada 2015, dan berada dalam gugus The Coral Triangle dunia yang kaya akan Marine Bio-diversity.
Tak hanya itu Kepulauan Selayar-Takabonerate juga ditetapkan sebagai poros pariwisata bahari oleh Provinsi Sulawesi Selatan.
Kepulauan Selayar terdiri dari 130 gugus pulau-pulau kecil (berpenghuni 34 dan tidak berpenghuni 96) dengan panjang pantai lebih dari 670 Km yang indah dan berpasir putih serta memiliki taman bawah laut kelas dunia.
Lebih lanjut Basli Ali mengatakan, “Potensi wisata bahari di Selayar luar biasa, ada beberapa diver yang datang kesini, dan mereka merasa puas”.
Pada tahun 2016, menurutnya sudah ada 8.000 pengunjung yang datang ke Selayar, pengunjung tersebut dari nusantara dan mancanegara. “Untuk tahun ini targetnya harus lebih 10.000 wisatawan,” ungkapnya.
Sementara pada kesempatan yang sama Ketua GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia), Didien Junaidy, mengatakan, “Syarat nomor satu untuk bisa memajukan pariwisata di setiap daerah adalah perlunya komitmen dari pemimpin pemerintahan daerah yang disebut political will”.
Menurutnya tiap daerah mempunyai kesamaan, jangan memasarkan single destination, tetapi multi destination. “Kita harus membuat satu jalur destinasi, misalnya dari Manado, lalu diarahkan ke Wakatobi, baru ke Selayar lalu lanjut ke Bali, terus ke Timur seperti Ternate lalu ke Raja Ampat,” ungkapnya.
“Harus dijalankan, tetapi perlu airlines yang harus menggabungkan itu semua,” ujar Didien Junaidy yang menjadi moderator pada acara tersebut.
Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kementerian Pariwisata yang juga Wakil GIPI, Hiramsyah S Thalib menambahkan, “Indonesia itu surganya wisata bahari, punya populasi koral terbaik di Indonesia, wisata bahari merupakan salah satu kekuatan kita. Berharap Kepulauan Selayar bisa dikembangkan serta dipromosikan wisata baharinya, seperti Bunaken, Raja Ampat, Labuan Bajo, dan Belitung”.
Pada acara tersebut Bupati Selayar menandatangani beberapa Nota Kesepahaman dengan berbagai pikah dalam rangka memajukan investasi bidang pariwisata, yakni dengan GIPI, perusahaan ahli masterplan, konsultan branding, konsultan event sport, Selayar Island Resort, perusahaan pengembangan kelompok hotel, konsultan manajemen untuk aset-aset pemda, dan konsultan pengembangan SDM. (evi)