JAKARTA, ITN- PENYAKIT Diabetes Melitus atau penyakit Kencing Manis bisa mengincar siapa saja, tanpa melihat usia muda ataupun tua. Diabetes merupakan penyakit metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar glukosa darah atas nilai normal.
Penyakit Diabetes Melitus tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan dengan panduan yang tepat, seperti yang dituangkan dalam buku “Perencanaan Makan Pasien dengan Sistem Unit” yang disusun oleh Prof Dr WH Sibuea, SpPD, dkk.
Buku yang diluncurkan bertepatan dengan perayaan ulang tahun RS Tebet ke-35 tahun di RS Tebet, Jakarta Selatan, Senin (3/4/17) ini merupakan suatu petunjuk yang lebih praktis untuk digunakan baik didalam rumah sakit maupun diluar rumah sakit oleh para diabetisi.
Di dalam buku ini disebutkan, ada empat pilar penanganan diabetes yang mesti diketahui oleh setiap penderita diabetes, yakni edukasi, diet, olahraga, dan obat.
Pada pilar pertama, edukasi. Pentingnya sebuah edukasi mengenai penyebab seseorang menderita diabetes. Dijelaskan bahwa diabetes tidak bisa sembuh. Jika dibiarkan akan berakibat dengan umur pendek.
Pilar kedua, diet. Sejauh ini pola diet setiap orang harus memiliki pilihan dan mereka bisa mengonsumsi makanan tertentu. Tentunya ini makanan yang harus dikonsumsi para penderita diabetes.
“Ini tentu diukur dari berat badan dan tinggi badan, misalnya dari berat badan dan tinggi seseorang adalah 1.600 kalori. Kami membuat sistem unit. Makanan itu beragam yang bisa dipilih. Bisa dipilih sesuai menu yang ada di dalam buku perencanaan makan pasien diabetes dengan sistem unit,” ungkap Prof Sibuea.
Buku yang memiliki 161 jumlah halaman ini menyebutkan, seseorang yang terkena diabetes bisa mendapatkan menu beragam, misalnya hari ini makan sate, besok makan coto makasar, tapi tetap dalam panduan dan kalori yang terukur.
Lalu pilar ketiga, olahraga. Setiap orang harus menjalankan olahraga teratur. Terutama bagi para pasien yang menderita diabetes. Badan harus berkeringat, kalau bisa jalan kaki. Waktu dalam sehari 40 menit untuk berjalan, ini akan menjadi faktor untuk memperpanjang usia. Selain itu akan membuat tubuh sehat.
Sedangkan pilar terakhir Obat. Obat menjadi pilihan terakhir. Bila dengan olahraga dan perencanaan makan masih belum dapat menurunkan glukosa darah, maka perlu digunakan obat penurun glukosa darah atau obat hipoglikemik. Obat ini dapat berbentuk tablet untuk konsumsi oral atau suntikan insulin.
Sementara pada kesempatan yang sama Ketua Yayasan Bina Sehat Interna (YBSI), Dr Tommy Sibuea, SpPD mengatakan, “Kebanyakan orang masih bermasalah dalam soal makanan. Mereka lebih berpikir makanan itu enak, belum berpikir makanan itu sehat”.
“Kalau anak muda sekarang ini pasti makan komposisinya tidak jauh-jauh dari karbohidrat, garam, mecin, santan, dan gorengan. Kalau orang luar, justru sudah menata makanan, berapa banyak karbo yang dimakan, empat sehat lima sempurnanya teratur,” ungkapnya.
Menurutnya, pola makan harus diatur dan sebaiknya makan makanan yang lama diurai oleh tubuh, serta hindari makan makanan gorengan.
Nasi putih diganti dengan nasi merah, kalau makan roti biasa diganti dengan roti gandum. Bisa juga dikombinasi dengan makan pokok pengganti seperti kentang. Kalau biasanya lauknya makan jeroan, diganti dengan daging putih seperti ikan.
Untuk sayuran sendiri, karena sayuran sifatnya dilematis karena tidak bertahan lama, bila dimasak harus langsung habis. Sayuran seperti wortel, kacang panjang, dan buncis bisa konsumsi dengan jangka waktu yang cukup lama.
Selain itu, masalah waktu makan juga penting diatur. Saat keadaan sibuk, orang banyak melupakan makan, dan sekali makan dalam porsi yang cukup banyak. Kebiasaan seperti ini harus dihilangkan. Idealnya, makan setiap tiga sampai empat jam. (evi)