- iklan -

SALATIGA, ITN – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi kreasi dan inovasi pelaku ekonomi kreatif Kota Salatiga yang menghadirkan produk kuliner berupa paduan cokelat dan tempe yang diberi nama Latte.

Latte, Produk Kuliner Paduan Cokelat dan Tempe Kreasi Kuliner dari Pelaku Ekraf Salatiga
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat mencoba membuat kudapan cokelat Latte pada kegiatan workshop KaTa Kreatif Kota Salatiga yang berlangsung di Gedung Sekretariat Daerah Kota Salatiga, Kamis (14/9/2023).

Menparekraf Sandiaga saat kegiatan workshop KaTa Kreatif Kota Salatiga yang berlangsung di Gedung Sekretariat Daerah Kota Salatiga, Kamis (14/9/2023), sempat mencicipi produk bahkan mencoba membuat kudapan cokelat tersebut bersama Sekda Jawa Tengah, Sumarno. Selain itu turut hadir pula Pj Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi.

“Saya mencoba Latte, cokelat tempe. Ini merupakan inovasi produk yang saya hargai atas kolaborasinya,” ujar Menparekraf Sandiaga.

Kota Salatiga memiliki potensi ekonomi kreatif yang kaya dan beragam pada subsektor kuliner. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai peluang pengembangan usaha oleh pelaku ekraf.

Kreativitas dan inovasi pelaku ekonomi kreatif juga tercermin dalam menjangkau pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini.

Menparekraf Sandiaga mendorong para pelaku ekonomi kreatif Kota Salatiga agar terus berinovasi, berkarya, serta membangun jejaring dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.

“Dan inovasi inilah yang dibutuhkan bangsa ini untuk bisa menawarkan lebih banyak produk dari Kota Salatiga di tingkat dunia,” ujar Sandiaga.

Sementara Ade, pelaku kreatif yang menghadirkan produk Latte (cokelat mixed tempe) bersama rekan-rekannya ini menjelaskan ide awal dari produk ini adalah ketika desa tempatnya tinggal, Tingkir Lor, ditetapkan sebagai desa wisata pada tahun 2015.

“Dari situ kami tertantang untuk menciptakan oleh-oleh khas lokal. Kebetulan daerah kami memang banyak produsen tempe,” ujar Ade.

Melihat banyaknya produsen tempe, baru terpikir untuk mengembangkan produk fermentasi dari kedelai itu. Kemudian ia terpikir untuk dipadukan dengan cokelat. Awalnya produk Latte yang dihadirkan hanyalah keripik tempe yang dicelup cokelat.

Ia mengatakan butuh waktu satu tahun untuk dapat menghadirkan rasa dan bentuk juga kemasan yang diinginkan.

“Tapi akhirnya cokelatnya banyak yang jatuh, dan akhirnya tempe kami jadikan sebagai isian seperti sekarang agar bentuknya lebih rapih. Tempenya juga kami beri bumbu khusus sehingga rasanya gurih, jadinya perpaduan antara manis dan gurih,” kata Ade.

“Alhamdulillah sekarang kami sudah menjadi daerah tujuan wisatawan, kalau datang ke Desa Wisata Tingkir Lor, kami siapkan wisata edukasi untuk belajar membuat cokelat tempe,” ujar Ade.

- iklan -