JAKARTA, ITN- KINI dunia perfilman tanah air sedang pada puncaknya, berbagai film diproduksi dengan begitu masif. Bisa dikatakan setiap bulannya, film hasil karya anak bangsa selalu hadir diberbagai bioskop dengan jeda waktu yang cukup lama. Hal tersebut menandakan bahwa film Indonesia telah mendapat apreasiasi baik, tentu apresiasi tersebut bentuk kerja nyata para rumah produksi memberikan tayangan yang inspiratif dan edukatif.
Pada Agustus, dimana bangsa ini merayakan hari kemerdekaannya, berbagai film inspiratif dihadirkan untuk menggugah rasa nasionalisme generasi muda, hadir mulai dari film yang berkisah tentang perjuangan tiga gadis Indonesia pada ajang olimpiade panah, hingga kisah masa muda salah seorang mantan presiden yang bergendre biografi.
Dari berbagai film inspiratif tersebut, hadir pula film “Mimpi Anak Pulau” yang akan meramaikan layar bioskop seluruh Indonesia. Film garapan Kiki Nurisman menceritakan tentang Gani Lasa, yang berjuang mati-matian untuk tetap bersekolah.
Gani adalah seorang anak nelayan Pulau Batam yang pandai, namun faktor ekonomi membuatnya harus bekerja-keras untuk tetap bersekolah. Gani pun melakukan berbagai cara untuk tetap bersekolah, mulai dari menangkap ikan sendiri untuk makan di rumah bersama Ibunda, berjualan nanas di sekolah, hingga bekerja keras berhari-hari di dapur arang pada waktu libur untuk mendapatkan uang.
“Mimpi Anak Pulau adalah film yang memuat berbagai nilai, mulai dari nilai budaya, agama, hingga nilai universal sehari-hari yang ada disekitar kita,” ujar Executive Producer, Indra Sudirman pada jumpa pers film Mimpi Anak Pulau di Mal Epicentrum Walk, Jakarta, Sabtu (13/8/16).
Menurutnya film tersebut layak ditonton untuk memberikan inspirasi kehidupan yang akan menggugah kesadaran, bahwa dalam kehidupan kita harus berani dan terus berjuang tanpa putus asa.
Film Mimpi Anak Pulau tayang perdana di Cinema XXI Epicentrum Rasuna Said pada 14 Agustus 2016, film tersebut tayang secara serentak di empat negara, yaitu Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia.
Pada kesempatan yang sama Sutradara Film Mimpi Anak Pulau, Kiki Nurisman, mengatakan “Dalam film ini, kami menggunakan bahasa Melayu dalam setiap adegan. Adapun kesulitan dalam pembuatan film ini, yaitu proses riset bahasa Melayu yang cukup ketat”.
Karena film ini berlatar pada tahun 1950, sehingga menurut Kiki bahasa yang digunakan tentu akan berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh anak-anak generasi masa kini, oleh karenanya adaptasi bahasa Melayu asli oleh para akrtis dan aktor adalah garapan yang sangat serius. “Karena kami ingin menghadirkan rasa masa lalu kepada para penonton,” ungkapnya.
Film Mimpi Anak Pulau dibintangi oleh Ray Sahetapy, Ananda Faturrahman, Herdin Hidayat, serta hadir pula aktris dan aktor Malaysia seperti Dato Ahmad Tamimi, Mardiana Alwi, dan aktor cilik asli dari Batam yaitu, Daffa Permana yang berperan sebagai Gani Lasa.
“Banyak nilai budaya yang ada pada film ini, salah satu nilai tersebut bagaimana kita mampu melihat lebih dekat karakteristik masyarakat Batam, terutama keteguhan orang tua dalam mendidik anaknya secara tegas dan tetap bertahan untuk tetap mendapatkan pendidikan terbaik,” tutup Kiti Nurisman. (him)