- iklan -

JAKARTA, ITN– VISIT the Heart of Borneo (HoB) yang diinisiasi oleh tiga negara yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan pariwisata Kalimantan khususnya dalam upaya mengembangkan ekowisata (ecotourism) sebagai produk unggulan berkelas dunia.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizky Handayani dalam siaran pers yang diterima Indonesiatripnews.com mengatakan, selama ini kesan tentang “Tourism of Borneo” dengan ecotourism yang menampilkan ikon budaya Dayak maupun hutan tropis berikut flora dan faunanya (termasuk orang utan) yang terbayang adalah Sarawak, Sabah (Malaysia), dan Brunei Darussalam.

Sementara pariwisata Kalimantan sendiri sebagai jantung Borneo (the Heart of Borneo/HoB) justru terasa tertinggal. “Ini menjadi tantangan kita bersama, bagaimana memanfaatkan momentum Visit the Heart of Borneo sebagai kebangkitan pariwisata Kalimantan,” ungkap Rizky Handayani.

Menurutnya pariwisata Kalimantan yang dikenal sebagai paru-paru dunia serta memiliki keanekaragaman hayati yang didukung oleh budaya dan tradisi masyarakat dari berbagai etnis di sana, terutama budaya suku Dayak sebagai ikon, mempunyai potensi besar menjadi destinasi ekowisata kelas dunia.“Ekowisata menjadi produk wisata yang sangat tepat karena terkait dengan konservasi alam khususnya hutan Kalimantan dengan melibatkan masyarakat setempat,” kata Rizky Handayani.

Kalimantan merupakan destinasi wisata yang sangat strategis untuk ditawarkan dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari lintas perbatasan atau crossborder (border tourism).

“Pariwisata crossborder atau lintas batas di Kalimantan berjalan tidak mengenal waktu karena akses masuk saat ini lebih mudah. Di wilayah Kalimantan Barat misalnya, pemerintah sudah memperkuat dengan beberapa Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai pintu masuk wisatawan. Kita harus perkuat area-area yang memiliki potensi wisata crossborder untuk meningkatkan jumlah wisman,” kata Rizky Handayani.

Kunjungan wisman crossborder dari seluruh wilayah di Tanah Air (Kalimantan, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Papua) memberikan kontribusi sekitar 20% dari target kunjungan 20 juta wisman ke Indonesia tahun ini.

Sementara Gubernur Irianto Lambrie menjelaskan, Visit the Heart of Borneo merupakan bagian dari program konservasi hutan (Taman Nasional, hutan lindung, dan hutan produksi) sebagai paru-paru dunia seluas 22 juta Ha, di mana 17 juta Ha di antaranya berada di lima provinsi Kalimantan, dan di antaranya 6 juta Ha atau 31% berada di Provinsi Kalimantan Utara.

“Visit the Heart of Borneo akan menjadi momentum untuk mempromosikan dan meningkatkan kunjungan wisman ke Kalimantan, khususnya melalui wilayah perbatasan,” kata Gubernur Irianto Lambrie.

Ketertinggalan Kalimantan dalam program Visit the Heart of Borneo antara lain karena terbatasnya infrastruktur, promosi, serta pemasaran. “Sebagai perbandingan, Malaysia berhasil memasarkan destinasi Sabah dan Sarawak ke Tiongkok. Tiap akhir pekan dan musim liburan Kota Kinabalu kewalahan menerima kunjungan wisman. Hotel bintang di sana penuh,” ujarnya.

Menurutnya karena didukung oleh infrastruktur yang memadai membuat produk pariwisata di Sarawak relatif murah serta didukung strategi promosi dan pemasaran yang efektif.

Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan, Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian Prabianto Mukti Prabowo yang juga pimpinan dari Kelompok Kerja HoB di Indonesia menambahkan, selain kenekaragaman hayati kawasan Jantung Kalimantan (HoB) merupakan sumber kehidupan bagi sekitar 1 juta masyarakat adat. “Mereka setia pada kearifan lokal dalam pengelolaan hutan, dan melakukan upacara secara regular untuk berterima kasih dan memohon petunjuk. Area ini sangat kuat di sisi budaya lokal dari masyarakat adat,” ungkapnya.

Sementara itu dalam pelaksanaannya, WWF Indonesia mendukung inisiasi HoB termasuk kegiatan ekowisata melalui WWF – HoB Program dengan berkolaborasi bersama Kemenpar dalam mempromosikan kampanye Visit the HoB.  “WWF – HoB Program juga memasarkan kegiatan ekowisata di tingkat internasional melalui partisipasi di ITB Berlin, salah satu pameran wisata yang besar di tingkat internasional. Pada tingkat tapak, WWF – HoB aktif mendukung penguatan tour operator dan masyarakat lokal dalam pengembangan paket wisata berstandar ekowisata,” kata Chief Executive Officer WWF IndonesiaRizal Malik.Kampanye Visit the Heart of Borneo yang mengangkat tema “Three Countries, One Ecotourism Destinations: Where Nature and Culture Blend” merupakan kampanye multitahun untuk mempromosikan dan mempublikasikan kekayaan alam dan budaya di kawasan HoB. Kegiatan ini mendapat dukungan dari TFCA (Tropical Forest Conservation Act) Kalimantan, dan beberapa tour operator lokal.

Dalam pertemuan terakhir ketiga negara inisiatif HoB (Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam) pada 2017 yang lalu telah disepakati untuk menggunakan logo Visit the Heart of Borneo. Logo tersebut untuk memperkuat branding serta pemasaran dan promosi bersama. (*/sishi)
- iklan -