- iklan -

JAKARTA, ITN- “Sore-sore membeli Martabak Bangka, Biar makin gurih tambahin banyak margarin, Kita terima wisman dengan tangan terbuka, Namun harus jaga prokes secara disiplin”.

“Pergi ke Uluwatu di akhir pekan, Sambil menyantap es kelapa dan tape ketan, Koordinasi Pembukaan Bali terus dilakukan, Agar wisatawan merasa aman dan nyaman”.

Demikian dua pantun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno membuka acara Weekly Press Briefing yang dilakukan secara virtual dari Kampung Wisata Ciburial, Garut, Jawa Barat, Senin sore (18/10/21).

Sesuai dengan pantun yang diucapkan Menparekraf, pada Weekly Press Briefing hari ini membahas isu strategis update pembukaan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali untuk wisatawan mancanegara (wisman) dan hasil pengawasan uji coba pembukaan tempat wisata.

“Hingga saat ini kami masih mengobservasi situasi pasca pembukaan  Bali untuk didata. Kami juga terus berkoordinasi dan mengevaluasi dengan semua  pihak untuk teknis kedatangan perjalanan, kebijakan hingga regulasi persyaratan yang tepat untuk wisman. Karena persyaratan ini turut mempengaruhi kunjungan wisman,” ujar Sandiaga Uno.

Keputusan pembukaan penerbangan internasional ke Bali ini diambil dengan hati-hati berdasarkan data yang berkembang di lapangan, yakni dengan melihat angka penyebaran Covid-19 yang berhasil terus ditekan, dimana saat ini positivity rate Covid-19 Indonesia adalah terendah se-Asia atau hanya 1,50 persen jauh di bawah standar WHO 5 persen.

Pintu Pariwisata Bali Resmi Dibuka, Menparekraf Tekankan Pentingnya Kesehatan Wisman Sebagai Syarat UtamaDengan terkendalinya Covid-19, peluang dibukanya kembali kegiatan ekonomi termasuk pariwisata dan berbagai kegiatan di dalamnya tentu dapat dilakukan. Sehingga ekonomi kembali bergerak dan lapangan kerja kembali terbuka. Apalagi Bali yang menggantungkan perekenomiannya dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif paling terdampak karena pandemi, perlu segera pulih kembali salah satunya dengan upaya pembukaan parwiisata untuk wisman.

“Terkait masih sepinya penerbangan regular dari 19 negara di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, bisa dikarenakan wisatawan mancanegara memerlukan waktu lebih untuk mempersiapkan berbagai dokumen perjalanan. Selain itu, wisman juga masih menunggu jadwal penerbangan dari pihak maskapai. Sebab, tidak semua maskapai sudah mulai membuka lagi penerbangan langsung dari negara asalnya ke Bali,” ujar Sandi.

Menurutnya Kemenparekraf sendiri turut mempromosikan pembukaan Bali untuk wisatawan mancanegara melalui kerja sama dengan Biro Perjalanan Wisata (BPW) di 19 negara. Selain itu, promosi juga dilakukan melalui own media serta perwakilan Indonesia di negara-negara tersebut.

Lebih lanjut Sandiaga Uno menegaskan, “Kesehatan dan keselamatan baik wisatawan mancanegara dan masyarakat Indonesia menjadi hal yang mutlak untuk diterapkan, karena pandemi Covid-19 saat ini masih terjadi. Untuk itu protokol kesehatan harus dilaksanakan secara ketat dan disiplin termasuk proses end to end saat wisatawan datang berwisata ke Indonesia”.

Pintu Pariwisata Bali Resmi Dibuka, Menparekraf Tekankan Pentingnya Kesehatan Wisman Sebagai Syarat Utama“Beberapa persyaratan harus dipenuhi wisman atau turis asing untuk berwisata ke Bali untuk menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat, terlebih masih ada ancaman gelombang pandemi Covid-19,” kata Menparekraf Sandiaga.

Selain itu Menparekraf menjelaskan, ada asuransi kesehatan bagi wisman untuk datang ke Bali yang nilainya mencapai Rp1 miliar. “Nilai tersebut merupakan nilai tanggungan maksimal asuransi bukan nilai premi yang dibayarkan wisman. Pemerintah telah menetapkan dua premi asuransi kesehatan bagi wisman. Yakni, asuransi kesehatan dengan premi Rp800 ribu dan Rp1 juta.

Lebih lanjut Sandi menjelaskan, “Premi ini memiliki nilai tanggungan maksimal Rp1,6 – Rp2 miliar dengan masa berlaku 30-60 hari. Jadi apabila wisman tidak memiliki asuransi di negara asal, mereka bisa membeli asuransi saat tiba di IndonesiaManfaat asuransi ini di antaranya biaya kamar perawatan, ICU, biaya perawatan, biaya kunjungan dokter, dan ambulans”.

Sandi menambahkan, “Terkait Hotel Karantina di Bali yang dapat menerima tamu regular, hal ini diperbolehkan disertai dengan sejumlah persyaratan salah satunya, hotel memiliki sistem pengawasan serta alur yang baik, sehingga wisatawan karantina dan non karantina tidak berada di wilayah yang sama”.

“Diperbolehkan jika hotel terdiri dari beberapa gedung (wings) atau yang berbentuk villa. Aktivitas bagi wisatawan yang karantina dan tamu hotel reguler juga harus dipisahkan. Bagi hotel yang memiliki satu bangunan dan terdata sebagai hotel karantina wisman, diminta untuk fokus menerima wisman,” paparnya.

Selain meninjau bandara I Gusti Ngurah Rai, tim Kemenparekraf sempat pula melakukan peninjauan hotel karantina terkait  kesiapan mereka menyambut wisatawan mancanegara dan pengawasan yang  dilakukan selama masa karantina di hotel.

Dari peninjauan tersebut diperoleh  sejumlah review terdapat CCTV pada hotel karantina untuk memantau pergerakan tamu. Pantai tidak dibuka untuk karantina agar dapat memudahan pengawasan. Makanan dan Minuman diletakan di depan kamar. Tamu dipersilakan mengambil makanan setelah petugas hotel meninggalkan area kamar untuk meminimalisir interaksi.

Sandiaga menegaskan, “Kami meminta kepada hotel-hotel untuk merencanakan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan tamu selama karantina”.

“Ke Pasar Sukawati membeli tas, Dibelikan khusus untuk istri tercinta, Karantina wisatawan adalah hal yang prioritas, Karena kesehatan dan keselamatan adalah yang utama,” tutup Sandi mengakhiri Weekly Press Briefing dengan pantunnya. (evi)

- iklan -