JAKARTA, ITN- Indonesia memiliki peta geospasial pariwisata yang di dalamnya tidak hanya menyajikan ragam potensi pariwisata, tapi juga potensi bencana alam yang bisa terjadi. Peta tersebut dibutuhkan agar rencana pengembangan pariwisata ke depan yang tertuang dalam Rencana Induk Pariwisata Nasional Terpadu (Ripandu) bisa terdata dengan baik. Untuk itu, ia sangat berharap BIG bisa mewujudkan hal tersebut.
Hal tersebut diungkapkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio saat melakukan kunjungan kerja ke kantor Badan Informasi Geospasial (BIG) di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, belum lama ini.
“Ini menurut saya sangat strategis sehingga pembangunan pariwisata ke depan dapat terancang dengan detail potensi dan segala kemungkinannya, baik potensi wisata yang belum diketahui maupun kemungkinan bencana alam, sehingga dapat diantisipasi. Sebab, hal itu berkaitan dengan aspek kenyamanan dan keamanan para wisatawan,” kata Wishnutama.
Geospasial atau ruang kebumian merupakan aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.
“Banyak potensi wisata yang belum kita ketahui. Tetapi apabila kita dapat informasi data dari BIG, tentunya kita bisa membuat langkah strategis bagaimana menghubungkannya, menggali potensinya, dan memasarkannya. Untuk itu, pembangunan pariwisata harus dilakukan secara komprehensif, tidak boleh parsial,” kata Wishnutama.
Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Indonesia Hasanuddin Zainal Abidin menjelaskan pihaknya sudah banyak bekerja sama dengan kementerian/lembaga dan ini akan menjadi kerja sama perdana BIG dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Sebelumnya sudah ada 85 peta geospasial tematik, akan ditambah kurang lebih bisa sampai seratusan, kemaritiman bisa juga menambah 51 tema, kebencanaan 45 tema, sosial dan ekonomi dan segala macam juga akan ada penambahan. Semakin bagus juga bila penambahannya nanti ada peta-peta pariwisata,” kata Hasanuddin Zainal.
Hasanuddin menjelaskan, pemetaan nantinya akan tersaji tidak hanya dalam bentuk cetak tapi juga digital. Sebab, selain akan menarik perhatian wisatawan, aplikasi yang diciptakan akan mempermudah wisatawan mengakses informasi saat berkunjung ke Indonesia.
“Kami mengapresiasi kedatangan Menparekraf, Pak Wishnutama yang menginisiasi pertemuan hari ini,” kata Hasanuddin. (*)