JAKARTA, ITN- Assosiasi Duta Indonesia (ADI) bekerjasama dengan El John Pegeants menggelar Pemilihan Miss Coffe Indonesia (MCI) 2017 pada tanggal 21 dan 22 Agustus 2017.
“Pemilihan tahun ini diikuti oleh duta-duta dari seluruh provinsi di Indonesia yang merupakan provinsi penghasil maupun konsumen kopi dengan jumlah 38 finalis MCI 2017,” ujar Ketua Pelaksana MCI 2017, Lisa Ayodhia pada jumpa pers Malam Puncak Pemilihan Miss Coffee Indonesia (MCI) 2017 di Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jakart Pusat, Selasa (22/8/17).
Seluruh peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan antara lain terdiri dari paparan dari para pakar yang dapat memberikan wawasan mengenai perkembangan kopi sebagai komoditi utama di dunia. Selain itu peluang industri kopi dan produk-produk olahannya, manfaat kopi bagi kesehatan, agrowisata kopi serta pengembangan perkebunan dan perdagangan kopi untuk kesejahteraan masyarakat, utamanya petani kopi.
Sebagai tim juri dalam perhelatan ini, antara lain Esthy Reko Astuti, Deputi bidang pengembangan pemasaran pariwisata nusantara Kemenpar; A. Syafrudin Sabani (Ketua SCAI); Ir. Jamil Musyanif (CLI); Tri Yuli Kurniasih ( Coffee Cupping Barista Course dan pemilik d’excellent coffee); Rina Zoet (Aktivis Perempuan); James Gwee (Motivator); Krisna Syarif (Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan); Wawa Sugimurwati (Beauty Expert) dan Roy Darmawan (Ketua Dewan Pembina Universitas Indonesia), dan tim ahli Menko Perekonomian RI.
Adapun kriteria penilaiannya meliputi lima aspek pokok. Pertama, pengetahuan tentang kopi. Kedua, smart. Ketiga, berkepribadian, Keempat, kecantikan fisik. Dan kelima, berbakat. “Nanti pemenangnya akan bertugas mempromosikan kopi Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri,” ujar Lisa.
Tujuan dari pemilihan MCI ini sendiri menurut Lisa untuk mempromosikan produk-produk kopi unggulan Indonesia, mendorong tumbuh kembangnya Industri kopi di Indonesia, mengembangkan perdagangan dan pariwisata Indonesia, serta mendorong produktivitas produksi kopi di Indonesia. Miss Coffe Indonesia yang pertama dimenangkan oleh Bianca Beatrice dan Miss Coffee Indonesia yang kedua dimenangkan oleh Elizabeth Priscillia dari Sumatera Utara.
Sementara pada kesempatan yang sama, Ketua Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI), Syafruddin, mengatakan, “Tumbuhnya kedai kopi di desa-desa khususnya di daerah kopi itu berasal, bisa menjadi obyek wisata yang dapat dipromosikan baik kepada wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara”.
Menurutnya, perkebunan kopi bisa dikelola menjadi agrowisata dimana para wisatawan dapat melihat kehidupan petani kopi, ikut memetik biji kopi, hingga menikmati kopi yang diseduh dan disajikan petani.
Ketua Coffee Lovers Indonesia (CLI) Jamil Musyanif menambahkan, “Sebagai tempat agrowisata kopi, ada di Banyuwangi, Ungaran, dan Kintamani. Daerah-daerah ini merupakan destinasi wisata yang juga memiliki perkebunan kopi. Misalnya Banyuwangi di Jawa Timur, orang ke sana tidak hanya melihat blue fire di Ijen, tetapi mereka juga bisa mampir ke perkebunan kopi di dekat lokasi wisata itu. Di Kintamani, para wisatawan juga bisa melihat produksi kopi luwak”. (evi)