CISARUA,ITN- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memberi nama untuk seekor anak gajah sumatera di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Jawa Barat. Gajah betina yang lahir pada 15 Desember 2020 dari induk David dan Ganika itu oleh Sandiaga diberi nama Pulisia. Penyematan nama itu ditandai dengan penandatanganan sertifikat kelahiran gajah oleh Menparekraf Sandiaga Uno di Rumah Sakit Hewan Taman Safari Indonesia Cisarua.
“Pulisia artinya Pulihlah Indonesia. Nama itu spontan saya dapatkan, karena yang terpikir oleh saya bahwa kita harus memastikan kita segera pulih, Indonesia bangkit. Dan di Taman Safari Indonesia ini kita hadirkan ‘Pulisia’ untuk mengirim pesan ke seluruh nusantara bahwa insya allah kita akan segera pulih,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno, Jumat (28/05/2021).
Turut hadir dalam kesempatan tersebut tiga pemilik dari Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang, Frans Manansang dan Tony Sumampau, serta Daniel Hartono selaku CEO TSI. Sementara mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno, Direktur Manajemen Investasi Kemenparekraf/Baparekraf Ardi Hermawan, serta Itok Parikesit selaku Koordinator Bidang Pengembangan Wisata Alam Kemenparekraf/Baparekraf.
Menparekraf menjelaskan, kunjungannya ke Taman Safari Indonesia kali ini juga merupakan bentuk tindak lanjut dari audiensi yang dilakukan pihaknya dengan Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itu Menparekraf mendapatkan laporan bahwa pandemi memberikan dampak yang cukup besar pada keberlangsungan kebun binatang di Indonesia.
Sebelum pandemi, kunjungan wisatawan dalam setahun mencapai 50 juta orang. Namun pandemi memberikan tekanan yang cukup dalam, dimana kunjungan wisatawan turun hingga 30 persen. Bahkan ada beberapa kebun binatang yang harus menutup usahanya. Di sisi lain, operasional untuk memastikan keberlangsungan dan kesehatan hewan-hewan di dalamnya harus tetap terjaga.
“Oleh karena itu kita akan dukung program penyelamatan kebun binatang di pandemi ini dengan memperluas dana hibah pariwisata yang tidak hanya hotel dan restoran, tapi kami usulkan juga untuk taman rekreasi,” jelas Menparekraf.
Apresiasi khusus diberikan oleh Menparekraf kepada Taman Safari Indonesia. Meski TSI mengalami tekanan yang besar, namun tetap berusaha dalam meminimalisir dampak terhadap karyawan yang berjumlah 1.200 orang serta hewan-hewan yang ada di dalamnya.
Lebih lanjut Menparekaf juga mengapresiasi adaptasi teknologi yang dilakukan pengelola TSI dengan menghadirkan teknologi digital yakni Virtual Reality dan Augmented Reality, khususnya untuk pengunjung milenial dan generasi Z.
“Oleh karena itu kami mengucapkan apresiasi bahwa Taman Safari Indonesia tetap buka dan melayani publik dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin. Jadi ini adalah betul-betul satu perjuangan yang menurut saya penuh tantangan, tapi mudah-mudahan kita akan segera bangkit dan segera pulih,” ujarnya.
Daniel Hartono selaku CEO TSI mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan-dukungan yang disiapkan pemerintah. Daniel lebih lanjut mengungkapkan TSI akan memastikan inovasi dalam bentuk adaptasi teknologi akan dijalankan serta memastikan penerapan protokol kesehatan dijalankan dengan ketat dan disiplin.
“Kami sudah mungkin 40 tahun lebih menyediakan healthy recreation yang tentunya di situasi pandemi ini kita sangat berkomitmen untuk menjalankan. Sehingga masyarakat Indonesia walaupun masih terbatas, mereka punya kesempatan untuk berwisata sehat. Komitmen kita untuk generasi muda mereka bisa terus belajar tentang satwa karena misi kita selain hiburan adalah konservasi dan edukasi,” ungkap Daniel Hartono.