KUANSING, ITN- SALAH satu festival tertua di Indonesia, Festival Pacu Jalur (FPJ) di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau resmi dibuka di Lapangan Limuno, Teluk Kuantan, Rabu (29/8/18). Berbagai atraksi budaya Melayu khas Kuansing disajikan. Sebagai pembuka tarian Sombah Carano ditampilkan dalam pembukaan acara tersebut.
Tarian untuk menyambut tamu ini menampilkan sejumlah penari pria dengan membawa pedang dan perisai. Mereka bergerak layaknya menjaga suasana, yang kemudian disusul penari wanita.
Setelah tak berapa lama penari wanita menari, mereka menghampiri para tamu undangan, yang antara lain Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Esthy Reko Astuti, dan Bupati Kuantan H Mursini.
Selain tari Sombah Carano, ada pula penampilan Tari Manyokok, yakni tarian yang menceritakan tentang kegiatan masyarakat dalam mencari ikan.
Dilanjutkan dengan Tarian Kolosal yang mengangkat tema “Dek Besamo Mako Kan Jadi”, tarian ini menggambarkan tentang bagaimana kerjasama dalam masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi.
Kerjasama ini terlihat dari hasil sebuah tradisi yang disatukan menjadi ciri khas kota Jalur, seperti sasampek dan dulang, dimana memperlihatkan kerjasama ibu-ibu dalam membawa makanan yang dihias dan dibawa dengan cara di junjung ketika perhelatan acara adat dan kerjasama pemuda-pemudi dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri yang digambarkan melalui tradisi perahu bagandul yang terdiri dari gulang-gulang dan umbul-umbul sebagai lambang dari suatu suku disetiap desa yang ada.
Dan sebagai penutup tari ini menyuguhkan tarian tradisi Kabupaten Kuantan Singingi, yakni Berandai Basamo dimana semua kalangan masyarakat tua, muda, besar, kecil, atau sudah mendengar musik randai akan secara spontan untuk bergerak dengan posisi membuat lingkaran yang melambangkan suka cita.
Tarian ini menjadi menarik karena seluruh tamu undangan yang berada diatas tribun bersama-sama diminta turun dan menari bersama di Lapangan. (evi)