JAKARTA, ITN- Akhir Desember lalu, Uni Emirat Arab melalui inisiatif 20by2020, memperluas solusi berkelanjutannya di Pulau Laut Selatan di Kalimantan Selatan, Indonesia dengan memberikan akses energi yang lebih baik kepada lebih dari 21.000 orang dari komunitas nelayan besar berupa lampu tenaga surya tanpa listrik.
Pulau Laut Selatan terletak di Kabupaten Kota Baru (Pulau Kalimantan). Di pulau ini, seperempat populasinya masih hidup dalam kegelapan dan mayoritas rumah tangganya bekerja sebagai nelayan.
Melalui inisiatif ini, 3.600 lentera bertenaga surya dan 1.000 lentera dengan alat isi ulang energi bertenaga surya diserahkan kepada para nelayan yang hidup tanpa listrik agar mereka dan keluarganya dapat terbantu dalam mencari nafkah. Dengan bantuan itu, para nelayan dapat mencari ikan lebih cepat di pagi hari dan lebih lama di malam hari, sehingga memungkinkan aktivitas ekonomi yang lebih besar.
Selain itu, lentera tersebut akan meningkatkan kondisi kesehatan dengan digantinya lampu minyak tanah, yang merupakan sumber penerangan di dalam ruangan yang biasa dipakai oleh sebagian besar rumah tangga di daerah yang tidak memiliki aliran listrik, bersama dengan lilin dan generator bermesin diesel yang dapat berdampak buruk pada kesehatan, lingkungan, dan tingkat produktivitas. Puskesmas setempat kini bisa menampung pasien di malam hari.
Pelaksanaan inisiatif ini di Indonesia dilakukan melalui kerja sama unik antara dua pemenang Zayed Sustainability Prize terkemuka, yakni D.light dan Kopernik. D.light adalah pemenang penghargaan tahun 2013 dan pionir dalam penyediaan solusi tenaga surya dunia yang terjangkau untuk rumah tangga dan UKM, bermarkas di Amerika. Selama ini, D.light ditugaskan untuk menyediakan teknologi bagi 20by2020.
Sementara itu, Kopernik adalah suatu organisasi non-profit berbasis di Indonesia dan merupakan pemenang Zayed Sustainability Prize tahun 2016 yang fokus pada energi berkelanjutan dan bertugas mengurangi kemiskinan di masyarakat terpencil. Kopernik bertanggung jawab melaksanakan proyek ini di lapangan.
20by2020 dipimpin oleh The Zayed Sustainability Prize bekerja sama dengan Abu Dhabi Global Market, Abu Dhabi Fund for Development, Mubadala Petroleum, Kementerian Toleransi dan Keharmonisan hidup bersama Uni Emirat Arab (the UAE’s Ministry of Tolerance and Coexistence), Masdar, Majid Al Futtaim, dan BNP Paribas.
Di tingkat sosial, penerapan 20by2020 membantu meningkatkan kesejahteraan sosial dan fisik masyarakat dengan menerangi rumah tangga dan fasilitas umum. Ini memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan komunitas di malam hari, tentunya sambil mematuhi protokol Covid-19 di pertemuan dan acara olahraga desa.
Selain itu, solusi energi bersih meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan dengan memungkinkan mereka memasak, mandi dan melakukan aktivitas lain di malam hari dan setidaknya 3.300 anak dari berbagai rumah tangga kini dapat belajar di malamhari dengan menggunakan lentera bertenaga surya.
Syahr Ani, Kepala Divisi Pulau Laut Barat, Kabupaten Kotabaru dalam pers rilis yang diterima Indonesiatripnews.com Rabu (20/1/21) mengatakan, “Selaku perwakilan pemerintah Kecamatan Pulau Laut Barat, saya sangat berterima kasih atas bantuan lampu bertenaga surya ini. Saat ini, masyarakat kami bisa beraktivitas di malam hari, khususnya memancing untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Sebelum pemasangan 20by2020, nelayan membawa senter atau lampu berbahan bakar minyak tanah yang harganya lebih mahal. Dengan bantuan solusi pencahayaan bersih ini, biaya keseluruhan untuk nelayan kami pasti akan berkurang”.
Sementara Jahrani, nelayan yang tinggal di Desa Nelayan Teluk Kemuning dan penerima langsung dari inisiatif 20by2020 mengungkapkan, “Saya sangat berterima kasih atas lampu tenaga surya ini karena sangat bermanfaat saat kami melaut di malam hari. Sekarang saya bisa melihat pepohonan di laut sehingga bisa menghindarinya saat memancing. Lampu bertenaga surya ini juga bisa diisi daya hanya dengan memaparkannya ke matahari sehingga lebih mudah saat saya berada di tengah lautan”. (*/sha)