JAKARTA, ITN- INDONESIA bagaikan perpustakaan raksasa, begitu banyak budaya yang mengakar di setiap sudutnya, sungguh menggelitik jari desainer Sofia Sari Dewi untuk menari membuat sebuah karya penuh kearifan local dengan gaya kekinian. Karenanya sejak debut fashion tahun 2014, Sofia sudah setia mengusung konsep Moderen Indonesia bersama SofiaDewi.Co.
Pada ajang bergengsi Indonesia Fasion Week (IFW) 2019, desainer Sofia Sari Dewi kembali menampilkan karyanya. Dalam kolaborasi Sofia Sari Dewi X TorajaMelo X Toraja Utara di pergelaran ‘Revisited Sarong by KOPIKKON’ BEKRAF mengusung sarung ke dalam karya yang tampil kekinian.
Di ajang ini, Sofia desainer binaan Badan Ekonomi Kreati (BEKRAF) ini berkolaborasi dengan komunitas TorajaMelo x Toraja Utara sekaligus merayakan satu dekade keberhasilan TorajaMelo dalam melestarikan motif tenun Pa’Bunga Bunga Toraja yang nyaris punah.
TorajaMelo merupakan social enterprise yang peduli dengan seni dan budaya, khususnya dalam bidang tenun, dan memiliki tujuan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi para perempuan penenun, sekaligus melestarikan dan meremajakan seni budaya tekstil tenunan tangan tradisional Indonesia.
“Social enterprise dibentuk dengan tujuan utamanya untuk mengurangi kemiskinan perempuan pedesaan dengan menggunakan tenun. Selama satu dekade eksistensinya, TorajaMelo telah meremajakan beberapa pola tekstil tenunan tangan Toraja, salah satunya adalah Pa’bunga bunga yang akan ditampilkan dalam pagelaran kali ini,” ujar Founder dan CEO TorajaMelo, Dinny Jusuf saat ditemui Indonesiatripnews.com usai fashion show IFW 2019 di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Sabtu (30/3/19).
Lebih lanjut Dinny mengatakan, “Ini adalah pertama kalinya motif tenun Toraja Pa’Bunga Bunga tampil di publik secara resmi. Sepuluh tahun yang lalu, hanya dua penenun tua yang bisa menenun teknik lompat lungsi dengan motif geometrik ini. Sekarang dengan berdirinya Koperasi Penenun Sa’dan Siangkaran sebagai mitra TorajaMelo, sudah banyak perempuan muda Toraja yang bisa menenun teknik ini”.
Menurutnya untuk melestarikan tenun sekaligus mengangkat harga diri perempuan penenun, pihaknya menjalin kolaborasi dengan desainer, salah satunya adalah Sofia Sari Dewi. “Salah satu cara melestarikan tenun adalah berkolaborasi dengan generasi muda. Sejak awal tahun lalu TorajaMelo telah bekerja bersama Sofia Sari Dewi,” ujarnya.
“Pada 2008 hanya ada dua orang nenek yang membuatnya. Jika tidak dilestarikan, maka motif tenun Pa’Bunga Bunga Toraja yang indah itu nyaris punah dan hanya tinggal nama,” ungkapnya.
Menurutnya dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak tenaga kerja perempuan yang kembali ke Toraja untuk menenun. “Sudah waktunya kain tenun kembali merajai fashion lokal Indonesia, perempuan penenun Indonesia dapat mencari uang di negerinya sendiri sambil mengasuh anaknya supaya tumbuh terdidik dengan baik, ” ujarnya.
Sementara pada kesemparan yang sama Sofia mengatakan, memiliki alasan sendiri mengapa mengangkat sarong (sarung) bertema ‘Urban Reborn’ dalam koleksinya. “Sarung sudah menjadi bagian gaya hidup masyarakat Indonesia sejak lama. Orang Indonesia terlihat anggun dan gagah saat mengenakan sarung. Dengan mengangkat sarung menjadi sesuatu yang kekinian di ajang IFW 2019,” ungkapnya.
Sofia berharap generasi muda mulai menerapkan #SarongIsOurLisestyle sebagai outfit-nya, serta bangga dengan jati dirinya” papar desainer kelahiran Yogyakarta, 2 November 1983 ini.
“Tahun ini, saya berkolaborasi dengan TorajaMelo dan Toraja Utara, ini adalah area IKKON (Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara) 2017, yang kebetulan mentornya Ibu Dinny dari social enterprise TorajaMelo,” jelas Sofia yang pernah terpilih untuk mengikuti program unggulan pemerintah Indonesia melalui BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif Indonesia), IKKON 2016.
Pada 2018, Sofia juga pernah memanaskan Indonesia Fashion Week berkolaborasi dengan komunitas Indigo Ikat Lango, Ngada dengan menghadirkan tenun dengan warna baru yang eksotik yaitu ‘Indigo Deep Blue Sea’. Karya itu terinspirasi dari kecintaannya terhadap kebudayaan di daerah Ngada, di propinsi Nusa Tenggara Timur dimana ia menyumbangkan waktu dan ide-idenya sebagai peserta IKKON 2016.
Di ajang IFW 2019, Sofia menggunakan sarung yang ‘disulap’ dalam outfit kekinian dalam 9 look, yaitu 5 untuk pria dan 4 untuk wanita. “Sarung bisa dimodifikasi tampil kekinian dan modis sehingga cocok dikenakan sebagai outfit harian,” ujarnya.
Perhelatan akbar Indonesia Fashion Week menurutnya merupakan momen yang tepat untuk lebih memasyarakatkan sarung. “Indonesia Fashion Week 2019 akan menjadi ajang yang baik bagi generasi muda untuk bangga #SarongIsOurLifestyle, hashtag (tagar) yang diusung #TorajaMeloXSofiaSariDewi dalam kampanye digitalnya,” ujar Dinny menambahkan pernyataan Sofia.
Dalam pergelaran ini, Sofia Sari Dewi X TorajaMelo X Toraja Utara didukung oleh JNE, yang mengusung jargon “Connecting Happiness” dan “Menginspirasi Negeri” yang selaras dengan tagline TorajaMelo, Weaving The Stories Of Indonesia.
Diakhir percakapan, Dinny mengajak generasi muda untuk menghargai sarung, “Mari nikmati desain sarung Sofia untuk merayakan kekayaan kain tenunan Indonesia di Indonesia Fashion Week 2019”.(evi)