JAKARTA, ITN- Bisnis fashion menjelang akhir tahun ini semakin membaik, seiring dengan mulai digelarnya beberapa kegiatan fashion show, baik secara virtual maupun secara offline dengan tetap mematuhi protokol Kesehatan.
Pada saat ini fashion yang lebih diminati adalah fashion Ready To Wear, yang tentu saja memiliki nilai tambah dengan adanya cerita dibalik proses pembuatanya yang kuat dan relate pada kondisi lingkungan. Pemilihan bahan yang berkualitas namun tetap nyaman untuk digunakan juga memiliki daya tarik yang lebih terhadap customer. Tetap melakukan improvisasi dan mengembangkan terhadap desain yang sudah ada tanpa menghilangkan karakter dan ikon-ikon yang sudah menjadi dasar menjadi modal utama dalam mempertahankan bisnis pada bidang fashion.
Dalam acara ini, owner SANTOON melibatkan putri-putrinya yakni Nisrina Prisan Keyko sebagai fashion designer dan Marssa Prisan Alicia sebagai penyanyi dalam acara megah tersebut.
Hal itu Pricilla Margie lakukan untuk memberikan peluang kepada mereka dalam memberikan sentuhan pemikiran sebagai anak milenial dalam desain, proses produksi produk dan proses menyelaraskan antara konsep koleksi dengan warna musik yang akan dipentaskan.
“Produk SANTOON yang selalu mengikuti perkembangan zaman tentu memerlukan peran dari anak milenial. Hal ini dilakukan karena putri kami adalah aset terpenting yang kelak sebagai generasi penerus SANTOON,” ungkap Pricilla Margie.
SANTOON adalah rebranding dari nama Egie (Pricilla Margie) and Mom. Bahan dari produk SANTOON menggunakan serat alam kapas, serat alam eucalyptus, dan rayon. Dimana bahan tersebut sudah melalui proses pengujian Laboratorium Balai Besar Tekstil di Bandung pada tahun 2020.
Style yang digunakan pada festival ini berupa arty off beat, femine style dan dxotic dramatic yang dikombinasi dengan gaya milenial serta menggunakan unsur warna dan motif khas Betawi.
Warna yang digunakan koleksi terbaru SANTOON pada festival ini, yakni kombinasi warna cerah dari pewarnaan alam yang memberi nuansa dari cerita rakyat Betawi.
Motif yang digunakan berasal dari ikon budaya Betawi yang sangat kental, seperti ondel-ondel, alat musik tanjidor yang dipecah dan diolah menjadi suatu motif baru yang cocok untuk digunakan para milenial.
Aksesoris yang digunakan juga menambah kesan milenial pada setiap desain yang ditampilkan. Unsur musik yang disajikan pada Festival Payung ini juga dibuat secara khusus sesuai oleh team dan akan terdengar khas budaya Betawi yang dikombinasikan dengan beberapa alunan nada yang bernuansa fashion show.
Pricilla Margie selaku founder dari SANTOON berharap dapat terus berpartisipasi mengangkat budaya Indonesia yang membanggakan, mempertahankan prinsip desain yang sustainable fashion dan selalu melakukan continus improvement pada setiap desainnya.
“Saya bangga dapat memperkenalkan salah satu budaya dari berbagai ragam budaya yang dimiliki Indonesia dengan desain yang juga mengikuti perkembangan zaman sekarang. Harapan saya untuk Festival Payung 2021 terus diperkaya oleh para desainer yang kreatif dengan mengemas budaya Indonesia dalam rancangan koleksi terbarunya namun tetap mengikuti perkembangan zaman tanpa melupakan budaya tradisional,” tutup. (*/evi)