- iklan -

JAKARTA, ITN- Mendengkur atau kerap disebut ngorok sering dianggap tanda seseorang yang tertidur dalam kondisi lelah atau capek. Padahal tak selamanya seperti itu, sebab mendengkur bisa menjadi kondisi berbahaya bagi sebagian orang yang mengalaminya, termasuk sleep apnea.

Mendengkur merupakan kondisi ketika seseorang mengeluarkan suara keras saat tertidur. Kondisi ini bisa dikatakan dampak dari terhalang atau menyempitnya saluran pernapasan. Penyempitan saluran napas tersebut bisa disebabkan oleh kondisi medis yang serius.

Mendengkur menjadi salah satu gangguan tidur yang sebenarnya seperti gunung es. Dalam artian, populasi pengidap mendengkur banyak, hanya saja tidak terdiagnosis. Padahal tidur yang seharusnya menjadi momen perbaikan sel-sel, justru terganggu dengan adanya aktivitas mendengkur. Imunitas yang harusnya meningkat ketika tidur, terganggu akibat mendengkur. Begitu juga, mendengkur memicu terjadinya gangguan kardiovaskular.

“Tidur berkualitas itu terjadi di mana seseorang teratur menjalaninya. Begitu juga dengan durasi tidur sesuai dengan usianya. Kebutuhan tidur untuk bayi 14-18 jam, balita 18 bulan sampai 3 tahun 11-12 jam, orang dewasa 7-8 jam, dan terakhir lansia makin berkurang,” ujar Dr. dr. Fauziah Fardizza, SpTHT-KL (K) pada peluncuran Klinik Mendengkur Brawijaya Hospital Duren Tiga di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (18/3/2023).

Untuk itu perlu diketahui penyebab mendengkur. Menurut dokter yang akrab disapa dr. Ezy ini, penyebab mendengkur bisa terjadi karena kelebihan berat badan, konsumsi obat-obatan tertentu, minum alkohol, pola hidup yang tidak sehat, merokok, dan karena pertambahan usia.

Brawijaya Hospital Duren Tiga Luncurkan Klinik Mendengkur
Dr. dr. Fauziah Fardizza, SpTHT-KL (K) kanan danv dr. Fitria Mahrunnisa, M.Sc SpA pada sesi talkshow di acara peluncuran Klinik Mendengkur Brawijaya Hospital Duren Tiga di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (18/3/2023).Foto. Aldi Mamed

Kebiasaan tidur mendengkur bisa dialami oleh siapa saja, tetapi pada umumnya terjadi pada pria dan orang yang obesitas. Kondisi ini kemungkinan diakibatkan oleh kelebihan lemak yang menumpuk di sekitar leher, sehingga menyebabkan aliran napas terganggu saat tidur.

Selain itu pada anak juga rentan mengalami dengkuran saat tidur jika si kecil mengalami Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA). Anak-anak yang mengalami ISPA memiliki struktur seperti lehernya pendek, lidah yang tebal, dan kepala yang cenderung menonjol.

“Struktur-struktur tersebut yang memicu anak-anak mendengkur atau ngorok saat tidur. Kemudian saat flu, anak mengalami hidung tersumbat, bersin-bersin, sakit tenggorokan, nafas yang tidak cepat, dan tidurnya mendengkur. Ini adalah tanda-tanda untuk orang tua wajib ke rumah sakit,” ungkap dr. Fitria Mahrunnisa, M.Sc SpA.

Tak ayal, beberapa penyebab tersebut memunculkan kondisi Obstructive Sleep Apnea (OSA). OSA merupakan rusaknya jalan napas yag biasanya terjadi saat tidur. Hal ini terjadi akibat turunnya saturasi oksigen dan mengganggu tidur.

“Salah satu pencegahan sleep apnea pada anak sedini mungkin bisa dengan pemberian ASI yang ekslusif  dan imunisasi yang rutin pada anak,” tambah dr. Fitria.

Kondisi mendengkur yang serius membuat seseorang perlu mencari tahu penyebab dan dampak yang dihadapinya. Hal inilah yang membuat Brawijaya Hospital Duren Tiga di Kawasan Pancoran Jakarta Selatan melakukan Launching Klinik Mendengkur.

“Pelayanan Klinik Mendengkur sebetulnya sudah ada. Pelayanan Poli untuk THT sudah di Brawijaya Hospital Duren Tiga. Cuma memang, kami ingin menspesifikasi dengan para dokter yang terlibat. Jadi pelayanan ini bisa lebih spesifik dan juga bisa in-line dengan dokter-dokter spesialis yang ada di Rumah Sakit kami. Seperti in-line dengan dokter anak, dengan dokter gizi, dokter jantung, dan semua yang dibutuhkan pasien bisa kami sediakan untuk fasilitas yang cukup mumpuni,” ujar drg. Pretty Kristianti Dewi, MARS selaku Direktur Brawijaya Hospital Duren Tiga.

Layanan pemeriksaan yang tersedia di Klinik Mendengkur Brawijaya Hospital Duren Tiga di Kawasan Pancoran Jakarta Selatan ini di antaranya Screening Mendengkur (Pemeriksaan Fisik Dan Kuesioner), Pemeriksaan Lengkap THT Dengan Flexible Endoscopy, Sleep Test, Dise (Drug Induced Sleep Endoscopy), dan OSA Surgery. (aldi-m)

- iklan -