TARUTUNG, ITN- DENGAN ditetapkannya Danau Toba sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) serta dengan dibentuknya Otorita Kawasan Danau Toba oleh pemerintah pusat membawa dampak bagi pariwisata di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput).
Tapanuli Utara yang wilayahnya merupakan bahagian dari rangkaian Bukit Barisan dan dihuni oleh masyarakat etnis Batak Toba, merupakan potensi wisata yang perlu dikembangkan dan di promosikan.
Namun segencar apapun promosi pariwisata bila infrastrukturnya tidak memadai akan percuma. Melihat kondisi itu Bupati Tapanuli Utara yang juga mantan wartawan, Drs Nikson Nababan terus fokus dan berupaya membangun infrastruktur.
“Anggara infrastruktur di Taput mencapai Rp8 triliun, bisa dibilang setara dengan gaji PNS selama delapan tahun,” ujar Nikson Nababan dalam sambutannya saat menerima peserta Pers Tour Pariwisata yang diselenggarakan Biro Hukum dan Humas Komunikasi Publik Kemenpar di Tarutung, Taput, Sumatera Utara, Sabtu (17/9/16).
Menurutnya setelah fokus dengan pembangunan infrastruktur target selanjutnya barulah dilakukan pengembangan pariwisata.

Nikson mengatakan, “Tahun ini pembangunan infrastruktur Taput diutamakan pada pengaspalan jalan menuju lokasi wisata yang ada di Kabupaten Taput, seperti ke Kota Muara dengan obyek wisata Danau Toba dan Argo Wisata, akses menuju Bukit Kasih sebagai obyek wisata religi, dan sejumlah potensi wisata yang selama ini untuk menuju lokasi harus melalui kabupaten lain”.
Tak hanya itu, ia pun mengusulkan untuk kedepannya membangun pelabuhan kapal cepat di Kecamatan Muara, dikarenakan kawasan tersebut sangat dekat dengan Bandara Silangit yang bisa ditempuh dalam waktu 20 menit. Muara diharapkan sebagai dermaga dan pintu gerbang wisatawan.
“Dengan begitu wisatawan nantinya dapat memilih pergi ke daerah-daerah lain di sekitar Danau Toba,” ujar Niksnon lebih lanjut.
Dalam sambutannya Nikson mengungkapkan, “Kami tengah mempersiapkan tiga destinasi wisata unggulan, yakni wisata rohani, pertanian, dan alam”.
Potensi wisata rohani menurut Nikson sangat potensial, karena di Taput masyarakatnya menganut agama Kristen terbesar di Indonesia. “Kami ada wisata Salib Kasih, Monumen Munson-Lyman, dan HKBP (pusat kerohanian Batak) se-Indonesia,” ungkapnya.
Sedangkan wisata pertanian masuk dalam rencana mengingat lahan di Taput paling besar dan subur. “Kita akan buat seperti wisata agro di Malang, dan lain sebagainya. Kami akan terus mengembangkan komoditas cabe, bawang merah, dan gabah,” ujarnya.
“Untuk wisata alam Taput memiliki 44 persen hutan yang masih perawan, kami juga punya air terjun sebesar pendopo ini, seperti air terjun Simindor dan Sampuran. Saat ini kami sedang buka jalan ke sana,” jelasnya.
Mengembangkan Sport Tourism
Sementara pada kesempatan yang sama, Tommy perwakilan dari peserta pers tour menyampaikan, “Taput perlu menyelenggarakan event sport tourism untuk memperkenalkan Tapanuli Utara, seperti dengan dibuat penyelenggaraan lomba perahu Kano (Kayak) di Muara yang melibatkan Komunitas Paddler Sumatra misalnya”.
“Event Kayak akan diadakan pada saat pesta Horas di Muara, Danau Toba yang nantinya akan ditetapkan kegiatan Kayak ini sebagai ikon di pesta Horas setiap tahunnya,” jelas Nikson Nababan.
Menurutnya kegiatan Kayak ini bukan hanya untuk ditampilkan pada saat pesta Horas saja tetapi event ini nantinya diharapkan berdampak pada pembentukan atlit yang berasal dari Danau Toba dan Tapanuli Utara pada khususnya. (evi)