JAKARTA, ITN – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno tak henti-hentinya mengajak pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menumbuhkan rasa optimisme agar dapat bangkit di tengah tantangan yang sulit akibat pandemi. Pemerintah, khususnya Kemenparekraf, dikatakannya akan semaksimal mungkin melakukan berbagai upaya untuk membantu baik dari sisi ekonomi juga kesehatan.
Ia mengutip pernyataan Mantan Presiden AS Barack Obama bahwa harapan menjadi kunci untuk bisa bangkit bersama melawan pandemi.
Hal tersebut disampaikan Menparekraf Sandiaga Uno saat melakukan audiensi virtual dengan “Pemerintah Kota dan PHRI Kota Bandung”, Kamis (29/7/2021).
Sebelumnya para pelaku usaha kafe dan restoran di Kota Bandung yang tergabung dalam Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) berencana mengibarkan bendera putih sebagai tanda keprihatinan atas pandemi Covid-19 yang memberikan dampak besar terhadap keberlangsungan usaha mereka.
“Harapan dan optimisme merupakan vitamin yang selalu mampu membuat kita bangkit dan mencari solusi bersama. Kemenparekraf tentu akan maksimal dalam menghadirkan upaya-upaya yang dibutuhkan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua KADIN Jawa Barat, Cucu Sutara; Ketua PHRI Jawa Barat, Herman Muchtar; Kadisparbud Jawa Barat, Dedi Taufik; Kadisbudpar Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari; perwakilan dari AKAR Kota Bandung, Arif; Ketua STP Bandung, Faisal, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya; Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Henky Manurung, serta Plt. Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, Cecep Rukendi.
Sandiaga mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan tantangan yang luar biasa besar bagi seluruh sendi kehidupan dimana sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu yang paling terdampak. Salah satu kunci yang harus dapat dijalankan bersama antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan adalah komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi.
“Saya siap 24 jam untuk berkolaborasi, berkoordinasi, dengan berbagai pihak karena penanganan atas dampak dari pandemi Covid-19 terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif butuh penanganan lintas sektor. Baik dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, apapun yang dibutuhkan saya akan pastikan teman-teman bisa mendapatkan bantuan,” kata Sandiaga.
Menparekraf menjelaskan, vaksinasi sangat penting sebagai salah satu pilar dalam upaya menekan penyebaran Covid-19 melalui kekebalan komunal. Karenanya Kemenparekraf dalam beberapa waktu belakangan menjadikan vaksinasi sebagai salah satu program utama.
Kemenparekraf sebelumnya telah menjadikan 6 Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata serta 3 Badan Otorita yang ada di bawah naungan Kemenparekraf menjadi sentra vaksinasi Covid-19. Di Jawa Barat, berkolaborasi dengan industri dan sejumlah pihak, Kemenparekraf juga menghadirkan program serupa. Termasuk menjadikan destinasi wisata sebagai lokasi sentra vaksinasi.
“Mengenai bantuan pemerintah untuk usaha pariwisata, tahun lalu dijalankan dalam konsep dana hibah namun tahun ini kita diarahkan untuk memberikan bantuan ke usaha-usaha agar tidak mem-PHK karyawan. Ini sudah didata, dan data-datanya sudah didapat dari Kadis (Provinsi serta Kabupaten/Kota di Jawa Barat). Mudah-mudahan kita bisa percepat untuk mulai disalurkan dengan koordinasi bapak dan ibu kadis di kabupaten/kota,” kata Sandiaga. Ia mengatakan bantuan-bantuan juga disiapkan kementerian/lembaga lain serta pemerintah daerah.
Kemenparekraf juga akan bekerja sama dengan PHRI untuk menyiapkan akomodasi bagi tenaga kesehatan. Sehingga diharapkan dapat membantu memaksimalkan peran tenaga kesehatan dalam menghadapi pandemi di garis terdepan, dan di sisi lain membantu tingkat keterisian kamar hotel.
“Seandainya sudah all clear, kita tunggu pengajuan dari masing-masing rumah sakit yang sudah kerja sama dengan hotel dan kita akan berikan pendanaan. Pagunya cukup luas dan mudah-mudahan bisa membantu keterisian hotel dan restoran,” kata Sandiaga.
Menparekraf dalam kesempatan itu juga mengajak pelaku usaha dalam hal ini Kadin untuk dapat bersama pemerintah meluaskan jangkauan sertifikasi CHSE. Dengan begitu tingkat kesiapan pelaku usaha parekraf dalam operasionalnya di era adaptasi kebiasaan baru semakin besar.
“Sertifikasi CHSE ini harus betul-betul jadi gold standard. Kalau ada vaksin gotong royong, kenapa tidak ada CHSE gotong-royong. Pilot project-nya bisa dimulai dari Kota Bandung,” kata Sandiaga.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya, menjelaskan, sertifikasi CHSE menjadi salah satu hal yang terus dikomunikasikan kepada pasar baik domestik maupun mancanegara. Karenanya ia mendorong agar pelaku usaha parekraf untuk dapat mendaftarkan usahanya. Dan bagi konsumen untuk dapat memilih usaha yang sudah memiliki sertifikasi CHSE.
“Pemerintah daerah dapat memperkuat ini dengan membuat aturan,” kata Nia Niscaya.