JAKARTA, ITN– DALAM rangka mewujudkan target dan menjadikan sektor pariwisata Indonesia menjadi penghasil devisa utama tahun 2019, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia juga menyelenggarakan berbagai kegiatan promosi yang berkesinambungan dengan program pemerintah. KBRI Kuala Lumpur bersama Kementerian Pariwisata telah menyelenggarakan berbagai kegiatan Familiarization Trip Media dan Travel Operator Malaysia, salah satunya ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2016.
“Kami melihat terdapat potensi pengembangan pasar pariwisata alternatif khususnya industri wisata halal, mengingat mayoritas masyarakat Malaysia adalah muslim. Oleh karenanya, KBRI mendorong kerjasama bisnis dan promosi Lombok, NTB,” kata Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno di Kuala Lumpur, ketika diwawancara khusus oleh IndonesiaTripNews.Com, awal Januari 2017.
Dalam upaya peningkatan outbound tourists pada tahun 2016, Pemerintah Indonesia telah menggulirkan program akselerasi pariwisata dengan mengembangkan 10 destinasi wisata prioritas dengan konsep single destination single management. KBRI melihat potensi pengembangan wisata halal untuk pasar Malaysia.
Destinasi wisata Indonesia yang menawarkan destinasi halal (halal destination) seperti di Lombok, Nusa Tenggara Barat; Sumatera Barat, dan Aceh yang sesuai dengan karakteristik mayoritas Melayu di Malaysia. KBRI terus mendorong arus wisatawan ke destinasi-destinasi halal di Indonesia. Tersedianya 14 titik masuk penerbangan dari Malaysia dan tujuh titik jalur pelayaran bilateral menjadi nilai tambah pengembangan arus wisatawan khususnya ke destinasi halal Indonesia.
Menjawab pertanyaan mengenai jumlah wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Indonesia tahun2015, 2016, dan target 2017; Dubes Herman Prayitno menjelaskan, kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia dalam tiga tahun terakhir bergerak dinamis. Jumlah wisatawan dari Malaysia mencapai 1,43 juta orang pada tahun 2013. Namun jumlah wisatawan itu turun sekitar 10 persen menjadi 1,27 juta orang pada tahun 2014.
Untuk tahun 2015, wisatawan Malaysia turun menjadi 1,24 juta orang atau sekitar 2,26 persen penurunan. Malaysia merupakan pengunjung terbesar ketiga setelah Singapura dan China serta diikuti oleh Australia.
“Penurunan jumlah wisatawan terjadi karena penurunan daya beli masyarakat Malaysia menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kunjungan pariwisata Malaysia. Pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai kunjungan 20 juta wisatawan asing pada tahun 2020. Untuk tahun 2016, ditargetkan mencapai 12 juta orang wisatawan mancanegara dan khusus untuk Malaysia ditargetkan mencapai 2,1 juta pengunjung,” ucapnya.
Ditambahkan, jika target Pemerintah Indonesia untuk wisatawan Malaysia pada tahun 2016 adalah 2,1 juta orang, dan asumsi kenaikan target 10 persen/tahun untuk mencapai 20 juta total wisman ke Indonesia pada tahun 2020; maka target untuk tahun 2017 adalah 2,3 juta orang. Namun mengingat angka kisaran masih di 1,2 juta, tentunya tahun 2017 akan menjadi tahun dimana KBRI harus lebih giat meningkatan upaya promosi.
KBRI pun harus tetap realistis dalam menentukan target, sehubungan dengan pertimbangan berbagai faktor, baik mulai dari faktor seperti keterbatasan dana promosi, kondisi politik di Indonesia, dan perekonomian Malaysia.
“Banyaknya demonstrasi dan berbagai gejolak di Indonesia yang diberitakan media pun dapat membuat turis merasa tidak nyaman dan dapat membatalkan perjalanan,” jelas purnawirawan Marsekal bintang empat itu.
Ditanya tujuan destinasi utama masyarakat Malaysia ke Indonesia, Herman Prayitno menjawab bahwa destinasi utama masyarakat Malaysia adalah Medan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Lombok, Makassar, Jakarta, Bandung, dan Bali.
“Apakah KBRI Kuala Lumpur rutin menyelenggarakan kegiatan promosi wisata dan budaya di Malaysia,” tanya IndonesiaTripNews.Com; Dubes Herman Prayitno menjelaskan KBRI juga melakukan promosi food festival, fashion show, penyebaran brosur tentang pariwisata Indonesia, serta memfasilitasi keikutsertaan instansi pemerintah dan pengusaha Indonesia dalam pameran pariwisata di Malaysia di antaranya Malaysia Tour and Travel Agency (Matta) Fair.
Kegiatan promosi menurutnya bertujuan untuk memberikan informasi potensi pariwisata Indonesia kepada masyarakat Malaysia, baik dari segi kekayaan budaya, keindahan alam, serta wisata belanja.
“Kegiatan promosi didukung dengan memfasilitasi business matching antara kalangan industri pariwisata di Indonesia dan Malaysia dalam bentuk penyelenggaraan table top. Hal ini bertujuan untuk merealisasikan kerjasama bisnis secara nyata dalam bentuk penjualan paket perjalanan wisata ke Indonesia ke pasar Malaysia,” ujarnya lebih lanjut.
Menjawab pertanyaan mengenai harapan masyarakat Malaysia terhadap destinasi wisata di Indonesia, Herman Prayitno yang pernah menjabat Kepala Staf Angkatan Udara mengatakan harapan wisatawan Malaysia adalah informasi destinasi wisata yang jelas, up to date, dan wisata yang halal. “Hal ini tergambar dari banyaknya pertanyaan yang menyinggung masalah ketersediaan masakan halal di daerah wisata. Informasi yang jelas mengenai destinasi wisata akan memermudah wisatawan Malaysia merencanakan dan memertimbangkan perjalanan. Dengan semakin populernya wisata halal, Indonesia terus menggencarkan upaya memerluas destinasi wisata halal. Upaya tersebut membuahkan hasil yaitu dengan menangnya Indonesia sebagai destinasi terbaik di World Halal Tourism Awards 2016 di Abu Dhabi,” jelasnya. (ori)