Resensi Buku
Judul Buku: Kai Food, Penulis: Raimy Sofyan, Penerbit: CV Penulis Profesional Indonesia Tahun: 2024, dan Halaman: 290 Halaman
JAKARTA, ITN- BUKU “Kai Food: Membangun Bisnis dari Nol” bukan sekadar buku wirausaha ataupun buku bisnis. Namun, ini mengenai semangat juang seorang Raimy Sofyan yang harusnya menjadi teladan dan semangat berkarya bagi anak muda maupun generasi “lansia” usia pensiun di Indonesia yang relatif “muda” dibandingkan usia pensiun di negara-negara maju.
Bukan soal angka umur pensiun, tetapi bagaimana semangat bekerja dan berkarya yang sangat “langka” di Indonesia. Menjadi pengusaha sangatlah tidak mudah, butuh energi yang luar biasa tinggi dan mental pejuang. Kesulitan para profesional dengan jabatan yang sudah tinggi adalah menerima kenyataan bahwa hal tersebut tidak langgeng. Ingin dihargai dan dihormati lebih akan menjadi habatan pada usia pensiun dan menjadi post power sindrom.
Dengan melihat dan merasakan perjuangan Raimy membangun Kai Food, itu merupakan legacy bagi anak-anak muda dan juga orang tua dalam memberikan contoh kepada anak-anak untuk semangat bekerja, berkarya, dan menebar manfaat.
Buku ini adalah kumpulan tulisan harian Raimy Sofyan yang ditulis selama delapan bulan untuk menjawab pertanyaan teman-temannya pelaku UMKM dan ketika ada pengalaman yang harus disampaikan dalam WAG UMKM PRO. Tujuannya sederhana, yaitu agar pengalaman Kai Food selama satu dekade menjadi inspirasi bagi teman-temannya yang berencana membangun bisnis sendiri, baik yang akan memasuki atau sedang menjalani masa pensiun maupun anak muda yang tidak memilih menjadi pegawai.
Pengalaman panjang Raimy Sofyan ini juga bermanfaat bagi pelaku UMKM yang ingin bekerja secara lebih profesional dalam perencanaan, produksi, pemasaran, pelayanan, keuangan, dan pengembangan. Dalam buku ini, dia menegaskan memang kalau sudah pensiun (retired), bukan berarti sudah kedaluwarsa (expired). Paling tidak ada 10 tahun setelah pensiun pada usia 55 tahun untuk terus berkarya dengan tenaga (level energy) yang masih penuh.
“Ketika berusia 54 tahun, Kai (panggilan kakek dalam bahasa Banjar, saya gunakan dalam buku ini) memulai bisnis penggemukan sapi (cattle fattening) Kai Amanah di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat,” kata Raimy Sofyan, lulusan S-1 Teknik Industri ITB dan S-2 MBA Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) ini.
Dia sempat menjadi profesional di beberapa perusahaan yang memberinya insight bisnis yang berorientasi pada mutu pelanggan.
Kai Food adalah sebuah intitas bisnis yang dibangun dari nol oleh Raimy Sofyan dan keluarganya. Bermula dari bisnis Kai Kosan, kemudian berkembang ke penggemukan sapi Kai Amanah, dan berlanjut pada bisnis makanan siap saji tahan 12 bulan dalam suhu ruang: Kai Food.
Kai sendiri bukanlah orang baru di dunia bisnis. Selama 30 tahun ia telah bekerja di korporasi asing, khususnya industri keuangan. Berbekal pengalaman dan pengetahuan itu, kemudia ia merintis UMKM yang diharapkan kelak akan membesar dan menjadi legasi bagi keluarganya.
Karena itu, buku ini sarat pembelajaran berharga. Bukan hanya untuk para pensiunan, melainkan juga untuk anak-anak muda yang memiliki rencana di dunia bisnis. Buku ini jelas berbeda, karena berfungsi sebagai “kartu nama” mengenalkan seluk belum bisnis Kai Food yang telah melewati satu dekade.
Jelas sudah. Tunggu apalagi? Cari dan segera miliki buku ini. (ori)