JAKARTA, ITN- Salah satu cara paling ampuh untuk mengatasi masalah lingkungan hidup adalah dengan mengurangi sampah plastik. Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia Bersama dengan Danone-AQUA menyelenggarakan kunjungan secara virtual (virtual tour) untuk memberikan pengalaman langsung kepada publik tentang inisiatif pengelolaan sampah plastik dalam kerangka Gerakan #BijakBerplastik oleh Danone-AQUA yang sebelumnya telah diluncurkan sejak tahun 2018 lalu.
“Dalam rangka mencapai target strategis untuk mengurangi sampah 30% dan menangani sampah 70% pada tahun 2025, maka pemerintah tidak bisa sendiri. Keterlibatan Pemerintah Daerah, dunia usaha, LSM, komunitas, organisasi keagamaan, pelajar dan mahasiswa, organisasi perempuan, serta masyarakat luas sangatlah dibutuhkan,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Rosa Vivien Ratnawati pada acara Virtual Tour #BijakBerplastik Danone-AQUA dan KLHK, Selasa (2/3/21).
Rosa mengatakan, “Dengan sinergitas pengelolaan sampah yang komprehensif, terintegrasi dari hulu ke hilir, maka saya yakin kita akan mampu membangun pengelolaan yang baik dan berkelanjutan guna mencapai target-target tersebut”.
Menurutnya momen Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang mengusung tema “Sampah Sebagai Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi”, merupakan langkah penting untuk menggerakkan kolaborasi Ekonomi Sirkular menuju Indonesia Bersih 2025.
Pada virtual tour penerapan Ekonomi Sirkular dalam penarikan kembali dan daur ulang sampah kemasan plastik yang diprakarsai Direktorat Jenderal PSLB3 KLHK bekerja sama dengan Danone-AQUA dilakukan penandatanganan kerja sama pengembangan Bank Sampah Induk antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Danone-AQUA sebagai suatu langkah nyata kolaborasi antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat.
“Saya mengajak produsen yang lain untuk mengikuti langkah yang telah dilakukan oleh Danone-AQUA sebagai langkah konkrit dari komitmen dan tanggung jawab untuk membantu Pemerintah dalam memberikan solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk menghadapi persoalan-persoalan sampah yang kian menantang di masa depan. Mari kita bergerak bersama, bekerja bersama membangun Indonesia yang lebih baik, sehingga dapat mencapai Indonesia bersih di tahun 2025”, tambah Ibu Rosa Vivien Ratnawati.
Dalam acara virtual tour yang diselenggarakan kali ini, peserta diajak untuk lebih memahami lagi proses pengelolaan sampah kemasan paska konsumsi secara detil mulai dari pengumpulan dan pemilahan di skala rumah tangga atau masyarakat, kemudian proses di Bank Sampah Unit dan Bank Sampah Induk, yang selanjutnya diproses di Recyling Business Unit (RBU) suatu Unit Daur Ulang yang dikelola oleh Koperasi Pemulung Berdaya di Tangerang Selatan.
Botol-botol plastik bekas yang terkumpul di RBU, dipilah, dicuci dan dicacah menjadi cacahan plastik PET yang kemudian dibawa ke perusahaan daur ulang botol untuk menjadi bahan baku botol baru, selain itu sebagian juga dibawa ke perusahaan tekstil untuk menjadi bahan baku industri fashion. Danone-AQUA juga mendukung RBU di Tangerang Selatan untuk mendapatkan sumber botol plastik bekas dari wilayah DKI Jakarta, salah satunya adalah bersinergi dengan Bank Sampah Induk yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menjelaskan bahwa hal ini merupakan salah satu perwujudan serta kontribusi Danone-AQUA sebagai bagian dari sektor dunia usaha.
“Salah satu perwujudan dan kontribusi Danone-AQUA dalam kapasitasnya sebagai bagian dari sektor dunia usaha, hari ini kami secara resmi menandatangani kerja sama dengan Bank Sampah Induk yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Danone-AQUA merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang bekerjasama dengan Bank Sampah Induk untuk mengambil sampah kemasan plastik pasca konsumsi,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, “Momentum penandatanganan ini semakin menguatkan kemitraan yang telah terbangun sejak tahun 2017. Kemitraan ini menjadi sangat penting karena kami dapat memastikan pasokan bahan baku RPET premium secara berkelanjutan untuk mendukung ambisi pilar pengumpulan dan pilar inovasi #BijakBerplastik”.
“Kami juga ingin terus mendukung kapasitas dan profitabilitas Bank Sampah Induk di Jakarta Barat, Selatan, Timur, Pusat, Utara, serta Kepulauan Seribu. Kontribusi Bank Sampah dalam memasok botol PET kualitas premium ke RBU kami tercatat mencapai 218 ton dari total 1.381 ton sampah botol. Pada akhirnya, kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi tersebut sehingga pertumbuhan Ekonomi Sirkular dapat tercipta secara berkesinambungan.” jelasnya.
Menjadi salah satu pionir dalam daur ulang dan pengumpulan kemasan plastik bekas, Danone-AQUA melalui Program AQUA PEDULI (Pengelolaan Daur Ulang Limbah) telah berdiri sejak tahun 1993 dengan memperkenalkan produk kemasan galon sejak 1983 dan memastikan 70% bisnisnya telah sepenuhnya sirkular. Gerakan #BijakBerplastik merupakan wujud komitmen yang berkelanjutan dalam hal partisipasi Danone-AQUA untuk mengelola sampah plastik sekaligus menciptakan model Ekonomi Sirkular yang memberikan nilai tambah ekonomi bagi komunitas yang terlibat.
Sejak meluncurkan komitmen ini, menurutnya Danone-AQUA telah melahirkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kualitas manajemen sampah plastik dengan fokus di tiga pilar, yaitu dengan pengumpulan – Bekerja sama dengan para pemangku kepentingan, Melakukan kampanye edukatif melalui Danone – AQUA, dan berinovasi dengan komitmen membuat 100% kemasan plastiknya dapat digunakan ulang. Berbagai upaya ini tentunya juga tak luput dari andil masyarakat untuk memulai bijak mengonsumsi, memilah sampah dari rumah, dan mendaur ulang sampah plastik mereka, demi mewujudkan Indonesia yang lebih bersih.
“Kami berharap dengan dilaksanakannya acara ini dapat menjadi sebuah aksi “Best Practice” dari pelaku usaha dalam mengumpulkan kembali sampah yang dihasilkan, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak yang terkait. Selain itu tentu saja dibutuhkan peran aktif masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya untuk Bersama mewujudkan Indonesia yang lebih bersih dan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan”, tutup Karyanto Wibowo. (sha)