JAKARTA, ITN – Gaya hidup berkelanjutan belakangan ini marak diterapkan oleh masyarakat guna menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Berdasarkan fakta pada data yang dikeluarkan oleh World Wildlife Fund Indonesia (2018), menunjukkan konsumen Indonesia di rentang usia 15 – 45 tahun ternyata 61 persen di antaranya merasa bertanggung jawab atas lingkungan.
Hasil survei Kantar (2020) yang bertajuk “Who Care, Who Does”, 67 persen konsumen bersedia untuk membeli produk ramah lingkungan. Situasi ini menunjukkan bahwa seluruh masyarakat memiliki peran yang sama rata untuk menciptakan bumi yang lebih baik bagi generasi selanjutnya.
Saat ini di Indonesia beberapa perusahaan sudah mulai mengusung konsep bisnis berkelanjutan. Salah satunya adalah home furnishing expert asal Swedia yaitu IKEA, yang memiliki komitmen untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang.
IKEA telah dan akan terus melakukan berbagai upaya keberlanjutan, mulai dari penggunaan 60 persen material produk yang berasal dari sumber daya terbarukan, pengaplikasian teknologi ramah lingkungan di seluruh toko IKEA, hingga ragam inisiasi sosial.
“Sudah menjadi tanggung jawab kami untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dengan menyediakan produk dan layanan yang berkelanjutan dan terjangkau. Untuk itu, kami juga ingin mengajak masyarakat untuk menjadi generasi peduli lingkungan,” ujar Country Marketing Manager IKEA Indonesia, Dyah Fitrisally.
Lebih lanjut Sally menambahkan dirinya percaya lingkungan berkelanjutan dapat tercipta mulai dari hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
“Salah satu caranya adalah dengan menggunakan perabot yang terbuat dari material ramah lingkungan, seperti beberapa produk kami antara lain PUDERVIVA, sprei berbahan 100 persen linen yang berasal dari serat tumbuhan dan diproduksi dengan kadar air dan pupuk lebih rendah, KUNGSBACKA, pintu dapur berbahan dasar plastik tutup botol, dan FRAKTA Blue Bag, kantong belanja reusable dan fungsional dari IKEA,” tambah Sally.
Selain peduli terhadap lingkungan, Sally kembali menjelaskan dalam pemaparanya bahwa IKEA melakukan suatu penghargaan terhadap budaya Indonesia dengan mengadakan Batik Motive Design Competition 2.0.
“Kompetisi ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia. Para peserta berpartisipasi untuk membuat desain motif batik dengan sentuhan IKEA di dalam desainnya. Karya mahasiswi Universitas Tarumanegara, Canisha Chrystella terpilih sebagai pemenang dan desain motif batiknya akan dijadikan motif di seragam batik co-worker IKEA Indonesia selanjutnya,” jelas Sally.
Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, Chitra Subiyakto yang juga menjadi juri di kompetisi Batik Motive Design Competition 2.0 menjelaskan Sejauh Mata Memandang adalah pesan cintanya terhadap Indonesia dan bumi.
“Sebagai brand mode, kami selalu berusaha untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan dengan salah satunya melakukan praktik circular fashion, yaitu upaya mendaur ulang sisa kain tekstil dari konveksi dan produk pasca dikonsumsi,” ujar Chitra.
Lebih lanjut Chitra mengatakan penting baginya untuk mengambil peran dalam melindungi bumi dan melestarikan budaya dengan memulai dari langkah kecil.
“Penting bagi kami untuk bertanggung jawab dan mengambil peran dalam melindungi bumi dan melestarikan budaya Indonesia. Kita bisa lebih dekat lagi dengan gaya hidup berkelanjutan dengan memulai dari langkah kecil seperti memilih benda yang bisa berjangka panjang dan selalu mencintai budaya Indonesia dari kehidupan sehari-hari. Menurut saya sekecil apapun upayanya akan sangat berarti. Jadilah bagian dari solusi, bukan polusi,” ungkap Chitra.
Memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan melestarikan budaya Indonesia, IKEA Indonesia bersama Sejauh Mata Memandang membuktikan tujuanya dengan berbagai inisiatif serta kepedulian yang dilakukan keduanya untuk mengajak masyarakat menjadi generasi peduli lingkungan dan budaya.