ISTANBUL, ITN – Membaca itinerary atau rencana perjalanan ke Istanbul, Turki –-salah satunya– untuk mengunjungi ke Museum Panorama 1453; akhir Maret 2018 tidak ada kesan tertarik sama sekali. Museum dimana pun, ya seperti itu-itu saja. Melihat pajangan benda-benda kuno dan mati. Itu yang terlintas dalam pikiran saya.
Tapi ternyata ketika masuk ke dalam museum yang beralamat di Merkez Efendi Mahallesi, Topkapı Kültür Parkı, 34015 Zeytinburnu/İstanbul, Turki itu, saya benar-benar takjub dibuatnya. Terutama pada ruangan yang menggambarkan penyerbuan Konstantinopel. Saya seolah berdiri di bawah langit yang melengkung lengkap dengan lukisan peperangan yang menggelora. Suasana benar-benar seperti berada di alam terbuka “beratapkan” langit yang luas. Lukisan peperangan yang “menghiasi langit” benar-benar sangat memukau pengunjung.
Seperti ditulis tourketurki.com, Museum Panorama 1453 Turki atau Panorama 1453 History Museum Turkey atau Panorama 1453 Tarih Müzesi merupakan museum sejarah Turki yang didirikan untuk memperingati pengepungan Ottoman Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453 oleh Khalifah Muhammad Al-Fatih atau Sultan Ottoman Mehmet II. Setelah jatuhnya Konstantinopel, Sultan Ottoman Mehmet II pun meraih gelar Fatih (penakluk).
Museum ini dibuka pada 31 Januari 2009 berkat usaha Dewan Kota Metropolitan Istanbul serta Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dibawah koordinator seorang seniman bernama Haşim Vatandaş. Museum Panorama 1453 terletak di seberang Benteng Topkapi-Edinerkapi di sebuah kawasan yang dulunya merupakan terminal bus.
Setiap hari, terutama pada musim semi dan musim panas, ribuan orang yang datang ke museum itu. Siang itu, di bawah udara dingin sekitar 13 derajat Celsius, saya melihat banyak sekali pelajar secara berombongan yang berkunjung ke museum itu.
Tarif museum adalah 25 Turkish Lira (TL) atau setara sekitar Rp125.000. Di dalam gedung, ada tawaran untuk menggunakan audio dalam bahasa asing selain Turki, namun harus membayar TL 5 atau Rp25.000. Tawaran itu diberikan, karena semua teks di dalam museum hanya dalam bahasa Turki.
Di awal perjalanan museum, pengunjung akan disuguhi beberapa teks, gambar, dan video tentang kisah penyerbuan Konstantinopel. Sosok Muhammad Al Fatih yang digambarkan sebagai pemuda berani dan pintar juga banyak dibahas.
Di dalam Museum Panorama 1453 ada sensasi keunikan yang saya rasakan. Di sana ada ruangan khusus yang dibuat untuk menggambarkan suasana perang di abad ke-15. Ada lukisan langit yang terang, tembok yang hancur, pasukan yang berperang, hingga peralatan perang yang digunakan kala itu, mulai dari meriam hingga panah.
Selain itu, bagian paling menarik dari museum ini adalah diorama pengepungan Konstantinopel yang menampilkan pertempuran antara pihak Kekaisaran Byzantium dan pihak Kesultanan Ottoman.
Lukisan diorama yang realistis dan dalam bentuk tiga dimensi membuat suasana peperangan menjadi nyata. Di sekeliling diorama kita bisa melihat juga senjata-senjata dan meriam perang yang digunakan selama peperangan tersebut. Ringkihan kuda-kuda perang dan gelegar meriam memenuhi ruangan itu.
Museum itu tidak hanya nyaman di dalam. Di halamannya pun juga nyaman dengan adanya taman yang tertata rapi dan bersih. Beberapa penjual penganan dan es krim, serta sovenir khas Turki menawarkan dagangannya. Jika kita tidak membawa mata uang TL, maka rupiahpun mereka terima. (ori)