JAKARTA, ITN – Vegan adalah gaya hidup yang menghindari konsumsi segala jenis makanan yang berasal dari hewan.
Tak hanya daging, seorang vegan juga tidak mengonsumsi semua produk hewani, seperti produk olahan susu, telur, dan gelatin yang terbuat dari tulang dan jaringan ikat hewan. Jadi, seorang vegan hanya mengonsumsi makanan dan produk yang berasal dari tumbuhan saja, seperti buah-buahan, kacang atau biji-bijian, sayur, dan makanan olahan vegan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendukung pelaksanaan “The 12th WVO Conference and International Vegan Festival 2024” yang akan berlangsung pada 12 hingga 17 November 2024 di Mall Taman Anggrek, Jakarta.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendukung pelaksanaan event internasional yang akan akan memperkuat posisi Indonesia sebagai tuan rumah yang ramah bagi komunitas vegan, yakni komunitas gaya hidup yang menghindari konsumsi makanan dan produk hewani.
“Ini acara ke-12 dan saya sudah datang beberapa kali ke acara ini,” ujar Menparekraf Sandiaga dalam “The Final Episode of Weekly Brief With Sandi Uno” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2024).
President of World Vegan Organisation (WVO) & Vegan Society of Indonesia (VSI), Susianto, mengatakan akan ada banyak perbedaan dalam pelaksanaan Vegan Festival kali ini. Jika sebelumnya konferensi dan festival vegan dilangsungkan dalam skala nasional, tapi kali ini akan dibuat dalam skala yang lebih besar yakni dengan mengundang komunitas vegan dari level internasional.
“Acara kali ini memang lebih besar karena berskala internasional. Kali ini kita berbahagia sekali karena ini bisa jadi satu kegiatan untuk tindak lanjut dan menjadi wadah untuk merayakan Hari Vegan Nasional tanggal 1 Oktober,” ujar Susianto.
Dalam festival ini nantinya akan menampilkan ratusan kuliner vegan khas nusantara yang dapat menunjukkan betapa kayanya ragam kuliner nusantara yang berbasis vegan. Kuliner vegan nusantara itu akan disajikan dalam parade dan pameran kuliner vegan nasional.
“Jadi sebenarnya kalau kita ingat makanan nusantara kita ini ada berbasis nabati, tapi karena pengaruh dari luar sehingga jadilah banyak yang mencampur dengan makanan hewani. Jadi kalau kita lihat seperti ketoprak, gado-gado, nasi pecel, gudeg ini adalah berbasis nabati dan gizinya sangat tinggi,” ujar Susianto.
Hal senada dikatakan Chair of The 12th WVO Conference & International Vegan Festival 2024, Yenny Halim, “Nantinya festival ini akan menjadi ajang berkumpul bagi kaum vegetarian dan vegan. Kendati demikian, acara ini juga terbuka untuk masyarakat umum sehingga dapat mengetahui atau bahkan mencoba makanan berbasis vegan”.
“Kami menyusun rangkaian program acara, salah satunya bazar. Di bazar ini kami akan menghadirkan berbagai macam menu vegetarian dan vegan yang disajikan UMKM sekreatif mungkin dan bisa dinikmati bukan hanya kaum vegetarian dan vegan tapi semua kalangan itu bisa mencoba dan menikmatinya,” ujar Yenny Halim.
Direktur Event Nasional dan Internasional Kemenparekraf/Baparekraf, Fransiskus Handoko, mengatakan event ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai tuan rumah yang ramah bagi komunitas vegan, serta mendorong kolaborasi dengan UMKM lokal yang memproduksi makanan vegan dan produk kreatif.
Kegiatan ini juga akan mendukung pengembangan wellness tourism dan menciptakan lapangan kerja baru. Kolaborasi dengan UMKM akan memperkuat ekosistem ekonomi kreatif, khususnya di bidang kuliner vegan yang semakin berkembang pesat di Indonesia.
“Tentu saja kami mengapresiasi ini sehingga kita tidak hanya mengakomodir teman-teman vegan tapi juga meningkatkan kemanfaatan untuk menyediakan makanan-makanan yang berbasis nabati kepada wisatawan. Dukungan kami tentunya dalam bentuk amplifikasi promosi sehingga diharapkan ke depan ini juga bisa memperkuat potensi wisata wellness di Indonesia,” kata Frans. (evi)