JAKARTA, ITN- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan bagi para pekerja ekonomi kreatif khususnya di bidang perfilman agar dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas diri di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Industri Kreatif Film, Televisi, dan Animasi Kemenparekraf, Syaifullah dalam diskusi virtual bertajuk “1 Hari dari Orang Film”, pada Rabu (15/4) menjelaskan, di tengah masa sulit seperti ini Kemenparekraf terus mendorong pekerja kreatif, salah satunya pekerja kreatif film agar mampu meningkatkan kreativitas dan kapasitas diri. Yakni, dengan menyiapkan berbagai program yang dapat diikuti para pekerja kreatif film secara daring.
“Salah satu yang kami lakukan adalah membuat program #CreativeFromHome. Dimana para pekerja kreatif film bisa mendapatkan informasi, inspirasi, dan mendapatkan kesempatan sesi tanya jawab dengan para narasumber ahli di bidangnya,” jelasnya.
Program tersebut, lanjut Syaifullah, memberikan kiat-kiat kreatif dan tetap produktif di tengah kondisi seperti ini. Pihaknya juga ingin membawa semangat bahwa sebagai insan kreatif akan selalu ada celah untuk tidak terseret pada arus yang masif.
“Kita tahu saat ini adalah masa yang sulit, namun situasi ini tidak seharusnya membuat kita kehilangan harapan masa depan terutama di industri film nasional. Saat ini bisa menjadi refleksi diri guna peningkatan kapasitas, mencari inovasi baru supaya kita bisa adaptasi dengan situasi baru pasca-pandemi,” ungkapnya.
Terhadap pekerja harian yang mengandalkan pendapatan ketika syuting berjalan, Kemenparekraf sedang berkoordinasi dengan asosiasi terkait dan pihak-pihak terkait untuk mendata pekerja kreatif yang terdampak. Kemenparekraf juga akan terus bersinergi dengan asosiasi dan pelaku film untuk sama-sama mencari jalan terbaik di tengah wabah Covid-19.
Sebelumnya Kemenparekraf telah mendata sebanyak 189.586 tenaga kerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dari 34 provinsi yang terdampak wabah pandemi Covid-19 untuk menerima bantuan melalui program Kartu Pra Kerja. Dimana pekerja film menjadi salah satu yang terdata dan diusulkan menerima kartu tersebut.
“Bagaimana kita bisa membantu pekerja (harian) film yang terdampak, itu sedang kita pikirkan juga,” ujar Syaifullah.
Dalam diskusi virtual tersebut hadir pula sebagai narasumber Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbud, Ahmad Mahendra, dan Dewi Umaya perwakilan dari Badan Perfilman Indonesia (BPI).
Dewi Umaya mengatakan saat ini pihaknya sedang mengumpulkan data dan melakukan penggalangan dana untuk dapat membantu para crew film yang terdampak Covid-19 lantaran tidak adanya aktivitas syuting saat ini.
“Kami sedang menggalang dana untuk membantu crew yang produksi filmnya terhenti. Memang ada banyak film-film yang sedang persiapan, tapi bisa distop mungkin kerugiannya belum sebesar ketika kita mulai syuting. Ada 10 produksi film yang terhenti, tapi kami memang masih dalam tahap pendataan dan masih berjalan,” ungkap Dewi. (*)