JAKARTA, Indonesiatripnews.com: DIBANTU para guru pembimbing, para siswa sekolah SMK RUS Animation Studio mampu menunjukkan keterampilan mereka dalam membuat suatu trailer film animasi kepada seluruh tamu undangan pada peluncuran sekolah tersebut.
Film animasi yang berjudul “Pasoa dan Sang Pemberani” dengan durasi 2 menit ini mengambil tokoh cerita dari Kalimantan. Bercerita tentang seekor hewan mitologi bernama Pasoa yang berwujud paduan dari beberapa hewan di Indonesia. Dia hadir untuk melindungi kekayaan hayati di Indonesia.
Kisah Pasoa diharapkan dapat memperkenalkan nilai-nilai untuk menjaga kekayaan hayati Indonesia, sekaligus memperkenalkan kekayaan dongeng tradisional yang berakar di masyarakat Indonesia.
“Rencananya film animasi karya siswa SMK ini akan ditayangkan di satu televisi swasta nasional pada Juli 2016 tapi sepertinya baru bisa Oktober 2016 dikarenakan ada ujian dan masalah waktu,” ujar Kepala Sekolah RUS Kudus, Fariddudin kepada Indonesiatripnews.com disela acara peresmpian RUS Animation Studio di Kudus, Jawa Tengah, Senin (7/3/16).
Menurutnya tingkat kesulitannya dalam pembuatan film animasi ini menjadi tantangan, selain tentunya juga biaya produksi yang mahal, yakni Rp250 juta untuk satu detik.
“Awalnya minat untuk masuk jurusan animasi memang masih kurang di Kudus, tetapi setelah ada fasilitas seperti ini dan mereka telah praktik akhirnya terus banyak yang mengambil jurusan ini. Kalau saat ini baru satu kelas dengan 26 siswa, kedepannya bersama Djarum Foundation kami akan bangun 2 kelas lagi,” ungkapnya.
Lebih lanjut Farid menambahkan, “Untuk meningkatkan para siswa, kami juga mengadakan pelatihan dengan mengundang animator dan komikus dari Walt Disney untuk melatih sketsanya”.
Studio animasi SMK Raden Umar Said Kudus yang diresmikan Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI (Bekraf), Triawan Munaf dan dihadiri Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud RI, Mustaghfirin Amin, Bupati Kudus, Musthofa, Program Manager Autodesk Education, Lili Setiawati, Managing Director Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Ryuji Nishisaki, serta Vice President Director Djarum Foundation, Agus Siswanto Wibawa ini mampu mengerjakan seluruh rangkaian proses pembuatan film animasi 3D, dimulai dari pembuatan naskah, storyboard, dan desain karakter.
Hasil proses persiapan produksi tersebut dilanjutkan dalam tahap produksi, mulai dari pembuatan model karakter, tekstur, gerakan, hingga penambahan efek visual dan pencahayaan.
Proses produksi ini menggunakan Autodesk Maya, yaitu piranti lunak yang digunakan dalam pembuatan film animasi dunia seperti Frozen dan Finding Nemo.
Melalui proses yang dinamakan pasca produksi, sebuah tayangan animasi harus melakukan proses penyempurnaan warna serta penambahan efek suara dan musik, sebelum digabungkan menjadi suatu film yang utuh dan siap ditayangkan. Dalam proses ini, siswa dilatih menggunakan perangkat pengolahan warna Blackmagic DaVinci Resolve, yaitu perangkat yang umumnya digunakan oleh industri film di seluruh dunia dalam menyempurnakan satu tayangan film.
Program kejuruan animasi yang dibangun Djarum Foundation bersama dengan Autodesk dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation ini juga didukung oleh para praktisi yang telah dikenal dalam industri animasi dunia. Salah satunya adalah pengajar tamu yang telah berpengalaman sebagai animator di Walt Disney Animation Studio, untuk memberikan pengetahuan praktis dalam pembuatan film animasi dunia.
“Melalui program peningkatan kualitas sekolah menengah kejuruan yang telah dirintis sejak tahun 2012, Djarum Foundation terus konsisten dalam mencetak lulusan SMK yang trampil dan siap bekerja pada bidang pekerjaan berpenghasilan tinggi, khususnya di sektor industri kreatif”, ujar Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H Serad.
Primadi menambahkan, tidak hanya berupaya menyiapkan tenaga terampil bagi industri animasi, kehadiran studio animasi SMK Raden Umar Said Kudus juga ingin menciptakan karya seni kreatif yang mampu membawa kearifan lokal Indonesia kepada seluruh pecinta tayangan animasi di seluruh dunia.