- iklan -

JAKARTA, ITN– Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meminta dan mendorong para santri untuk terus beradaptasi sesuai perkembangan zaman khususnya digital.

Menparekraf mengajak dan mengundang seluruh pesantren untuk menghidupkan dan melanjutkan semangat perjuangan dengan menunjukan bahwa santri Indonesia mampu memenangkan persaingan global dengan menghasilkan karya-karya terbaik.

Dalam menghadapi era industri 4.0 yang serba digital, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang profesional, kempetitif dan kompeten. Tidak hanya pelajar, mahasiswa, industri, akadmisi dan masyarakat umum, keberadaan para santri yang kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi digital sekaligus teguh menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur bangsa yang baik.

Hal tersebut disampaikan Menparekraf Sandiaga, dalam kegiatan Silaturahmi dan Apresiasi Santri Digitalpreneur Indonesia, di Darunnajah Islamic Bording School, Jakarta Selatan, Sabtu (4/12).

Sandi menegaskan, pendidikan bagi umat manusa adalah kebutuhan yang mutlak sehingga harus dipenuhi.

Sandiaga Uno: Santri Digitalpreneur Meningkatkan Kapasitas SDM dan Membuka Lapangan KerjaMenurutnya, seiring perkembangan teknologi maka pola pikir para pelajar juga mengikuti perkembangan jaman sehingga banyak juga keinginan para santri untuk menjalani cita-citanya. Maka tuntutan terhadap peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana mencapai cita-cita tersebut akan semakin tinggi seiring dengan tuntutan hidup yang mana semakin kompleks. Oleh karena itu, kedudukan antara pendidikan dalam berbagai bentuk atau modelnya akan selalu berinteraksi dengan dinamika masyarakat sepanjang waktu.

Hal ini mengingat jumlah santri yang sangat besar dan tersebar diseluruh indonesia, keberadaan para santri diharapkan dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan perekonomian khususnya sektor teknologi dan digital.

“Kami berharap para santri akan menjadi new content creator yang dapat menghasilkan karya dan produk kreatif digital yang berkualitas dan dapat menjadi media dakwah serta berguna bagi kemaslahatan umat, bangsa dan negara,” ujar Sandi.

Dalam sejarah Indonesia, pondok pesantren telah menorehkan peranannya yang penting bagi pembangunan bangsa, hingga kini pesantren tetap diakui sebagai lumbung ilmu dan kawah pembinaan moral dan mental generasi muda. Salah satunya, Pondok Pesantren Darunnajah yang terus mengembangkan Pendidikan dan juga para santrinya untuk dapat terus mengikuti perkembangan zaman terutama dalam era digital saat ini.

Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi dan Radio Kemenparekraf, Bapak Syaifullah menambahkan, sejak di launching di bulan September lalu sudah ada 500 santri lebih yang terdaftar. Dengan pelatihan selama dua bulan dari bulan Oktober hingga November, para santri yang tergabung sebagai peserta Santri Digitalpreneur Indonesia telah selesai menjalani program pelatihan yang telah dilakukan sebanyak 24 kali pertemuan.

“Jadi ada tiga jenis pelatihan, yaitu animasi dua dimensi, animasi tiga dimensi, dan pelatihan creative audio production. Alhamdulillah program pelatihan Santri Digitalpreneur Indonesia telah berjalan sukses hingga hari terakhir” katanya.

Para peserta yaitu para santri menurutnya telah dibekali oleh ilmu-ilmu terkait dengan program pelatihan yang dipilih, dan pihaknya berharap ilmu tersebut dapat menjadi bekal para santri untuk bisa melakukan dakwah digital, membuat konten-konten islami digital, dan diharapkan dapat menghasilkan Intelectual Property (IP) baru, sehingga mampu bersaing di industri kreatif dan digital dengan tetap menjunjung tinggi Akhlakul Karimah.

Konten Kreator, Atta Halilintar memberikan tips untuk membuat konten yang menarik di platform digital. Menurutnya para santri dapat mengangkat cerita kesehariannya yang dikemas dalam video pendek atau serial berdurasi satu menit dan dibalut dengan humor yang ringan dan sarat akan ilmu yang telah dipelajari karena itu akan memberikan warna pada platform digital tersebut.

“Karena kalau misalnya yang masuk ke FYP (For You Page dalam Tiktok) banyak konten kreator dari santri, kita jadi bisa banyak belajar,” ujar Atta.

Salah satu peserta terbaik dalam program Santri Digitalpreneur Indonesia, Riki Permana mengucapkan terima kasih kepada Menparekraf beserta jajarannya yang telah memberikan program pendampingan ini.

“Harapannya kegiatan seperti ini terus berlanjut dan terus membina para santri, khususnya santri di pondok pesantren yang ada di pelosok. Dengan adanya kegiatan ini sangat membantu kami dalam mengembangkan media dakwah,” katanya. (aldi)

- iklan -