MUARA (TAPANULI UTARA), ITN– SEBANYAK 100 peserta pendayung kayak tingkat nasional dan internasional akan mengikuti Event “Muara Kayak Marathon 2017”, yang rencananya akan diselenggarakan pada pertengahan tahun 2017 di kecamatan Muara, Tapanuli Utara (Taput).
Kayak adalah sebuah perahu kecil bertenaga manusia, biasanya dengan bagian depan dan belakang tertutup, sehingga hanya menyisakan lubang seukuran awak. Kayak dilengkapi dengan dayung berkepala tunggal atau ganda.
Olahraga wisata kayak sudah sangat populer di Eropa, Amerika, dan Australia. Untuk Asia sangat mungkin olahraga wisata kayak berkembang di Indonesia khususnya di Danau Toba, karena masyarakat Batak secara lahiriah sudah familiar dengan kayak tradisonal yakni “solu” yang dipakai sebagai alat transportasi maupun alat mencari nafkah secara turun temurun.
Bupati Tapanuli Utara (Taput), Drs Nikson Nababan menyambut baik gagasan itu sesuai dengan kapasitas dan keahliannya. “Kami mendukung inisiasi digelarnya Muara Kayak Marathon 2017. Nantinya kegiatan kayak tersebut dapat rutin dilaksanakan setiap tahun untuk menjadi ikon olahraga wisata (sport tourism) dan salah satu atraksi penunjang kepariwisataan di Kawasan Danau Toba,” ungkap Nikson Nababan dalam kesempatan audiensi.
Kegiatan ini akan berpeluang menciptakan atraksi baru bagi wisatawan saat ke DanauToba. Selama ini wisatawan yang berlibur ke Danau Toba aktivitasnya terbatas pada bersepeda, jalan santai, naik speed boad, dll. Sedangkan menggunakan Kayak belum menjadi kegiatan berwisata padahal aktivitas ini cocok untuk wisata di danau. Salah satu jenis wisata olahraga ini dapat menjadi daya tarik kunjungan wisatawan mancanegara khususnya warga negara Eropa serta komunitas kayak internasional.
“Apalagi saat ini aksesbilitas menuju kawasan Toba melalui Bandara Silangit sudah dilayani oleh dua maskapai penerbangan, terlebih jarak tempuh dari bandara ke Muara atau Tarutung (Ibukota Taput) hanya 45 menit. Ditambah lagi sudah tersedianya hotel yang memadai diantaranya Hotel Sentosa, Hotel Muara Nauli maupun penginapan dan villa yang dimiliki oleh warga lokal Muara,” ungkapnya.
Demi mempopulerkan Muara Kayak Marathon 2017, Paddler Sumatra, komunitas kayak Sumatera Utara menggandeng kayaker dari Bandung mendampingi solo kayaker dari Malaysia ‘Bung Murad’, melakukan ekspedisi keliling lingkar luar danau Toba selama empat hari yang dimulai pada Kamis (15/12/16).
Menurut Ketua Paddler Sumatra Carles Simson Panjaitan S.hut, M.Sc, kawasan Muara Taput sangat layak untuk diselenggarakannya event kayak bertaraf internasional.
“Secara geografis, selain pemandangan yang sangat indah, perairan Muara terlindung oleh Pulau Sibandang sehingga perairan yang relatif tenang sangat cocok untuk atraksi kayak bahkan untuk kayakker pemula sekalipun sangat aman,” ungkapnya lebih lanjut.
Untuk tingkat menengah dan professional kayaker dapat memilih jalur mengelilingi Pulau Sibandang bahkan mengelilingi perairan Danau Toba.
Ekspedisi yang dilakukan oleh Paddler Sumatra selama empat hari di kawasan tersebut, mendapatkan begitu banyak objek-objek yang bisa dijadikan tujuan wisata, seperti Pulau Sibandang yang menjadi salah satu kaldera dari empat kaldera yang ada di Danau Toba.
Pulau Sibandang juga dikenal dengan penghasil buah mangga dengan pohon mangganya yang berusia ratusan tahun, dan kearifan penduduk lokal dan memiliki desa yang sangat bersih. (*/evi)