- iklan -

JAKARTA,  ITN- Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Shell, permintaan akan energi global, air, dan pangan diperkirakan akan meningkat sebesar 40-50 persen pada 2030, karena meningkatnya pertumbuhan dan kebutuhan penduduk. Hal ini akan memberikan tekanan besar terhadap sumber daya vital, mengingat energi digunakan untuk memindahkan dan mengolah air. Sedangkan diketahui air dibutuhkan untuk menghasilkan energi, kemudian energi maupun air diperlukan dalam produksi makanan.

Salah satu solusi dari permasalah ini ialah dengan hadirnya Renewable Energy Sources (sumber energi terbarukan) yang akan menyuplai hingga 30 persen dari energi global pada tahun 2050. Tetapi, kenyataannya sekarang hanya mampu memenuhi 13 persen saja. Maka, tantangan terbesarnya dunia saat ini bagaimana menghasilkan lebih banyak energi bersih yang mengeluarkan gas karbondioksida (CO2) lebih sedikit. Ini sangatlah kompleks, karena dibutuhkan perpaduan antara visi dan realisasi serta urgensi dan perhatian.

Mahasiswa Indonesia Harumkan Nama Bangsa di Shell Eco-Marathon Asia 2018Memahami kondisi ini, Shell bekerja sama dengan para mahasiswa, mitra dan pemangku kepentingan melalui kegiatan Shell Eco-Marathon Asia 2018 Make The Future di Singapura. Suatu kompetisi bagi para mahasiswa dalam mengembangkan solusi mobilitas yang inovatif. Kegiatan #shellecomarathon ini menantang para mahasiswa dari jurusan teknik, desain, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk merancang, membangun dan menggerakkan kendaraan paling hemat energi di dunia.

Tahun ini Shell Eco-Marathon Asia diadakan di Asia, Amerika, dan Eropa. Ajang yang mulai dihelat di Changi Exhibition Center, Singapura pada Maret 2018 dengan dua kategori yang dilombakan yakni pertama Urban Concept, yaitu kategori lomba dengan fokus pada kendaraan roda empat yang menekankan pada super ekonomis dan kepraktisan desain sekaligus memenuhi kebutuhan nyata pengguna transportasi saat ini di daerah perkotaan. Kategori kedua ialah Prototype, berfokus pada kendaraan futuristik dan beraerodinamika tinggi yang mampu mengurangi hambatan dan memaksimalkan tingkat efisiensi.

“Kompetisi ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menguji kendaraan hasil rancangan dan buatan mereka. Tujuannya adalah memberi mereka inspirasi untuk menjadi ilmuwan dan insinyur masa depan,” kata Country Chairman dan Presiden Direktur PT Shell Indonesia, Darwin Silalahi beberapa waktu lalu.

Sebanyak 26 tim mahasiswa dari 20 Perguruan Tinggi di Indonesia mengikuti ajang dengan harapan hadirnya #energimasadepan dengan tema #makethefuture. Perjuangan generasi bangsa membuahkan hasil, karena tim mahasiswa Indonesia mengharumkan nama bangsa di ajang Shell Eco-Marathon Asia 2018 dengan meraih gelar juara pertama pengemudi tercepat dan hemat energi oleh Semar Urban dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Posisi kedua diraih tim 2 dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan posisi ketiga diraih Garuda UNY Eco Team dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selain itu, Garuda UNY Eco Team turut mendapatkan penghargaan Off-track untuk kategori keselamatan untuk desain kendaraan Urban Conceptnya.

Mahasiswa Indonesia Harumkan Nama Bangsa di Shell Eco-Marathon Asia 2018Tim Indonesia merupakan peraih penghargaan terbanyak dalam ajang ini, yakni lima dari tujuh penghargaan. Kelima tim Indonesia peraih penghargaan dalam kategori Urban Concept diantaranya: ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember; Semar Urban UGM Indonesia dari UGM; Garuda UNY Eco Team dari UNY; Nogogeni ITS Team 1 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS); dan Bumi Siliwangi Team 4 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Pencapaian ini membuat tim juara berhak bersaing dengan tim-tim dari Amerika dan Eropa di kompetisi adu cepat mobil hemat energi di Drivers World Championship (DWC) Final di London pada Juli 2018 mendatang.

“Selamat kepada tiga tim Indonesia yang berhasil menjadikan All Indonesian Team sebagai juara di DWC Asia. Kita semua sangat bangga dengan pencapaian luar biasa ini. Bukti nyata dan inspiratif bahwa anak-anak muda Indonesia memiliki talenta dan kemampuan yang sangat kompetitif tidak hanya di regional, tetapi juga di tingkat global,” ujar Darwin. (Andi Mardana/Foto : Istimewa)

- iklan -