JAKARTA, ITN- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali menggelar Festival Pesona Fesyen dan Hijab Indonesia 2017 yang berlangsung di outdoor area Lippo Plaza Kramat Kati, Jakarta Timur pada 9-10 September 2017. Penyelenggaraan festival tahunan ini dalam rangka meningkatkan citra positif destinasi pariwisata Indonesia dan mendorong percepatan pembangunan bidang pariwisata, kebudayaan, industri kreatif, dan perekonomian daerah.
Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara (Deputi BP3N) Kemenpar Esthy Reko Astuty memberikan apresiasi penyelenggaraan Festival Pesona Fesyen dan Hijab Indonesia 2017 yang merupakan sebuah perpaduan atraktif antara promosi pariwisata, tren fesyen, dan kerajinan tangan dalam bentuk pameran bertaraf nasional.
“Kegiatan Festival Pesona Fesyen dan Hijab Indonesia 2017 ini sebagai upaya untuk mendukung pencanangan Indonesia sebagai pusat mode fesyen hijab dunia, sekaligus menjadi kiblat fesyen muslim dunia pada 2020 mendatang,” ujar Esthy Reko Astuty.
Esthy Reko Astuty mengatakan, melalui festival seperti ini tren fesyen dan hijab Indonesia dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas sebagai pasar domestik maupun pasar mancanegara yang dampaknya adalah mendatangkan kunjungan wisatawan dan sekaligus meningkatkan perekonomian.
Menurut Esthy ada tiga pesan terkait dari kegiatan ini, yang pertama, yakni festival. Festival menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Budaya Condet, Jakarta Timur bisa dikembangkan lagi. Kedua, fesyen. Fashion menjadi penyumbang devisa terbesar setelah kuliner. Sedangkan yang ketiga hijab bisa dikaitkan dengan halal. Pasar halal luar biasa menginat 80 persen penduduk Indonesia muslim. Fesyen bisa dikembangkan untuk pasar internasional dengan E-Commerce.
Sementara pada kesempatan yang sama anggota DPR RI dari Partai Demoktrasi Indonesia Perjuangan, Wiryanti Sukamdani, mengatakan, “Festival Pesona Fesyen & Hijab ini untuk kedua kalinya diselenggarakan setelah sebelumnya tahun lalu di daerah Cipinang, Jakarta Timur”.
“Fashion itu tergantung dari desainnya, desainer yang hebat yang harus dicari. Saya bermimpi Jakarta Timur bakal menjadi pusat belanja fesyen dan hijab, juga kullit. Kalau batu pasarnya naik turun, beda dengan fesyen yang marketnya terus naik,” ungkapnya.
Kegiatan festival ini juga membuka peluang dengan menawarkan kesempatan untuk mempromosikan produk dengan baik sehingga dapat membantu mengoptimalkan brand image produk perusahaan di kalangan masyarakat Indonesia.
Menempati area pameran seluas 1800 m2 dengan jumlah stand sekitar 30 booth, para pengunjung dapat melihat produk tren fesyen dan hijab yang diproduksi para pengusaha lokal. Untuk berkunjung ke festival ini tidak dikenakan biaya masuk atau gratis dan para pengunjung selain melihat pameran juga dapat mengikuti berbagai acara menarik seperti tutorial hijab, fashion show, games, hiburan, serta doorprize. (evi)