PADANG, ITN– Rekam jejak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, yang sukses sebagai sosok kreatif dibalik layar seremoni pembukaan dan penutupan ASIAN GAMES tahun lalu diharapkan mampu memberikan sentuhan tersendiri atas annual event sport tourism Tour de Singkarak pada tahun mendatang.
“Posisi TdS saat ini telah memasuki peringkat ke-5 dari jumlah penonton di dunia. Peringkat ini berdasarkan indikator dari Union Cycliste Internationale (UCI) yang bermarkas di Perancis. Untuk itu, posisi lima besar harus dipertahankan bahkan kalau bisa ditingkatkan lagi,” ujar Penggagas dan Inisiator Tour de Singkarak, Sapta Nirwandar dalam siaran pers yang diterima Indonesiatripnews.com, Selasa (12/11/19).
Agar peringkat TdS merangkak naik bayak hal yang harus dibenahi oleh penyelenggaranya. Mulai dari memberikan hadiah uang tunai yang lebih besar, fasilitas bagi para pembalap yang lebih baik, rasa aman dan nyaman. Jika ini terpenuhi, maka diyakini pembalap sepeda elit kelas dunia akan andil bagian di TdS pada tahun mendatang.
“TdS telah menjadi branding Indonesia. Untuk mencapai peringkat ke-5 di dunia pun bukan perkara yang mudah. TdS tahun mendatang sudah saatnya mampu menghadirkan pembalap berkelas dunia. Sebab dampak ekonomi dari penyelenggaraan TdS dapat langsung dirasakan masyarakatnya,” ungkap Sapta.
Untuk mengembangkan dan membuat TdS menurutnya lebih bagus lagi diperlukan skema kerja sama yang baik dan aktif antara pemerintah pusat, daerah dan swasta. “Kerja sama ini bukan hanya soal pendanaan. Tetapi juga masalah tanggung jawab bersama semua pihak. Sekema pembiayaan di tiap daerahnya akan lebih baik berdasarkan kemampuan.
Dengan adanya Menteri baru, menurut Sapta, diharapkan menjadi “energi” baru untuk menjadikan TdS pada tahun mendatang lebih baik dari tahun ini. Terutama dari sisi pendanaan dan promosi.
“Menparekraf yang sekarang sangat familiar dengan penyelenggaraan event. Saya berharap Menteri yang sekarang mampu menghadirkan serta menampilkan TdS yang lebih kreatif lagi. Sebab TdS sudah waktunya untuk semakin dikenal dunia,” ungjapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sapta mengharapkan bantuan ke ASITA dan industri perhotelan agar event TdS diselenggarakan tiap tahun ini dibuatkan dan atau dimasukan ke dalam paket-paket wisata yang ditawarkannya.
Sementara pada kesempatan yang sama Deputi Bidang Pemasaran I, Rizky Handayani Mustafa, mengatakan, “Dengan nomenklatur baru Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, diharapkan penyelenggaraan TdS mampu menyajikan aspek-aspek ekonomi kreatif di setiap etape yang dilaluinya”.
“Jadi, tidak hanya fokus pada event-nya itu sendiri. Harus ada activity creative lainnya di setiap etepe atau daerah yang dilalui. Agar wisatawan yang datang tidak hanya dari kalangan penikmat balapan sepeda. Untuk itu perlukan juga adanya pengembangan segmen market. Agar lebih kreatif dan berbeda setiap tahunnya,” ungkap Deputi Pemasaran I yang lebih akrab dengan nama Kiki.
Kiki menegaskan, bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif seperti biasa menunjang dari sisi promosi dan informasi. Setiap TdS pihaknya tak pernah berhenti untuk mempromosikan pada setiap kesempatan. Upaya ini dilakukan agar para pembalap dan calon pengunjung mendapat kepastian akan event tersebut.
“Dan, promosi ini harus sudah didengungkan jauh-jauh hari, minimal enam bulan sebelum penyelenggaraan. Mulai dari sekarang, kita dari promosi pemasaran I dan II akan kembali lebih aktif lagi mempromosikan TdS untuk tahun mendatang,” tutup Kiki. (evi)