JAKARTA, ITN- FESTIVAL Danau Toba (FDT) 2016 yang akan digelar di Kota Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut) 9-12 September 2016 ditargetkan bisa mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
“FDT 2016 diharapkan semakin mengenalkan Danau Toba ke mancanegara sehingga mampu menggenjot kunjungan wisman ke Sumut yang tahun lalu mencapai 11,4 juta (229.228 wisman dan 11.21 juta wisnus), dan sekitar 76.544 wisman dan 858.620 wisnus diantaranya mengunjungi obyek wisata Danau Toba,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut, Elisa Marbun saat jumpa pers di Kemenpar, Jakarta Pusat, Senin (5/9/16).
Destinasi wisata Danau Toba memiliki keunggulan sejarah gunung yang mempunyai letusan dunia atau sebagai supervolcano. Tercatat pada 75.000 tahun lalu supervolcano Toba menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir. Selain mempunyai sejarah yang hebat, Danau Toba juga memiliki obyek wisata alam dan budaya yang menarik.
FDT menurutnya merupakan event wisata tahunan yang telah berlangsung sejak 2013. Festival Danau Toba merupakan nama pengganti dari Pesta Danau Toba yang telah berlangsung sejak tahun 1982.
Pada mulanya Pesta Danau Toba sebuah event lokal yang diselenggarakan sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas keberadaan Danau Toba yang berperan penting bagi kehidupan Suku Batak yang tinggal di pesisir Danau Toba.
Demi terselenggaranya event tahunan tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, melakukan sosialisi dan mendorong warga setempat untuk turut menyiapkan homestay demi menampung lonjakan wisatawan yang diperkirakan bakal memenuhi wilayah tersebut saat penyelanggaraan FDT 2016.
“Sejumlah sarana dan prasarana pendukung telah disiapkan bagi kesuksesan acara FDT, isalnya dengan membenahi jalan sepanjang 26 kilometer dari Bandara Silangit serta menyiapkan homestay,” ujar Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan pada kesempatan yang sama.
Menurutnya homestay di Muara sedikit, yang terdaftar 240 tempat. Melihat itu pihaknya tidak berhenti untuk terus melakukan sosialisasi agar membuat tamu betah.
“Adapun pada event FDT 2016 ini, Tapanuli Utara mempromosikan tujuh tempat yang menjadi potensi pariwisata, yakni antara lain Muara Nauli, Kawah Sipoholan (sumber air panas yang dapat mengobati penyakit), Huta Ginjang, Gua Natumandi, Pemandian Air Soda, dan Sopo Partungkoan, serta Pulau Sibandang,” ujarnya.
Menurutnya, Muara Nauli udaranya dingin dan lapangan telah dilebarkan hingga menampung 15.000 orang. Letaknya 26 Km dari Bandara Silangit. “Lalu ada Huta Ginjang tempat terbaik melihat keindahan Danau Toba. Udaranya sejuk, bila berada di Huta Ginjang, sebaiknya mengenakan jaket agar tak masuk angin,” ungkap Nikson.
Pemandian Air Soda, merupakan kolam yang memiliki gelembung air soda alami dan satu-satunya di Indonesia. Konon bisa menyembuhkan sakit mata dan gatal-gatal. “Di Tapanuli Utara banyak rumah asli batak, bangunan Sopo Partungkoan merupakan gedung kesenian dan tempat perhelatan berbagai acara karena memiliki luas yang cukup memadai,” ungkapnya lebih lanjut.
Sedangkan Gua Natumandi dikatakannya sebagai gua yang memiliki air suci dan mujarab untuk obat. “Pulau Sibandang merupakan pulau yang hanya dihuni oleh tiga desa dengan jumlah kurang lebih 1.000 penduduk dan luas 800 hektar, memiliki pasir putih dan banyak pohon mangga. Rencanya di atas akan dibuat light festival Danau Toba. Tempat ini bisa dibuat untuk resort dan golf,” paparnya.
Penyelenggaraan kegiatan menelan sedikitnya dana Rp3 miliar, terdiri dari Rp1,4 miliar dari pemprov Sumatera Utara. Sisanya berasal dari anggaran Kemenpar, yakni Rp1 miliar untuk penyelenggaraan dan Rp600 juta – Rp700 juta untuk promosi.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti, menambahkan, “Kami berharap event ini bisa menarik 15.000 wisnus dan 1.000 wisatawan mancanegara terutama dari kawasan Eropa dan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia”. (evi)