- iklan -

JAKARTA, ITN- Studi “Shifting Sands: How Consumer Behaviour is embracing Sustainability” yang dirilis  Deloitte, sebanyak 43% konsumen memilih brand yang telah melakukan praktik dan memiliki nilai sustainability di bisnisnya.

Untuk itu, Bank DBS Indonesia telah secara  konsisten menggandeng mitra, nasabah, dan karyawan dalam upaya berkontribusi terhadap masyarakat dan lingkungan, seraya meningkatkan kualitas, dan operasional perbankan yang berkelanjutan.

Sejumlah program yang telah digelar Bank DBS sejak pandemi ini. Antara lain,  pembagian paket sembako kepada masyarakat yang terdampak serta distribusi peralatan tes Covid-19 ke beberapa institusi kesehatan.

Upaya Bank DBS Indonesia untuk mewujudkan perbankan berkelanjutan juga telah dilakukan sejak lama, salah satunya melalui rangkaian produk perbankan berbasis ESG (Environmental, Social and Governance), seperti produk RHB SRI KEHATI Index Fund yang berfokus ke pasar Indonesia di tahun 2017, dan Batavia Global ESG Sharia Equity USD di awal tahun ini yang menjangkau offshore.

Untuk melanjutkan komitmen dalam membangun masyarakat berkelanjutan dan kelestarian lingkungan, awal Juni ini, Bank DBS Indonesia meluncurkan produk tabungan rekening Green Savings, yang dapat mempermudah nasabah berdonasi dan berkontribusi aktif terhadap keberlangsungan sosial dan lingkungan melalui penyisihan langsung sebagian bunga tabungan.

Rekening "Green Saving" Mudahkan Nasabah Berkontribusi Sosial dan LingkunganBekerja sama dengan wirausaha sosial KRAKAKOA, seluruh donasi yang terkumpul akan disalurkan untuk mendukung modal usaha dalam bentuk pupuk dan bibit serta pelatihan 1.000 petani kakao di Indonesia guna meningkatkan taraf hidup dan pertanian kakao yang berkelanjutan.

“Melihat adanya tren dan kepedulian masyarakat terhadap nilai-nilai sustainability, kami berkomitmen mewujudkan aspirasi nasabah dalam berkontribusi memberikan dampak positif terhadap sosial dan lingkungan. Hal tersebut sejalan dengan misi Bank DBS Indonesia menjadi Best Bank for a Better World,” ujar Head of Segmentation, Liabilities, and Mortgage PT Bank DBS Indonesia, Festia Pisa Valensia pada peluncuran produk Green Savings, di Jakarta, Jumat (4/6/21).

Bank DBS juga sedang menuju future of banking dari aspek sustainability dengan menghadirkan produk-produk berprinsip ESG, salah satunya adalah rekening Green Savings. “Kami menargetkan pembukaan 2.000 rekening dari nasabah private dan priority banking Bank DBS Indonesia,” ungkapnya.

Festia menjelaskan, melalui produk Green Savings, nasabah yang menyimpan dananya akan mendapatkan bunga, dimana 50% dari pendapatan bunga nasabah langsung didonasikan untuk petani kakao melalui Krakakoa.

“Keunggulan produk Green Savings ini bunga langsung kami sisihkan untuk donasi ke Krakakoa, transaksi juga mudah bisa melalui cabang atau telepon. Selain itu nasabah mendapat akses kartu debit, bisa juga sebagai rekening investasi, dan juga bisa untuk pembukaan deposito,” ungkapnya.

CEO KRAKAKOA Sabrina Mustopo, mengatakan, “KRAKAKOA dibentuk dengan misi untuk meningkatkan taraf hidup petani kakao di Indonesia dan mendorong pertanian kakao yang berkelanjutan dalam aspek lingkungan maupun bisnis. Dengan prinsip ‘farmer-to-bar’, para petani telah dibekali pelatihan dan dukungan untuk menghasilkan biji kakao yang berkualitas tinggi, sehingga kami dapat menjamin harga beli yang tetap, sebelum memproses kakao tersebut menjadi berbagai produk yang siap dijual dan dikonsumsi”.

Untuk mengakselerasi misi KRAKAKOA, menurutnya  KRAKAKOA menjalin kerja sama strategis bersama Bank DBS Indonesia untuk membuka akses yang lebih luas kepada masyarakat sehingga dapat turut berkontribusi mendukung keberlangsungan petani dan pertanian kakao.

Sementara Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Gita Syahrani, mengungkapkan, aspek sustainability pada sektor perbankan dan keuangan tidak hanya memberikan keuntungan finansial yang besar melainkan juga dampak positif untuk lingkungan dan sosial.

Ia mengatakan, “Di Indonesia, sustainable finance dapat difokuskan untuk membangun dampak positif melalui sektor strategis berbasis ESG sesuai target nasional, termasuk energi, pertanian dan perkebunan lestari”.

Sektor perbankan dan keuangan menurut Gita juga dapat bergotong royong dengan daerah untuk menghubungkan sektor-sektor yang sebelumnya tidak terintegrasi lewat pendekatan kawasan industri alam di desa dengan payung ESG. “Ini akan mendorong dampak berkelanjutan yang lebih holistik,” tambah Gita. (sasha)

- iklan -