BALI, ITN – Politeknik Pariwisata Bali bekerja sama dengan Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menggelar diskusi bertema Peran Strategis Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam Diplomasi Parlemen DPR RI.
Diskusi digelar di gedung Widyatula Politeknik Pariwisata Bali, Senin 2 Desember 2019 dan dihadiri Wakil Ketua BKSAP yang juga Anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Demokrat Putu Supadma Rudana MBA, Anggota BKSAP/Komisi VII DPR Fraksi Partai Gerindra R Wulansari, Anggota Komisi IV DPR Fraksi Partai Demokrat Muslim SHI MM, dan Anggota Komisi V DPR Fraksi Partai Demokrat Williem Wandik S.Sos.
BKSAP DAY juga melibatkan seluruh pejabat, manajemen, dosen, pegawai, dan mahasiswa Politeknik Pariwisata Bali.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani, diskusi dilaksanakan dikarenakan dunia pendidikan dan akademisi memiliki peranan begitu penting dalam membangun diplomasi.
“Indonesia harus memiliki pendidikan perguruan tinggi berkelanjutan sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs),” tuturnya.
Sedangkan Bali memiliki kearifan lokal yang sesuai dengan SDGs, yakni konsep Tri Hita.
“Subak dan Nyepi Bali adalah contoh perdamaian dunia dan barometer pariwisata Indonesia yang patut dapat perhatian serius. Sehingga tetap diminati wisatawan. Dengan harapan nantinya dapat menginspirasi dalam mengembangkan daerah lain di Indonesia yang juga punya potensi yang besar. Sekaligus dapat meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) agar tetap bersaing dengan negara tetangga maupun dunia dalam era digital,” paparnya.
Pada kesempatan itu Direktur Politeknik Pariwisata Bali Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes. menyatakan, acara ini diharapkan bermanfaat untuk dapat membuka wawasan diplomasi parlemen dari segi pariwisata dan lembaga.
“Juga memiliki peranan penting dalam memajukan pariwisata nasional di mata dunia. Diplomasi menjadi salah satu poin penting dalam memajukan pariwisata Bali dan Indonesia” ungkapnya. (*/evi)