JAKARTA, ITN– Mengusung konsep Summer Home, kenamaan Indonesia yang tergabung dalam ID12 kembali menggelar pameran The Colours of Indonesia (TCOI).
Tahun ini, ekshibisi dua tahunan itu digelar untuk publik pada 2-14 September 2024 di Main Atrium Senayan City Jakarta.
Summer Home dipilih untuk menciptakan suasana liburan baik di rumah utama maupun di rumah kedua. Memenuhi kebutuhan akan ruang yang lebih leluasa di rumah utama, begitupun dengan menciptakan rumah vakansi yang berfungsi untuk menghabiskan waktu liburan bersama.
Desainer interior sekaligus Ketua Panitia TCOI Ary Juwono mengungkapkan sejak pandemi, sebagian besar dari klien saat ini ingin lebih memiliki rumah dengan area terbuka yang lebih banyak, ruang yang lega agar bebas bercengkerama bersama keluarga, ruang (space) yang cukup luas untuk menjalankan hobi bersama.
Nilai (value) rumah terpusat pada kebutuhan keluarga. Rumah zaman sekarang lebih akrab dan hangat untuk dinikmati keluarga inti maupun bersama orang-orang terdekat saja. Termasuk, ada sebagian orang yang membangun rumah kedua yang berfungsi sebagai rumah vakansi.
“Demand rumah kedua, rumah berlibur, rumah untuk merefleksikan diri, bersantai, dan sebagainya memang sedang dicari ke teman-teman desainer ID12 semua,” kata Ary saat konferensi pers di Senayan City, Jakarta, Minggu (1/9/2024).
Tahun ini menjadi gelaran TCOI yang ke-5, yang telah berlangsung selama 10 tahun. Slain itu, TCOI 2024 juga menandai pertemanan sekaligus kolaborasi dari ID12 selama 17 tahun yang terdiri dari Agam Riadi, Anita Boentarman, Ary Juwono, Eko Priharseno, Joke Roos, Prasetio Budhi, Reza Wahyudi, Roland Adam, Sammy Hendramianto, Shirley Gouw, Vivianne Faye, dan Yuni Jie.
Satu hal yang menonjol dalam pameran Summer Home ialah terciptanya rumah dengan atmosfer yang beraroma santai, jauh dari kesan formal, serta dapat memberi kenyamanan dan ketenteraman saat diterapkan ke dalam ruang-ruang ciptaan tiap desainer.
Kesan hangat dihadirkan dengan pemilihan dan penggunaan material yang berkesan kasual seperti katun atau linen untuk upholstry. Warna-warna yang dipilih juga memberikan efek natural dan memancarkan kehangatan semacam terakota, krem, hijau, dan warna alami lainnya.
Setiap sudut ruang benar-benar harus dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. “Boleh jadi ini bentuk pembebasan dari perasaan terkungkung selama menjalankan masa suram pandemi,” ujar Anita Boentarman.
Dalam karya desainer Yoke Roos misalnya yang mempersembahkan kamar tidur yang mampu menginfus energi baru setiap kali bangun dari istirahat setelah seharian beraktivitas sepanjang liburan.
Selain itu, ada instalasi kamar mandi yang digarap desainer Sammy Hendramianto. Sammy, seperti dalam pameran-pamerannya yang terdahulu, selalu memasukkan unsur-unsur keindonesiaan dalam karyanya. Untuk Summer Home, atmosfer Bali akan terasa sebagai referensi dalam karyanya.
Menurut Shirley Gouw saat pameran adalah waktu yang paling tepat untuk mencurahkan kreativitas tanpa terikat pada kebutuhan klien. Bagi, lebih mudah untuk mencari ide yang out-of-the-box sekaligus tetap menjadi diri sendiri saat pameran.
Ia mempersembahkan tema Midsummer Night, yang terinspirasi dari keindahan Capri, sebuah pulau di Italia. Langit-langit tenda yang indah dilukis dengan cat khusus yang menggambarkan balon udara panas yang terbang ke atas dan menjauh di langit vanili. Tak hanya itu, Shirley juga menyematkan lampu gantung yang tergantung di tengah, sehingga kristal liontinmnya memantulkan cahaya ke seluruh ruangan.
Sebagai kolektor batik, desainer Agam Riadi mengaplikasikan secara mumpuni motif-motif batik pesisir Jawa ke dalam karya cipta ruangnya. Sementara itu, seiring pengalaman liburan desainer Yuni Jie ke Tokyo, dan desainer Roland Adam ke Kyoto, Jepang, membuat mereka mengimplementasikan elemen-elemen khas Negeri Sakura itu, dan memadukannya dengan gaya moderen ke dalam ruang cipta mereka dengan gaya khas masing-masinng.
Berbeda dengan rekan-rekannya, desainer Prasetya Budi, memasukkan unsur warna yang diadopsi dan diadaptasi dari sajian makanan yang dinikmati dan memesona matanya sepanjang berlibur.
Ary Juwono yang kini ingin tampil lebih playfull di dalam karyanya, memamerkan living room yang terinspirasi dari cara pelukis Antonio Blanco mempresentasikan lukisan-lukisan di museum miliknya di Ubud, Bali.
Sementara Reza Wahyudi menambahkan, gaya rumah yang memiliki ruang keluaga formal, atau ruang tamu formal dianggap sebagai gaya lama peninggalam oramg zaman dulu karena kita lebih memilih untuk bertemu di restoran atau mal. “Kini rumah lebih mengikuti fungsinya,” ungkapnya.
Selain menghadirkan rangkaian instalasi desain interior yang mengedepankan suasana liburan yang santai, pameran TCOI kali ini juga memperkenalkan sejumlah inovasi teknologi yang diterapkan ke dalam berbagai ruangan pada hunian.
Desainer Eko Priharseno mengatakan sejak dua ekshibisi terakhir TCOI, para desainer ID12 telah mengimplementasikan penggunaan inovasi teknologi pada karya-karya mereka, misalnya penggunaan sensor screen dan lighting sensor. Itu semua merupakan hasil kerja sama dari vendor-vendor interior dengan kualitas terbaik.
Eko mengatakan, “Di pameran kali ini pengunjung bisa lihat teknologi sensor pencahayaan, wewangian, dan musik yang akan berubah secara berkala. Ada juga sensor wewangian ruangan yang bisa mengikuti karakter masing-masing pengunjung. Jadi sekarang sudah bukan cuma teknologi secara movement”.
Ary berharap masyarakat terinspirasi dengan konsep yang ditampilkan dalam pameran TCOI. Sebab, meskipun terdiri dari dua belas individu, kata Ary, pihaknya berhasil menciptakan karya yang tampil harmonis dalam sebuah pameran bersama tanpa kehilangan identitas personal masing-masing.
“TCOI telah memberikan sumbangsih yang baik bagi perkembangan desain interior di negara ini. TCOI selalu mempresentasikan hal-hal yang paling aktual dari perkembangan dunia desain interior,” ujarnya.
Bukan hanya pameran, TCOI juga menggelar rangkaian kegiatan lain selama penyelanggaraannya, seperti talkshow, peluncuran buku, podcast, dan live streaming discussion dengan para desainer interior. Termasuk, Student Design Challenge, program yang dibuat ID12 untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa terkait kerja profesional dunia desainer interior.
“Kami berharap untuk bisa mulai memperkenalkan bagaimana cara kerja desain yang baik, bagaimana brand yang benar, branding yang benar, dan sebagainya kepada mereka yang masih bersekolah di bidang desain interior,” kata Ary.
Ary menambahkan, “Setelah 10 tahun bersama, pameran TCOI kini telah menjadi event regional yang mendapat tanggapan positif dari klien yang datang dari berbagai penjuru dunia seperti Jepang, Hong Kong, Italia, Singapura, Prancis, hingga Portugal”.
Hadirnya pameran ini dipastikan akan membawa angin segar tentang hal terkini di dunia desain interior yang dapat meljuaskan inspirasi pengunjung,” tutup Leasing & Marketing Communication Directore Senayan City. (Sishi)