SABANG-ITN- SAIL Sabang yang merupakan rangkaian dari Sail Indonesia yang ke-9 tahun ini mengambil tema “Sabang Menuju Gerbang Destinasi Wisata Bahari Dunia”. Even yang berlangsung di Teluk Sabang dan Gapang Resort ini berlangsung pada 28 November hingga 5 Desember 2017.
Perhelatan Sail Sabang 2017 diharapkan menjadi Sail terbesar di Indonesia dan bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat Sabang, Provinsi Aceh.
“Ini Sail Sabang terbesar karena ada tiga hal, yakni karena peserta yang terbanyak, penonton terbanyak, dan rangkaian event yang juga terbanyak. Maka ini menjadi event Sail Sabang terbesar di Indonesia,” ujar Menpar Arief saat jumpa pers jelang acara puncak Sail Sabang di CT-3 Terminal, Sabang, Kamis (30/11/17)
Menpar menjelaskan, mengapa menjadi yang terbanyak, karena Sail yang ke-9 di tanah air ini selain menghadirkan dua kapal kebanggan yakni Bima Suci dan Dewa Ruci, perhelatan yang dimulai sejak 28 November sampai dengan 5 Desember 2017 itu juga disambangi kapal Cruise Victoria yang membawa ribuan wisatawan dan juga 100 kapal yatcher dari berbagai negara yang bersandar ke Sail Sabang.
“Apalagi kapal pesiar ini punya spent money yang tinggi, yakni 100 ribu US Dollar, yang pasti dampaknya langsung kepada masyarakat Sabang,” ungkapnya lebih lanjut.
Hal yang terbesarnya lagi menurut Menpar Arief Yahya, yakni jumlah penonton yang sangat besar. Menpar mengatakan bahwa data yang sudah didapat bahwa jumlah penonton sampai tanggal 30 November 2017 mencapai 20 ribu orang. “Nah, dari jumlah ini 15 persennya adalah wisatawan mancanegara,” ujarnya.
Dan yang terakhir yang membuat Sail Sabang besar adalah memiliki event yang paling banyak dimana Sail ini memiliki 46 event sejak awal dimulai. “Dan ada acara puncak yang akan digelar 2 Desember, yang semoga cuaca semakin bagus dan acara berlangsung sukses,” harap Menpar Arief.
Arief juga sangat setuju dengan dipertontonkannya dua kapal kebanggaan Indonesia, yakni Dewa Ruci dan Bima Suci. Karena keberadaan dua kapal tersebut selain parade kapal TNI di setiap pelaksanaan 5 Oktober adalah menjadi daya tarik pariwisata.
“Kami menyebutnya commercial value, karena pengunjung bisa berfoto sepuasnya, bisa menyentuh taruna sepuasnya, bahkan bisa melihat kapal lebih jelas dari dekat yang mungkin akan lama tidak melihatnya lagi. Jadi daya tarik pariwisatanya muncul di momentum ini,” jelasnya
Menpar menambahkan, “Sesuai instruksi bapak Presiden Joko Widodo, bahwa Sail itu jangan hanya sebuah seremoni, namun harus berdampak positif kepada masyarakat dan bisa mensejahterakan rakyat. Ini harus terjadi di Sail Sabang 2017”.
Pada kesempatan tersebut, Arief Yahya melakukan kunjungan gladi resik jelang acara dengan didampingi Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti, Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara, Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi Don Kardono, Kepala Dinas Pariwisata Reza Fahlevi serta dari pihak panitia dan TNI Angkatan Laut Indonesia. (evi)