JAKARTA, ITN– KONGRES Wanita Indonesia (KOWANI) kembali akan menggelar pameran KOWANI Fair 2018 yang berlangsung di Gedung SME Tower Jakarta pada 24-27 Mei 2018. Penyelenggaraan KOWANI Fair 2018 dengan mengangkat tema “Optimalisasi Kemandirian Perempuan Pengusaha untuk Ketahanan Ekonomi Keluarga” kali ini merupakan rangkaian kegiatan KOWANI selaku tuan rumah GA ICW (General AssemblyInternational Council of Women) ke-35 dan Rembuk Nasional dalam rangka HUT KOWANI ke-90 yang akan diselenggarakan di Yogyakarta pada September 2018 mendatang.
“KOWANI Fair 2018 menjadi wujud komitmen KOWANI untuk memperkenalkan dan mempromosikan serta memajukan pariwisata Indonesia melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pariwisata,” ujar Ketua Umum KOWANI Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo, MPd saat jumpa pers di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (21/5/18).
Sedangkan kegiatan GA-ICW ke-35 menurutnya akan membawa dampak positif bagi perkembangan pariwisata di Indonesia dan khususnya di Kawasan Borobudur dan sekitarnya.
“KOWANI mengundang para duta besar pada acara pembukaan yang rencana akan dibuka oleh Menteri PP-PA dengankeynote speech Menteri Perindustrian,” ungkapnya.
Giwo Rubianto menjelaskan, KOWANI sebagai federasi dari 91 organisasi wanita tingkat pusat yang merupakan payung organisasi wanita di Indonesia mempunyai tugas di antaranya memfasilitasi, mendukung dan memberi penguatan kepentingan untuk organisasi anggota dan salah satu kontribusi nyata KOWANI adalah selama 17 tahun terakhir telah menggelar KOWANI Fair dalam rangka mempromosikan industri kreatif serta menciptakan jalur komunikasi antara produsen, penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya pameran KOWANI Fair 2018 akan menjembatani serta memfasilitasi wanita pengusaha untuk mempromosikan hasil produknya, sekaligus sebagai sarana dalam mencari pasar-pasar baru bagi produknya,” katanya.
Pada KOWANI Fair 2018, menurutnya sengaja mengangkat tema kemandirian perempuan pengusaha untuk ketahanan ekonomi keluarga karena hal ini sesuai dengan salah satu Program Umum Kowani bidang Ekonomi dan Koperasi yaitu meningkatkan pemberdayaan wanita di bidang ekonomi sebagai pelaku usaha dengan memperkuat jejaring usaha secara regional maupun global.
KOWANI pada tahun 2015 menjadi tuan rumah acara side event di CSW-60, NY, dengan membawakan tema “Peran UKM dalam pemberdayaan Perempuan dan Pembangunan berkelanjutan” yang diharapkan dapat memacu wirausaha Indonesia terutama Wirausaha Perempuan untuk lebih kreatif, inovatif dan produktif, dimana KOWANI peduli untuk peluang ekonomi perempuan yang merupakan hal mendasar untuk pembangunan berkelanjutan.
“Dengan memperkuat posisi perempuan dalam masyarakat dan ekonomi, kita akan memiliki multiplyer effect dalam mencapai dan menjangkau tujuan SDG’s terutama pada kemiskinan, kelaparan, kesehatan, pendidikan dan kesetaraan gender,” ujarnya lebih lanjut.
Pada kesempatan yang sama Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar, Sumarni mengatakan, “Pemerintah memberi apresiasi penyelenggaraan KOWANI Fair 2018. Pameran KOWANI Fair 2018 mempunyai dampak langsung terhadap pariwisata Jakarta sebagai destinasi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convetion, and Exhibiton/Event)”.
“Sebagai kota MICE, Jakarta harus banyak terselenggara pameran di antanya pameran KOWANI Fair sebagai ajang mempertemukan memperkenalkan dan mempromosikan serta memajukan pariwisata Indonesia melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pariwisata,” ujar Sumarni.
Ia mengatakan,“Pameran ini sangat tepat momentumnya diselenggarakan di bulan Ramadhan karena masyarakat sedang membutuhkan berbagai keperluan menjelang liburan Idhul Fitri 2018,” kata Sumarni.
Penyelenggaraan KOWANI sebagai tuan rumah GA ICW ke-35 dan Rembuk Nasional dalam rangka HUT Kowani ke-90 di Yogyakarta pada September 2018 mendatang menurutnya akan membawa dampak langsung terhadap kunjungan wisatawan ke Yogyakarta atau Joglosemar (Yogkarta, Solo, dan Semarang) sebagai satu di antara 10 destinasi branding.
“Event GA ICW ke-35 Rembuk Nasional HUT KOWANI ke-90 akan membawa dampak langsung terhadap pariwisata yang tahun ini menargekan 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) 270 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air,” kata Sumarni.
Sementara Ketua Panitia Ony Jafar Hafsah menjelaskan, Kowani Fair 2018 memamerkan produk unggulan dari seluruh Indonesia sehingga dapat mengundang pengunjung baik wisnus maupun wisman dengan target setiap hari 1.200 pengunjung.
“UMKM di sektor pariwisata memilik potensi sangat besar untuk mendorong perekonomian Indonesia. Pariwisata merupakan sektor unggulan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah saat ini,” katanya.
Penyelenggaraan KOWANI Fair 2018 menurutnya bertujuan pertama, untuk meningkatkan perekonomian (organisasi) anggota dan masyarakat melalui penciptaan barang – barang yang inovatif dan kreatif. Kedua, memberikan peluang bagi organisasi anggota dan pengusaha wanita Indonesia untuk dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing dalam memasuki era digital.
Ketiga, meningkatkan kecintaan masyarakat untuk menggunakan produksi dalam negeri dan dapat menggerakkan perekonomian nasional menuju terwujudnya kemandirian bangsa. Keempat, sebagai ajang promosi efektif dan kompetitif dalam pengenalan produk yang bermutu, dan Kelima, sebagai ajang untuk memperoleh manfaat pemasaran dengan memaksimalkan seluruh komponen pendukung.
Selain itu, kontribusi KOWANI fair yakni melalui pemasaran hasil produk di pameran, dan kemajuan perempuan di setiap sektor pembangunan, termasuk pariwisata.
Seperti diketahui KOWANI adalah federasi dari 91 organisasi wanita tingkat pusat yang merupakan payung organisasi wanita di Indonesia, yang terdiri dari organisasi profesi, organisasi keagamaan dan organisasi kemasyarakatan yang berdiri sejak tanggal 22 Desember 1928 melalui Kongres Perempuan Indonesia Pertama di Jogyakarta.
KOWANI senantiasa berperan aktif dalam mewujudkan pengembangan dan kemajuan perempuan Indonesia disetiap sektor dalam mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya, pendidikan, hukum, kesehatan dan politik, untuk kesejahteraan sebagai kontribusi positif negara. (evi)