JAKARTA, ITN – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar program wisata pengenalan (Fam Trip) untuk pelaku usaha perjalanan wisata (TA/TO) dari kawasan Asia Selatan dan Tengah (Asselteng) ke Bali dan Lombok.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Ni Made Ayu Marthini dalam keterangannya, Rabu (23/10/2024), mengatakan kegiatan ini dilakukan melalui skema pemasaran kolaboratif (collaborative marketing) dan sinergi Kemenparekraf/Baparekraf dengan multi stakeholders antara lain Kantor Perwakilan Indonesia (KBRI dan KJRI), maskapai penerbangan, industri perhotelan, usaha perjalanan wisata (TA/TO), restoran, dan atraksi wisata dari dalam dan luar negeri.
“Kegiatan famtrip ini bertujuan untuk menjaga eksistensi Indonesia sebagai top of mind destination di mancanegara khususnya di kawasan Asia Selatan dan Tengah,” ujar Made.
Fam Trip terbagi menjadi dua batch, yaitu batch-1 tanggal 9 hingga 16 Oktober 2024 untuk pasar Iran dan Pakistan. Kemudian batch-2 pada 13 hingga 20 November 2024 direncanakan untuk pasar India, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, Uzbekistan, dan Kazakhstan.
Lokus kegiatan wisata pengenalan pada batch-1 meliputi destinasi Lombok-Mandalika dan Bali, serta akan diakhiri dengan business gathering/tabletop sebagai ajang pertemuan bisnis antara perusahaan asal Asia Selatan dan Asia Tengah dengan mitra industri pariwisata Indonesia.
Pelaksanaan famtrip batch-1 diikuti oleh 15 travel agent/tur operator dari Iran dan Pakistan serta dua media dari Pakistan, dengan mengambil lokus Lombok untuk mempromosikan destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) Lombok-Mandalika.
“Karakter dan profil pasar Iran dan Pakistan diyakini cocok untuk destinasi yang pernah meraih predikat the World Best Halal Tourism Destination dan the World Best Halal Honeymoon Destination ini. Sedangkan pemilihan Bali adalah sebagai salah satu pintu masuk wisatawan mancanegara dan hub menuju berbagai destinasi Indonesia lainnya,” ujar Made.
Kegiatan famtrip Asselteng untuk Iran dan Pakistan dilakukan melalui skema collaborative marketing bersama KBRI Tehran, KBRI Islamabad, Tria Uma Tours & Travel; A&T Holidays, Pullman Lombok Mandalika Beach Resort, Bali Mandira Beach Resort & Spa, The Anvaya Beach Resort Bali, dan Bali Sunset Road Convention Center (BSCC).
Selama berada di Lombok, peserta famtrip mengunjungi tiga Pulau Gili untuk menikmati aktivitas snorkeling dengan menyaksikan keindahan bawah laut di perairan Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Pada hari berikutnya, peserta diajak berkunjung ke air terjun Benang Setokel dan Benang Kelambu.
Kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi Desa Tradisional Ende, Tanjung Aan (Merese Hills) dan kunjungan ke Sirkuit Internasional Mandalika, tempat perhelatan salah satu seri kejuaraan balap motor MotoGP.
Di Bali, perjalanan peserta diawali dengan berkunjung ke Pura Ulun Danu Beratan di Bedugul dan Pura Tanah Lot di Tabanan. Kemudian pada hari berikutnya peserta diajak untuk merasakan keseruan aktivitas watersport di kawasan Tanjung Benoa, dilanjutkan dengan menikmati keindahan Pantai Melasti, serta ditutup dengan menonton pertunjukan Tari Kecak di Pura Uluwatu. Rangkaian agenda famtrip kemudian diakhiri dengan business gathering bersama mitra industri pariwisata Indonesia.
Made berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan khususnya dari wilayah Asia Selatan dan Asia Tengah.
Hingga Agustus 2024, tercatat jumlah kunjungan wisatawan Iran ke Indonesia telah mencapai 6.447 kedatangan, atau meningkat 41,04 persen dari periode yang sama tahun 2023. Sedangkan, kunjungan wisatawan asal Pakistan hingga Agustus 2024 sudah mencapai 13.196 atau naik 56,15 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan yang sangat besar dan signifikan, wisatawan asal Iran dan Pakistan memiliki potensi yang besar untuk digarap.
“Capaian kunjungan wisatawan Iran dan Pakistan ini perlu kita dorong terus dengan berbagai kegiatan promosi, seperti kegiatan famtrip dan Business Gathering, sehingga kunjungan wisman dari kawasan Asia Selatan dan Tengah dapat terus meningkat,” kata Made.
Lebih lanjut Ni Made menyampaikan bahwa Kemenparekraf akan terus melakukan berbagai upaya pemasaran melalui skema collaborative marketing dengan pemangku kepentingan pariwisata baik dari di dalam dan luar negeri, meliputi maskapai penerbangan, TA/TO, perhotelan, dan stakeholder lainnya.
“Famtrip ini diharapkan dapat memberikan dampak langsung yang positif bagi masyarakat dan pelaku usaha industri pariwisata Indonesia, apalagi kegiatan ini diakhiri dengan Business Gathering sebagai ajang untuk memfasilitasi pertemuan antara perusahaan perjalanan dari negara pasar dengan mitra industri pariwisata Indonesia,” kata Made.